BATAM TERKINI

Jelang Idul Adha Harga Sembako Mahal, Pemko Batam Diminta Gelar Pasar Murah

Anggota DPRD Batam, Muhammad Syafei meminta Pemko menggelar pasar murah untuk membantu warga yang kini sedang menghadapi mahalnya harga pangan.

TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah
Anggota DPRD Batam, Muhammad Syafei meminta Pemko menggelar pasar murah untuk membantu warga yang kini sedang menghadapi mahalnya harga pangan. 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Anggota DPRD Batam yang juga Politisi asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Muhammad Syafei mendesak Pemerintah Kota (Pemko) Batam untuk segera menggelar operasi pasar murah.

Permintaan itu menyusul kenaikan harga sembako yang semakin hari semakin naik di Batam

"Operasi itu harus massif. Apalagi jelang Idul Adha nanti. Ini untuk meringankan beban masyarakat," ujarnya saat diwawancarai Tribun Batam usai Rapat Dengar Pendapat (RDP), Kamis (30/6/2022).

Selain itu, Syafei mengatakan, pemerintah juga harus mencari solusi agar kebutuhan pokok masyarakat Batam tak lagi tergantung dengan pemasok dari daerah lain.

Misal, komoditas cabai rawit yang masih didatangkan dari Lombok. Atau cabai keriting juga masih tergantung dengan Kota Medan.

"Petani lokal harus diberdayakan. Agar Batam tidak tergantung daerah lain, tapi mandiri dari hasil sendiri," tegasnya.

Memang, dia mengakui jika pemberdayaan untuk ke arah sana masih cukup sulit untuk dilakukan.

Hal itu tak terlepas dari kendala dalam mengalokasikan tempat sentral atau sawah bagi petani lokal.

Baca juga: Penemuan Mayat di Batam, Rumah Syaril Masih Dipasangi Garis Polisi

Baca juga: Harga Cabai Merah di Batam Sekilo Tembus Rp 120 Ribu, Naik Dua Kali Lipat

"Begitu juga dengan pupuknya atau alokasi lahan," kata pria yang duduk di Komisi II DPRD Batam tersebut.

Pantauan TRIBUNBATAM.id, harga komoditas kebutuhan pokok memang masih tinggi.

Satu di antaranya adalah cabai. Harga cabai rawit saja tembus Rp 100.000 satu kilogramnya.

Sedangkan harga cabai merah sebesar Rp 130.000 per kilogram.

Sumiyati, salah satu pedagang, menuturkan jika harga 'si pedas' itu melonjak drastis sepekan terakhir.

Menurutnya, persoalan cuaca adalah satu diantara banyak faktor.

"Biasanya begitu, kalau sudah cuaca ekstrem harga ikut kena dampak," ujarnya.

Wawako Sebut Pemko Tak Ada Anggaran Pasar Murah

Sebelumnya, Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad sudah menjelaskan jika Pemko Batam saat ini tidak memiliki anggaran untuk menggelar program sembako murah ataupun pasar murah.

Memang selama ini, keberadaan pasar murah diakui sangat membantu dalam intervensi harga di pasar terutama menjelang hari-hari besar.

Untuk itu, melalui forum distributor dan TPID diharapkan sembako murah ini bisa segera dilaksanakan.

"Mungkin dalam beberapa hari ini akan saya follow up lagi. Seperti apa nanti untuk solusi penanganan lonjakan harga ini. Jika memang pasar murah bisa digelar tentu akan sangat baik," ujar Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, Rabu (29/6/2022).

Mantan Kadisperindag Batam ini juga meminta bagian perekonomian untuk berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) dan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Batam untuk segera membahas solusi dari kenaikan harga ini.

"Saya sudah hubungi Pak Zul Arif untuk mencoba berkoordinasi dengan BI dan distributor untuk membahas kenaikan harga ini. Ternyata anggaran operasional tidak ada lagi. Jadi kami akan upayakan melalui TPID dan distributor," paparnya 

Amsakar juga meminta peran serta semua pihak untuk mengendalikan kenaikan harga yang cukup meresahkan ini.

Diakuinya setiap tahunnya Pemko Batam memang menganggarkan kegiatan pasar murah setiap mendekati hari raya Idul Fitri dan menjelang bulan puasa.

Begitu juga dengan sembako murah yang berada di Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Batam

"Saya tadi juga sudah telepon Pak Gustian dan jawaban beliau anggaran sudah tidak ada. Sebab sembako murah juga sudah digelar beberapa bulan lalu. Sekarang kami coba dulu dari BI dan distributor ini," sebutnya.

Amsakar mengungkapkan dalam kunjungan beberapa kepala daerah ke Batam, mereka juga menawarkan untuk MoU terkait pemenuhan kebutuhan pokok di Batam. Namun setelah dihitung oleh Dinas Ketahanan Pangan, dan Pertanian (DKPP) ternyata angka yang ditawarkan tidak masuk untuk Batam

"Pak Mardanis menyampaikan costnya dan modal komoditi yang ditawarkan terlalu tinggi, dan kalau dipasarkan di Batam harganya tinggi. Jadi tidak solusi juga. Makanya implementasi dari MoU yang sudah ada tidak kunjung ada," katanya.

Ia menambahkan sebagai daerah yang mengandalkan daerah lain untuk pemenuhan kebutuhan.

Batam sangat tergantung dari faktor cuaca, moda transportasi pengiriman, hingga harga yang ditawarkan daerah lain.

"Kami berupaya memenuhi pasokan, dan jangan sampai ada kelangkaan," katanya. (TRIBUNBATAM.id/Ichwan Nur Fadillah/Roma Uly Sianturi)


 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved