BERITA CHINA

Ancaman Mengerikan China ke AS dan Australia, Ikut Campur Urusan Taiwan Berarti Perang: Kiamat!

Konflik China-Taiwan membawa perang dingin dengan Barat, yakni AS dan Australia yang dicap Beijing terlalu ikut campur urusannya mengakuisisi Taipeh

kompas.com
ILUSTRASI - Ancaman Mengerikan China ke AS dan Australia, Ikut Campur Urusan Taiwan Berarti Perang: Kiamat! 

TRRIBUNBATAM.id - Konflik China dan Taiwan membawa perang dingin dengan Barat, yakni AS dan Australia yang dicap Beijing terlalu ikut campur urusannya.

Partai Komunis China telah mengklaim Taiwan sejak didirikan sebagai Republik China oleh Kuomintang Nasionalis di bawah Chiang Kai-shek pada tahun 1949, setelah mereka meninggalkan daratan China selama perang saudara.

Republik China (Taiwan) memandang dirinya sebagai negara otonom, sementara China melihatnya sebagai provinsi yang memisahkan diri.

Secara diplomatis, negara-negara barat seperti AS dan Australia tidak mengakui kebijakan 'Satu China' di mana Beijing sebagai pemerintahnya.

Bagi banyak negara, untuk menjaga hubungan diplomatik dengan China, mereka menegaskan tidak akan mengakui Taiwan secara resmi.

Namun AS telah menjual miliaran senjata ke Taiwan dan telah berulang kali mengatakan akan membantu mempertahankan pulau itu dari ancaman militer China.

Baca juga: Tiongkok Protes Keras! Amerika Serikat, Jepang Jalin Kerja Sama Militer, China Gandeng Rusia

Baca juga: Baju Anti Dingin Milik Militer China Diantar Langsung ke Pebatasan India

Beberapa waktu lalu, China telah mengeluarkan peringatan mengerikan kepada Australia, dengan menyatakan bahwa serangan berat akan segera terjadi jika pasukan Australia datang membela Taiwan.

Mengutip Daily Mail, seorang mantan pejabat China telah mengancam Australia dan AS bahwa akan terjadi kiamat jika kedua negara itu bergerak melindungi Taiwan dalam konflik militer.

Victor Gao, yang pernah menjadi penerjemah pemimpin komunis Deng Xiaoping dan sekarang menjadi juru bicara pemerintah China, memperingatkan kekuatan barat untuk tidak ikut campur dalam upaya China mencaplok wilayah yang disengketakan, 180 km di lepas pantainya.

"Mereka yang ingin memblokir penyatuan akan ditakdirkan untuk gagal," kata Gao kepada 60 Minutes.

Dia menambahkan, jika Australia memutuskan untuk berperang bersama tentara AS dalam upaya menghentikan upaya reunifikasi antara daratan China dan Taiwan China, maka akan terjadi hal terburuk yang dapat diimpikan, yakni perang antara China dan Amerika Serikat.

"Itu akan segera meningkat di luar kendali dan itu akan menjadi kiamat, kiamat dan kiamat," tegasnya.

Selain itu, Daily Mail juga memberitakan dalam pernyataan keras yang diterbitkan di tabloid China The Global Times beberapa waktu lalu, pemimpin redaksi Hu Xijin berterus terang dalam analisisnya tentang janji Australia untuk datang membantu Taiwan jika pasukan sekutu AS terlibat dalam konflik.

Baca juga: MEMANAS, Militer China Usir Kapal Perang Negara Adidaya AS di Laut China Selatan

Baca juga: Malaysia Protes Keras, 16 Pesawat Militer China Masuk Wilayah Udara Mereka

"Jika pasukan Australia datang untuk berperang di Selat Taiwan, tidak dapat dibayangkan bahwa China tidak akan melakukan serangan berat terhadap mereka dan fasilitas militer Australia yang mendukung mereka," cuit Xijin.

"Jadi Australia (seharusnya) lebih siap berkorban untuk Pulau Taiwan dan AS," tambahnya.

Kata-kata tidak menyenangkan itu diyakini terkait dengan pernyataan yang dibuat Menteri Pertahanan Australia Peter Dutton, di mana ia mengisyaratkan pasukan Australia akan turun tangan dan membantu AS jika Taiwan diserang China.

Di mata Dutton, langkah itu akan menempatkan Australia dalam posisi kekuatan global.

"(China) sangat jelas tentang niat mereka untuk pergi ke Taiwan dan kita perlu memastikan bahwa ada tingkat kesiapsiagaan yang tinggi, rasa pencegahan yang lebih besar dengan kemampuan kita. Dan saya pikir, itulah cara kita menempatkan diri dalam posisi yang aman, yakni posisi kekuatan," katanya kepada The Australian.

Profesor Peter Dean, Ketua Studi Pertahanan dan Direktur Institut Pertahanan dan Keamanan UWA, mengatakan kepada Daily Mail Australia pada bulan Oktober tahun lalu, bahwa perang merupakan kemungkinan nyata di kawasan itu dalam lima atau enam tahun.

"Anda tentu tidak bisa mengesampingkan potensi penggunaan kekuatan. Jika China sampai pada titik di mana mereka pikir mereka dapat mengambil Taiwan dengan paksa, menang dan sukses, dan mereka berpikir bahwa tekad AS kurang atau tidak akan cukup, mereka dapat didorong untuk mengambil risiko sesuatu yang sangat bodoh," jelas Dean.

Baca juga: AS Larang Investasi di Perusahaan Terkait Militer China, Tiongkok Kian Mesra dengan Rusia

Baca juga: Xi Jinping Akan Ubah Militer China Jadi Pasukan Kelas Dunia, Singgung Modernisasi Pertahanan

Dilansir dari kontan, dia menambahkan melihat situasi akan menjadi jauh lebih berisiko dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Xi Jinping karena dia menjadi lebih otoriter.

Tetapi Dean mengatakan, hal itu adalah apa yang disebut 'perang zona abu-abu' saat ini, dengan China mengisyaratkan sikapnya atas zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ) Taiwan, yang menimbulkan risiko terbesar saat ini bagi keamanan dunia.

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved