PENEMBAKAN DI RUMAH KADIV PROPAM
Pertanyaan Ayah Brigadir J yang Saat Ini Belum Terjawab, Dimana 3 HP Milik Anaknya
Samuel Hutabarat ayah dari Brigadir J masih menananyakan dimana ketiga HP milik anaknya. Sebab ia meyakini kalau hp itu bisa membuka kasus tersebut se
TRIBUNBATAM.id, JAMBI - Ayah almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat yakni Samuel Hutabarat masih mempertanyakan terkait kematian anaknya.
Sebab sejauh ini, ia tidak mengetahui dimana handphone milik sang anak berada.
Ketika ditanya kepada kepolisian, polisi menjelaskan tidak menemukan HP milik korban saat terjadi penemabakan tersebut.
Kasus ini semakin menarik perhatian karena ada sejumlah derama muncul yang mengatakan kalau sang anak melakukan pelecehan terhadap istri dari atasannya.
Tragedi penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo, Jumat 8 Juli 2022, yang menewaskan Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat, masih menjadi misteri.
Baca juga: Bimbar Batam Kecelakaan Lagi, Roda Belakang Lepas Hantam Mobil Hingga Hancur
Baca juga: Sempat Bangkrut, Keuangan 3 Shio Ini Bakal Meningkat Pesat di Bulan Juli 2022
Sejumlah kejanggalan yang mencuat ke publik, tidak kunjung terungkap, dan menjadi tanda tanya besar di masyarakat, terlebih keluarga Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Hal tersebut juga selalu menjadi pertanyaan Samuel Hutabarat, ayah almarhum Brigpol Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Menurutnya, ada tiga kunci untuk mengungkap kasus kematian anaknya tersebut.
Pertama, rekaman CCTV di lokasi kejadian. CCTV ini, menurut Samuel akan sangat membantu pengungkapan kasus ini.
Ia menyampaikan, yang disampaikan oleh tim Mabes Polri yang diutus ke rumahnya menyebut di rumah Dinas Kadiv Propam terdapat CCTV, hanya saja tidak ada yang mengarah ke kamar utama, titik inti terjadinya baku tembak.
Hal ini, berbeda dengan yang disampaikan oleh pihak Kepolisian dalam pers rilis, yang menyebut CCTV Rusak 2 minggu sebelumnya.
Kedua, tiga Handphone (HP) korban. Hingga saat ini tidak diketahui keberadaannya.
Samuel berharap, tiga HP anaknya segera dikembalikan, karena di HP tersebut terdapat semua isi percakapan korban dengan pihak keluarga, termasuk dengan siapa saja korban berkomunikasi sebelum kejadian.
Ketiga, kronologis penembakan. Samuel merasa sangat janggal dengan apa yang disampaikan kepolisian.
Di mana, Brigpol Nofriansyah disebut lebih dahulu mengambil senjata dan menembak ke arah Bharada E, rekan sesama polisi yang disebut menjadi lawan Brigpol Nofriansyah baku tembak.
Ia mengeluarkan 5 tembakan ke arah Bharada E, tetapi tidak satu pun mengena sasaran, meski jarak tembak hanya berkisar 5 sampai 7 meter.
Saat itu, Bharada E sempat menghindar dan langsung membalas tembakan ke arah Nofriansyah. 7 Peluru bersarang di tubuh Nofriansyah, dan membuat dia tewas.
Sebagai orang awam, kata Samuel, hal tersebut sangat janggal. Jarak tembak 7 meter tidak satupun yang mengena sasaran.
"Kita orang awam saja menilai, katanya anak saya nembak duluan secara membabi buta dari jarak 7 meter dan tidak ada kena, lawannya menghindar sembari menembak ke anak saya dan semua tembakannya kenak," ungkap Samuel, melihat kejanggalan tersebut.
Ia berharap, Tim Khusus (Timsus) dan Komnas HAM dapat bekerja secara transparan dan independen dalam mengungkap kasus ini. (tribunjambi.com)
Artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Tiga Kunci Pengungkapan Kasus Penembakan Brigpol Yosua, Ayah: 3 HP Korban, CCTV, dan TKP