EMAS HARI INI

INI Waktu Terbaik Membeli Emas untuk Invesatasi Tanpa Harus Tunggu Harga Turun

Ada banyak cara berinvestasi, diantaranya membeli emas. Pilihlah emas batangan atau koin, karena nilai jualnya yang relatif besar.

TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN
Foto ilustrasi pengunjung melihat-lihat emas batangan sebelum memutuskan untuk membeli di Butik Emas Logam Mulia Antam, Kota Bandung, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNBATAM.id - Ada beragam tujuan orang untuk membeli emas.

Ada yang bertujuan untuk investasi atau sekadar perhiasan yang bisa dikenakan setiap saat atau waktu tertentu. 

Untuk itu, sebelum membeli emas, tetapkan dahulu tujuan Anda.

Jika ingin berinvestasi, pilihlah emas batangan atau koin, karena nilai jualnya yang relatif besar.

Sedangkan untuk perhiasan sekaligus tabungan, maka bisa memilih emas yang memiliki kadar yang tinggi.

Untuk emas perhiasan, nilai jualnya relatif lebih tinggi jika kemilaunya masih terjaga dengan sangat baik.

Membeli emas bisa dilakukan kapan dan dimana saja.

Namun, ada beberapa tips untuk membeli emas yang dinilai lebih efektif.

Baca juga: Harga Emas Antam dan UBS Pegadaian, Jumat (1/7) Relatif Stabil, Cek Rinciannya

Baca juga: Syarat dan Cara Gadai Emas di Pegadaian 2022, Prosedur Mudah dan Pelunasan Bisa Setiap Saat

Dikutip dari GoldSilver, Analis Senior bernama Jeff Clark menyampaikan, setiap konsumen yang baik akan mempertimbangkan waktu keputusan pembelian mereka.

Anda dapat melihat bahwa rata-rata emas cenderung melonjak selama beberapa bulan pada awal tahun.

Artinya, waktu terbaik untuk membeli emas adalah awal Januari, Maret, dan awal April, atau dari pertengahan Juni hingga awal Juli.

Beberapa orang cenderung mendapatkan harga yang lebih baik tahun ini, daripada menunggu sampai tahun depan.

Berapa pun jumlah yang Anda inginkan untuk kepemilikan jangka panjang, belilah tahun ini.

Dilansir laman Sahabat Pegadaian, tidak perlu menunggu harga emas turun untuk membeli emas.

Sebab, beragam kondisi yang dapat mempengaruhi iklim pasar menjadi labil seperti politik, krisis ekonomi, penawaran–permintaan, suku bunga, serta inflasi akan berpengaruh pada harga emas yang berlaku.

Dengan menggunakan metode Dollar Cost Averaging, nilai tukar akan lebih optimal karena kita tidak harus menebak-nebak kapan harga emas naik dan kapan harga emas turun.

Sebagai informasi, Dollar Cost Averaging adalah upaya untuk menyebarkan transaksi investasi dengan memasukkan jumlah dana yang sama dalam rentang waktu tertentu, ketimbang berinventasi dalam satu waktu sekaligus.

Baca juga: Tips Jitu Memulai Investasi Emas bagi Pemula, Modal Kecil tapi Menguntungkan

Baca juga: Cara Praktis Membayar Kurban Online via Aplikasi Shopee, Simak Panduannya

Sehingga, dengan Dollar Cost Averaging, investor membagi porsi investasi secara rutin setiap bulan.

Apabila membeli emas dalam satu waktu tertentu, akan besar kemungkinan kita menemui kerugian.

Oleh karena itu, kita tidak bisa meramal harga emas dikemudian hari.

Simak simulasi ini agar memahami cara Dollar Cost Averaging bekerja:

Asumsikan harga emas di bulan pertama adalah Rp 1.000.000 per gram.

Namun, kemudian harga emas turun di bulan ke-2 menjadi Rp 750.000 per gram.

Maka kita bisa mendapatkan emas seberat 1,3 gram di bulan kedua tetap seharga Rp 1.000.000.

Lalu, di bulan ke-3 harga emas mengalami penurunan kembali senilai Rp 500.000 per gram.

Dengan begitu, kita bisa membeli emas tersebut seberat 2 gram hanya senilai Rp 1.000.000.

(*/TRIBUNBATAM.id)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved