Mirip Sakit Cacar, Ini FAKTA Lengkap Virus Cacar Monyet atau Monkeypox
Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet atau monkeypox, yang bisa menginfeksi manusia.
TRIBUNBATAM.id - Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terhadap virus cacar monyet atau monkeypox, yang bisa menginfeksi manusia.
Hewan seperti tupai tali, tupai pohon, tikus berkantung Gambia, dormice, primata dan spesies lainnya, disebut-sebut sebagai inang alami virus cacar monyet.
Namun hingga saat ini belum ada kepastian tentang sejarah virus cacar monyet.
Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengidentifikasi reservoir yang tepat dan bagaimana sirkulasi virus ini bisa bertahan di alam.
Cacar monyet umumnya terjadi di Afrika Tengah dan Barat, dan seringkali di dekat hutan hujan tropis dan semakin sering muncul di daerah perkotaan.
Cacar monyet adalah virus zoonosis, yakni virus yang ditularkan ke manusia dari hewan.
Baca juga: Waspada Penyakit Cacar Monyet, Jubir Kemenkes RI Minta Masyarakat Tak Panik Berlebihan
Baca juga: Kasus Cacar Monyet Jadi Perhatian Dunia, WHO Buru-buru Lakukan Rapat Darurat
Gejala yang sangat mirip dengan yang terlihat di masa lalu pada pasien cacar, meski secara klinis tidak parah.
Dilansir dari World Health Organization (WHO), berikutnya adalah fakta-fakta virus cacar monyet yang penting untuk diketahui.
Virus penyebab cacar monyet Virus cacar monyet adalah virus DNA beruntai ganda yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.
Ada dua clade genetik yang berbeda dari virus cacar monyet, yakni clade Afrika Tengah (Congo Basin) dan clade Afrika Barat.

Clade Kongo Basin secara historis menyebabkan penyakit cacar yang lebih parah dan dianggap lebih menular.
Wabah virus cacar monyet
Cacar monyet manusia pertama kali diidentifikasi pada manusia pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo.
Kasus pertama ditemukan pada seorang anak laki-laki berusia 9 tahun.
Sejak itu, sebagian besar kasus telah dilaporkan dari pedesaan hingga daerah hutan hujan di Cekungan Kongo, khususnya di Republik Demokratik Kongo.
Baca juga: Sejumlah Negara Laporan Temuan Penyakit Cacar Monyet Di Negaranya, Pahami Gejalanya
Baca juga: Apa Itu Cacar Monyet, Berikut Gejala dan Masa Inkubasinya
Sejak tahun 1970, kasus cacar monyet terhadap manusia telah dilaporkan di 11 negara Afrika, yakni Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone dan Sudan Selatan.
Kemudian, pada tahun 2017, Nigeria telah mengalami wabah besar, dengan lebih dari 500 kasus cacar monyet yang dicurigai dan lebih dari 200 kasus yang dikonfirmasi dan rasio kematian kasus sekitar 3 persen.
Penularan cacar monyet dari hewan ke manusia
Penularan cacar monyet dari hewan ke manusia (zoonotik) dapat terjadi dari kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, fan lesi kulit atau mukosa dari hewan yang terinfeksi.
Di Afrika, bukti infeksi virus cacar monyet telah ditemukan di banyak hewan termasuk tupai tali, tupai pohon, tikus rebus Gambia, dormice, berbagai spesies monyet, dan lain-lain.
Dikutip dari kompas.com, reservoir alami cacar monyet pun belum diidentifikasi, meskipun hewan pengerat adalah yang paling mungkin.
Makan daging yang tidak dimasak dengan sempurna dan produk hewani dari hewan yang terinfeksi mungkin juga termasuk faktor risiko.
Orang yang tinggal di atau dekat kawasan hutan mungkin memiliki paparan tidak langsung terhadap hewan yang terinfeksi.
Penularan cacar monyet dari manusia ke manusia
Sementara itu, penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak dekat dengan sekret pernapasan, lesi kulit orang yang terinfeksi, atau benda yang baru saja terkontaminasi.
Baca juga: Virus Cacar Monyet Kembali Infeksi Manusia Setelah 18 Tahun Berlalu, Begini Cara Mencegahnya
Baca juga: Kawanan Monyet Bunuh Ratusan Anjing di India, Diduga Aksi Balas Dendam
Usai Penularan melalui partikel pernapasan biasanya memerlukan kontak tatap muka yang berkepanjangan.
Penularan cacar monyet juga dapat terjadi melalui plasenta dari ibu ke janin (yang dapat menyebabkan cacar monyet bawaan) atau selama kontak dekat saat dan setelah kelahiran.
Sementara kontak fisik yang dekat merupakan faktor risiko untuk penularan, tidak jelas saat ini apakah cacar monyet dapat ditularkan secara khusus melalui jalur transmisi seksual.
Studi lebih lanjut diperlukan untuk lebih memahami risiko ini.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)