BATAM TERKINI
Mulai Hari Ini, Harmoni Hotel Nagoya Batam Tutup Permanen, Ini Ungkapan Kesedihan Karyawan
Setelah 30 tahun beroperasi, Harmoni Hotel Batam resmi menutup kegiatan operasionalnya secara permanen, mulai Senin (14/2/2022) hari ini.
BATAM, TRIBUNBATAM.id – Harmoni Hotel Batam resmi menutup kegiatan operasionalnya secara permanen, mulai Senin (14/2/2022) hari ini.
Hotel yang berlokasi di kawasan Nagoya, Lubukbaja, Kota Batam ini sudah berdiri selama 30 tahun.
Namun akibat menyusutnya kunjungan tamu dari waktu ke waktu, hotel ini tidak sanggup lagi mempertahankan eksistensinya.
Kabar penutupan Harmoni Hotel Nagoya ini dibenarkan oleh Pemilik Hotel Harmoni, Antonius.
Menurutnya, penutupan Harmoni Hotel Nagoya tidak dapat terelakkan lagi.
Situasi pandemi Covid-19 yang belum kunjung usai berakibat pada sepinya kunjungan tamu hotel.
Situasi ini dialami oleh tiga hotel Harmoni yang ada di Batam, baik Harmoni One Hotel Batam Center, Harmoni Suites Hotel Batu Ampar, maupun Harmoni Hotel Nagoya.
“Atas berbagai pertimbangan, hotel Harmoni di Sei Jodoh, Nagoya, ini lah yang kami putuskan tidak beroperasi lagi,” jelas Antonius ketika dihubungi.
Pihak manajemen Harmoni Hotel pun bertanggungjawab terhadap 130 karyawannya yang masih bertahan, dengan memberikan pesangon selama sembilan bulan.
Selain pesangon, manajemen juga merencanakan sebagian karyawan dapat ditampung di dua Hotel Harmoni lainnya yang masih beroperasi.
Baca juga: Gubernur Kepri Ansar Ahmad Bakal Sambut Turis Pertama Jalur Laut dari Singapura
Sementara itu, sebagian lainnya masih akan dirumahkan sembari menunggu investor baru yang akan menanamkan modalnya di Harmoni Hotel.
Karyawan Ungkap Kesedihan
Menjelang penutupan, tampak masih ada aktivitas karyawan di dalam Harmoni Hotel, pada Minggu (13/2/2022).
Meski jumlahnya bisa dihitung jari, namun masih ada beberapa karyawan yang keluar masuk hotel untuk bekerja.
Bahkan, meja resepsionis di lobi hotel masih dijaga seorang karyawan penerima tamu.
Karyawan itu masih bekerja seperti biasa.
Menurut keterangannya, masih ada 9 tamu yang menginap di Harmoni Hotel hari itu.
Menurut pantauan, suasana terbilang cukup sepi.
Selain keberadaan petugas penerima tamu di meja resepsionis, tampak pula seorang turis asing yang duduk bersantai di kursi tunggu lobby.
Sementara itu, beberapa tamu lainnya, yang merupakan wisatawan domestik, satu per satu turun dari kamar hotel, untuk melakukan check out di meja resepsionis.
Di area luar, wartawan TRIBUNBATAM.id sempat bertemu dengan seorang karyawan bagian housekeeping, bernama Minto Hermadi (38).
Minto membenarkan, ia sempat mendengar rencana penutupan yang dikabarkan langsung oleh pihak manajemen hotel kepada para karyawan.
Kala itu, seluruh karyawan Harmoni Hotel dikumpulkan dalam rapat bersama manajemen sepekan yang lalu.
“Iya, kami tahu bakal ditutup, karena manajemen yang mengabarkan langsung. Waktu itu ada meeting bersama seluruh karyawan. Tapi saya libur, jadi hanya mendapat informasi dari teman sekerja,” jelas Minto.
Ketika mendengar kabar itu, Minto mengaku terpukul.
Ia sudah bekerja di Harmoni Hotel selama 9 tahun, dan masih ingin bekerja lebih lama lagi.
Pasalnya, Minto sempat merasakan detik-detik keterpurukan yang dialami Harmoni Hotel selama masa pandemi Covid-19.
Sejak awal 2021, keadaan finansial di Harmoni Hotel sudah memburuk akibat berkurangnya tamu hotel.
Dari 286 kamar yang tersedia, kini paling banyak hanya sekitar 30 kamar terisi.
“Saya sedih harus berpisah dengan teman-teman yang sudah lama kerja bareng. Semua karyawan di sini baik-baik,” ujar Minto. Ia mengungkapkan, Harmoni Hotel sempat tutup selama lima bulan pada masa-masa awal kemunculan Covid-19 di Batam.
Sebelum adanya rencana penutupan permanen ini pun, Harmoni Hotel sudah merumahkan beberapa karyawannya.
Minto jadi salah satu karyawan yang masih bertahan hingga akhir perjalanan Harmoni Hotel.
Menjelang hari terakhir pun, ia masih bekerja. Namun pekerjaannya kali ini hanya sebatas membersihkan ruangan kamar dan memindahkan barang-barang hotel ke gudang.
Usai pengabdiannya di Harmoni Hotel selama hampir satu dekade, Minto mengaku belum punya rencana untuk melamar pekerjaan di tempat lain.
Sementara itu, beberapa rekan kerjanya ada yang beralih profesi menjadi ojek online.
Ia sempat mendengar, pihak manajemen berencana memindahkan beberapa karyawan Harmoni Hotel Nagoya ke dua hotel lainnya yang masih berdiri di bawah manajemen yang sama.
Namun, Minto belum menerima kejelasan tentang nasibnya sendiri sebagai karyawan Hotel Harmoni.
“Saya dengar hanya diberikan pesangon. Beberapa teman lain ada yang mau dipindahkan, tapi kalau saya belum dapat informasi,” ujar laki-laki yang merupakan perantau dari daerah Malang, Jawa Timur ini.
Selama ini, Harmoni Hotel adalah satu-satunya sumber penghasilan yang dimiliki Minto.
Gaji yang diterima Minto setiap bulan digunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup seorang istri dan adik kandungnya.
Padahal, sang istri tidak bekerja, dan adiknya masih harus menempuh jenjang pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK).
“Saya belum tahu mau ke mana habis ini. Belum melamar pekerjaan lain,” tambah Minto.
Disbudpar Batam Minta Pengusaha Hotel Berinovasi
Penutupan permanen Harmoni Hotel di kawasan Nagoya, Kota Batam pun mendapat sorotan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbuspar) Kota Batam, Ardiwinata.
Surat resmi penutupan akan diterima Disbudpar Kota Batam, Senin (14/2/2022) mendatang.
Ardi mengakui, fenomena tutupnya beberapa hotel di Batam selayaknya proses seleksi alam.
Sebagaimana perkembangan bisnis, usaha perhotelan juga mengalami pasang surut.
Namun, tutupnya beberapa hotel di Batam bukan hanya disebabkan karena situasi pandemi Covid-19.
Ada berbagai penyebab para pelaku usaha perhotelan menutup usahanya, seperti masalah finansial, pergantian manajemen, pergantian pemilik, hingga renovasi.
Jika dibandingkan antara situasi pandemi yang berjalan dua tahun lebih, dengan pertumbuhan hotel di Batam, menurut Ardi pengaruhnya tidak begitu signifikan.
“Tidak semua penyebab hotel tutup karena krisis finansial. Kita lihat ada beberapa hotel yang baru dibuka atau sedang membangun, seperti Hotel Mercure di Batam Center, dan Hotel JW Mariott Harbour Bay, yang dibangun selama pandemi,” jelas Ardi.
Ia menambahkan, ada tiga hal yang dapat dijalankan para pelaku usaha perhotelan untuk meningkatkan pertumbuhan usahanya di tengah pandemi, yakni adaptasi, inovasi, dan kolaborasi.
Menurutnya, proses adaptasi sudah berhasil dilewati oleh pelaku usaha hotel di Batam, dengan menerapkan protokol kesehatan dan sertifikasi kesehatan pada tempat usahanya.
Selanjutnya, Ardi mengimbau hotel-hotel tersebut juga berinovasi untuk meningkatkan pelayanannya.
“Ada beberapa hotel yang sudah berinovasi, contohnya seperti mengembangkan dapur makanannya, menerapkan pesan antar lewat online, dan lain-lain. Kemarin saya lihat, hotel Travelodge di Batu Ampar itu sudah menawarkan paket-paket kuliner,” ujar Ardi.
Kemudian, para pelaku usaha perhotelan juga diminta untuk melakukan kolaborasi dengan pelaku usaha lainnya, seperti kerjasama di bidang kuliner, dan pelayanan lainnya.
Kolaborasi ini juga diharapkan dapat meningkatkan promosi dan memperluas jejaring bagi pelaku usaha perhotelan di Batam.
“Alhamdulillah, meskipun wisatawan mancanegara belum banyak yang masuk ke Batam, tapi kita sudah menampung wisatawan-wisatawan domestik dan lokal,” tambah Ardi. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
*Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google