TIPS

Merawat Baterai HP agar Awet dan Tidak Lemot, Jangan Biarkan Daya di Bawah 20 persen

Baterai merupakan salah satu komponen penting dari banyak perangkat elektronik saat ini, tak terkecuali handphone (hp). 

Editor: Eko Setiawan
()
Ilustrasi HP 

TRIBUNBATAM.id - Baterai merupakan salah satu komponen penting dari banyak perangkat elektronik saat ini, tak terkecuali handphone (hp). 

Namun, baterai punya masa hidup tertentu. 

Pada prinsipnya, baterai lithium-ion yang saat ini banyak digunakan pada smartphone memang punya usia pakai. 

Sehingga, seiring waktu, kemampuan baterai untuk menyimpan daya akan makin berkurang. 

Tapi, kebiasaan menggunakan ponsel dan cara mengisi daya alias ngecas baterai yang salah, bisa mempercepat baterai mendekati kematian alias memperpendek masa pakai baterai. 

Baca juga: Cara dan Tips Merawat Baterai Laptop agar Awet dan Tidak Mudah Rusak

Baca juga: Cara Aktifkan Dark Mode di Google Dokumen, Spreadsheet dan Slide untuk Hemat Daya Baterai

Berikut sejumlah tips untuk merawat dan menjaga kesehatan baterai agar berumur panjang. 

1, Jangan terpapar suhu ekstrem

Suhu ekstrem seperti terlalu panas atau terlalu dingin dapat mengurangi kemampuan baterai menyimpan energi.

Apple menyarankan suhu yang "nyaman" bagi baterai adalah 16 hingga 22 derajat Celcius.

Sebaiknya baterai ponsel tak dipapar di situasi dengan suhu yang lebih dari 35 derajat Celcius.

"Lithium-ion stres ketika terkena panas," tulis Battery University. 

Sehingga baiknya tidak menggunakan ponsel saat berada di daerah atau lingkungan yang sangat panas, misal ketika sauna, menaruh di dashboard mobil saat siang hari, menaruh di bawah bantal, atau menggunakannya pada situasi panas ekstrem lain. 

2. Jangan taruh freezer

Samsung juga menyarankan agar pengguna tidak menyimpan baterai ponsel yang masih baik ke dalam freezer.

"Ini tidak benar dan dapat merusak baterai Anda," tulis Samsung.

3. Jangan gunakan ponsel saat diisi

Karena baterai ponsel tak tahan panas, maka disarankan pengguna tidak menggunakan ponsel saat ia sedang mengisi daya. Hindari mengisi saat sedang bermain game atau menonton video. 

Baca juga: DAFTAR Harga iPhone Terbaru Bulan Juni 2022 di iBox, iPhone 11 Mulai Rp 7 Jutaan

Baca juga: INI Daftar Harga HP Samsung Terbaru Juni 2022, Galaxy M12 Mulai Rp 1,7 Jutaan

Sebab, baterai akan menjadi panas dalam proses pengisian. Jika ponsel digunakan main gim, dipakai secara intensif, atau aktivitas berat lain yang menyebabkan baterai panas, maka ini akan memperburuk kesehatan baterai. 

Kebiasaan ini akan membuat baterai panas dan mengurangi kemampuannya menyimpan daya. Di iPhone terdapat fitur untuk mengecek kesehatan baterai untuk menunjukkan kapasitas baterai sebenarnya. 

Misal ponsel sudah terisi 100 persen, namun ketika dilihat lewat fitur ini kapasitas baterai sebenarnya 93 persen saja. 

Selain membuat baterai lebih panas, hal ini juga merusak sebagian sel baterai. Istilah teknis untuk hal ini adalah pengisian parasit (parasitic load). 

Pengisian daya parasit ini buruk untuk sel baterai karena ia akan mengalami siklus mini pengisian dan pengosongan daya yang mengurangi umur baterai, seperti ditulis Android Authority. 

4. Ponsel tak dipakai? Baterai mesti terisi 30-50 persen

Baterai pada ponsel yang tak dipakai dalam jangka waktu lama lebih baik disimpan dalam kapasitas 30-50 persen. 

Hal ini bakal menjaga baterai tetap prima. Apple dan Samsung menyarankan setidaknya baterai tersisa 50 persen jika ponsel akan disimpan dan lama tidak digunakan. 

