RAMADHAN

Adab dan Syarat Iktikaf di Masjid, Ini Keutamaan Mengerjakannya saat Ramadhan

Keutamaan iktikaf adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah. Selain itu, iktikaf sebagai ibadah menghidupkan malam Lailatul Qadar

Tribun Pontianak
Ilustrasi - Adab dan Syarat Iktikaf di Masjid, Ini Keutamaan Mengerjakannya saat Ramadhan 

TRIBUNBATAM.id - Keutamaan iktikaf adalah sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Selain itu, iktikaf juga sebagai suatu ibadah yang dilakukan untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar.

Dari Aisyah ra, "Rasulullah melakukan iktikaf setiap Bulan Ramadhan selama 10 hari, maka ketika di tahun menjelang wafatnya, Rasulullah beriktikaf 20 hari. Dan istri-istrinya beriktikaf setelah itu." ( HR. Bukhori dan Muslim).

Dalam sebuah riwayat diterangkan bahwa selain merupakan sunnah yang dicontohkan nabi, iktikaf bisa menjauhkan diri dari neraka.

Meski begitu, kata dia, bagi orang yang mempunyai derajat yang tinggi seperti para nabi atau para wali, beriktikaf bukan karena surga dan neraka saja.

"Beriktikaf itu berada di rumah Allah, kalau kita datang ke rumah Presiden pasti seneng, nah ini kita datang ke rumah Allah, itu adalah suatu kenikmatan bagi para ulama yang menjadi bagian dari kekasih-kekasih Allah," kata Dosen Syariah Universitas Nahdlatul Ulama Purwokerto, Agus Salim.

Baca juga: Amalan Subuh yang Membantu Muslim Masuk Surga, Lebih Baik dari Dunia dan Isinya

Baca juga: Pahala Dilipatkan 700 Kali dan Ridho Allah Langsung Turun, Amalan Ini Sangat Dianjurkan Dalam Islam

Dilansir dari tribunnews.com, iktikaf adalah berdiam diri di masjid dengan niat untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan memperbanyak ibadah.

Iktikaf merupakan ibadah yang sering dilakukan oleh Rasulullah di malam-malam terakhir Bulan Ramadhan, utamanya di 10 hari terakhir untuk menghidupkan malam kemuliaan Lailatul Qadar.

Banyak hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW sering melakukan iktikaf 10 hari terakhir di Bulan Ramadhan.

Bahkan sebelum wafat, Rasulullah beriktikaf selama 20 hari seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Abu Hurairah.

Syarat dan Tata Cara Iktikaf

Agus menerangkan, Iktikaf dilakulan dalam kondisi suci kemudian menutup aurat.

Iktikat dilakukan di malam hari, di mana seseorang bisa mendirikan salat terlebih dahulu.

"Selain itu, berdiam diri di masjid, tentunya disertai niat," ungkap Agus.

Beberapa ulama menyatakan iktikaf hanya bisa dilakukan di masjid saja.

Namun demikian, ada pula pendapat yang menyatakan iktikaf bisa dilakukan dari rumah.

Adapun tujuan iktikaf dilakukan di masjid yaitu agar tidak terganggu dari orang lain saat proses Iktikaf yang mana jika melakukan di rumah dikhawatirkan bisa terganggu.

Baca juga: Amalan Penambah Pahala di Bulan Ramadhan, Bisa Dikerjakan Kapan Saja dan Disenangi Allah SWT

Dengan begitu bisa disimpulkan bahwa syarat Iktikaf yakni:

- Muslim

- Dalam keadaan suci

- Menutup aurat

- Harus punya niat

- Berada di dalam masjid

Adab Itikaf

Sementara itu, Zulhamdi M. Saad, Lc dalam tulisannya di laman IKADI menerangkan beberapa adab dan ketentuan Iktikaf.

Berikut adab saat melakukan Iktikaf, serta hal-hal yang harus dihindari tatkala sedang iktikaf:

1. Luruskan niat karena Allah SWT

2. Merasakan hikmah dari iktikaf, yaitu ia berputus sementara dari segala keduniaan untuk beribadah

3. Seorang yang iktikaf tidak keluar dari masjid, kecuali hanya untuk memenuhi hajat yang mesti ia laksanakan

4. Tetap menjaga amaliyah ibadah pagi dan sore, seperti zikir pagi dan sore, salat sunat duha, sunat rawatib, salat qiyamullail, salat sunat wudhu, zikir setelah salat dan menjawab azan

5. Berupaya sungguh-sungguh untuk dapat bangun sebelum waktu sholat dengan waktu yang cukup untuk mempersiapkan salat, sehingga dapat melaksanakan salat lima waktu dengan khusyuk dan tenang, bukan justru malah terlambat, apalagi ia sudah beriktikaf di masjid,

Baca juga: Muslim Dapat Syafaat Mengerjakannya, Amalan Sunnah Penambah Pahala, Ini Doa dan Zikir Setelah Salat

6. Memperbanyak amalan sunat dengan melakukan berbagai macam ibadah seperti membaca Alquran, membaca tasbih, memperbanyak membaca tahlil, tahmid, takbir, istighfar, membaca salawat kepada baginda Rosulullah, mentadaburi Al-Quran, membaca terjemahannya, membaca hadits-hadits nabi dan membaca sirohnya.

Sehingga waktu yang ada tidak membuat bosan hanya dengan tidur dan bersenda gurau dengan sesama saudara yang sedang beriktikaf

7. Sedikit makan, minum dan tidur dengan tujuan untuk melembutkan hati dan melatih kekhusyuan hati serta tidak membuang waktu sia-sia

8. Selalu menjaga kebersihan dan kesucian diri dan tempat iktikaf dengan selalu menjaga wudhu.

Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran. Secara ringkasnya adalah menerapkan sunah dalam kehidupan sehari-hari

Hal-hal yang perlu dihindari ketika iktikaf:

- Banyak membuang waktu dengan hal-hal yang sia-sia bahkan tidak ada hubungannya dengan ibadah iktikaf, seperti banyak bersenda gurau, bercerita dan sebagainya

- Berlebihan dalam makan dan minum ketika iktikaf. Karena iktikaf adalah sarana untuk melatih hati dan diri untuk khusyu beribadah, maka makan dan minum yang berlebihan akan membuat berat beribadah dan bahkan menjadi malas ibadah, dan masjid hanya menjadi tempat pindah makan belaka

- Tidur berlebihan, bahkan memarahi orang yang membangunkannya untuk salat dan tilawah Alquran. Ini perlu menjadi perhatian, kerena waktu yang 10 hari sangatlah sedikit jika hanya digunakan untuk tempat pindah tidur, padahal dengan mengikuti iktikaf adalah melatih diri untuk menggunakan waktu di masjid dengan ibadah

Baca juga: Doa dan Dzikir Jelang Buka Puasa Beserta Amalan yang Dianjurkan

Baca juga: Berkah Kemuliaan Menyambut Pagi, Inilah Amalan untuk Muslim Jelang Azan Salat Subuh

- Sebagian kaum Muslimin mengajak anak-anak mereka untuk beriktikaf, namun perlu memerhatikan agar anak-anak tidak mengganggu ketenangan dan kekhusyuan peserta iktikaf lain.

.

.

.

(*/ TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved