BATAM TERKINI
Penjelasan BMKG Soal Hujan Es di Dapur 12 Kecamatan Sagulung Batam
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberi penjelasan mengenai fenomena hujan es di Dapur 12 Kecamatan Sagulung Batam.
Penulis: Endra Kaputra | Editor: Septyan Mulia Rohman
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Hujan es terjadi di Dapur 12, Kecamatan Sagulung, Kota Batam, Provinsi Kepri, Selasa (29/3/2022).
Warga pun sempat dibuat heboh dengan kemunculan fenomena alam ini.
Menurut mereka, kejadian seperti ini sebelumnya belum pernah ada.
Bagaimana penjelasan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait hal ini?
Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Batam Suratman menyampaikan, terpantau dari citra radar cuaca, bahwa terdapat kumpulan awal yang berpotensi hujan lebat di pulau Batam bagian Selatan dan Barat daya.
"Warna oranye menunjukkan potensi awan hujan yang tinggi/temperatur awan yang lebih dingin dari yang lain," sebutnya sambil mengirim peta kondisi cuaca, Selasa (29/03/2022).
Baca juga: Warga Dapur 12 Batam Heboh Kemunculan Hujan Es, Awalnya Curiga Bunyi Atap Rumah
Baca juga: Indikasi Fenomena Hujan Es, Udara Malam hingga Pagi Terasa Panas, Sempat Terjadi di Batam
Ia pun memberikan penjelasan, bahwa fenomena hujan es/hasil merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Kejadian hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat lebih banyak terjadi pada masa transisi/pancaroba musim baik dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya.
Dimana ada indikasi terjadinya hujan lebat/es disertai kilat/petir dan angin kencang berdurasi singkat.
Pertama, satu hari sebelumnya, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Kedua, udara terasa panas dan gerah diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat ditunjukkan oleh nilai perbedaan suhu udara antara pukul 10.00 dan 07.00 LT (> 4.5°C) disertai dengan kelembaban yang cukup tinggi ditunjukkan oleh nilai kelembaban udara di lapisan 700 mb (> 60 %).
Ketiga, Mulai pukul 10.00 pagi terlihat tumbuh awan Cumulus (awan putih berlapis - lapis), di antara awan tersebut ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepinya sangat jelas berwarna abu - abu menjulang tinggi seperti bunga kol.
Baca juga: Hujan Es Banjiri Desa di Trucuk Klaten, BPBD: Pernah Terjadi di Ngawen
Baca juga: Hujan Es di Bogor, Terdengar Kayak Lemparan Batu Hingga Atap Rumah Bolong, BMKG: Tanda Pancaroba
Tahap berikutnya awan tersebut akan cepat berubah warna menjadi abu - abu / hitam yang dikenal dengan awan Cb (Cumulonimbus).
Lalu, pepohonan di sekitar tempat kita berdiri ada dahan atau ranting yang mulai bergoyang cepat.
"Terasa ada sentuhan udara dingin di sekitar tempat kita berdiri. Selanjutnya, biasa hujan yang pertama kali turun adalah hujan deras tiba-tiba. Apabila hujannya gerimis maka kejadian angin kencang jauh dari tempat kita," sebutnya.
Terahkir, bila 1 sampai 3 hari berturut - turut tidak ada hujan pada musim transisi/pancaroba/penghujan, maka ada indikasi potensi hujan lebat yang pertama kali turun diikuti angin kencang baik yang masuk dalam kategori puting beliung maupun yang tidak.(TribunBatam.id/Endra Kaputra/Bereslumbantobing)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Batam