5. Jangan biarkan baterai di bawah 20 persen

Samsung menyarankan agar baterai tidak dibiarkan kurang dari 20 persen.

Pada tipe baterai yang lebih lawas seperti NiCd atau NiMH memang disarankan untuk sering mengosongkan baterai untuk menjaga kapasitas baterai tetap 100 persen.

Tapi, tidak demikian dengan baterai Li-ion yang banyak digunakan untuk smartphone.

"Membiarkan ponsel mati total akan mengurangi masa pakai. Sangat baik jika tidak membiarkan baterai ponsel di bawah 20 persen" tulisnya.

'Ngecas' Berlebih

Ada dua pendapat soal pengecasan berlebih. Maksudnya adalah pengecasan yang ditinggal tidur atau terlalu lama membiarkan baterai tersambung listrik ketika sudah 100 persen.

Baca juga: Cara Tukar Poin Telkomsel dengan Paket Data atau Voucher Belanja Beserta Cek Jumlah Poin di HP Kamu

Baca juga: Cara Mengatasi HP Lemot, Salah Satunya Jangan Terlalu Banyak Instal Aplikasi

Satu sisi menyebut pengisian daya yang terlalu aman, karena produsen ponsel sudah menyertakan cip. Cip ini akan memutus daya otomatis jika baterai sudah 100 persen untuk menghindari overcharging.

Hal ini disepakati oleh Daniel Abraham, ilmuwan senior di Laboratorium Argonne dan Ronald Ho, Project Manager Google.

"Anda tidak akan bisa mengisi daya ponsel berlebihan," kata Daniel dikutip Digital Trends.

Sementara ahli dari Batterie Ingenieure menyarankan pengguna tidak mengisi baterai berlebih semalaman. Sebab, hal ini bisa mengurangi efektivitas baterai menyimpan energi.

Terkait pengecasan berlebih, Android Authority juga menyoroti soal fitur fast charging alias pengisi daya cepat.

Fitur ini memang tengah populer. Namun, mengisi daya dengan voltase tinggi menyebabkan baterai lebih panas saat dicas. Sehingga disarankan untuk mengisi daya 15-20 menit saja pada ponsel dengan fitur ini.

7. Jangan isi ulang hingga 100 persen

Menurut situs yang mengulas tentang baterai, Battery University, baterai Lithium-ion memiliki performa terbaik jika kapasitasnya ada di antara 20-80 persen.

Sebab, pengisian daya secara penuh bisa membuat baterai 'tertekan'.

"Biarkan tetap terisi sebagian karena lebih baik daripada terisi penuh," tulis Battery University.

Pengisian baterai pada kapasitas 20 hingga 80 persen dapat menjaga voltase lebih rendah dan memperpanjang masa pakai baterai.

Lebih sering mengecas lebih baik

Hal ini masih terkait dengan tips soal jangan isi baterai hingga 100 persen.

Menjaga ponsel di angka 20-80 persen berarti membuat pengguna akan lebih sering melakukan pengecasan.

Sering mengecas ponsel tidak akan berpengaruh pada usia baterai. Sebab Apple menjelaskan satu siklus pada baterai Li-ion dihitung tidak berdasarkan dari waktu pengecasan satu ke pengecasan berikutnya.

Tapi satu siklus terjadi dari jika angka 100 persen tercapai tak peduli berapa kali pengecasan dilakukan.

Contoh, awalnya baterai terisi 100 persen, ponsel dipakai dan tersisa 25 persen. Pengguna lalu mengisi baterai lagi hingga penuh.

Ini belum terhitung satu siklus. Satu siklus baru terjadi ketika baterai yang terisi penuh terpakai 25 persen kemudian.

8. Gunakan aksesoris bawaan ponsel

Menggunakan aksesoris bawaan juga menjaga baterai dari panas berlebih (overheating).

Setidaknya belilah aksesoris yang berkualitas jika tak memiliki aksesoris asli. Kualitas yang buruk bisa membuat baterai panas dan hal terburuknya, meledak.

Penggunaan aksesoris yang bukan asli juga sebenarnya diperbolehkan, asal Anda memperhatikan standarnya apakah telah sesuai dengan standar ketentuan ponsel.

(*/TRIBUNBATAM.id)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved