LINGGA TERKINI
Camat Singkep Lingga Meradang, Pengusaha Abaikan Undangan Resmi Pemerintah
Camat Singkep Lingga, Agustiar meradang karena banyak pengusaha yang mengabaikan undangan resmi pemerintah untuk membahas dampak kenaikan harga BBM
Penulis: Febriyuanda |
LINGGA, TRIBUNBATAM.id - Camat Singkep Lingga, Agustiar meradang karena banyak pengusaha yang tak memenuhi undangan pertemuan yang akan membahas dampak kenaikan harga BBM.
Pihak kecamatan memang menggelar pertemuan dengan sejumlah kalangan untuk membahas penyesuaian kenaikan tarif bersama pemerintah Kecamatan Singkep, Kabupaten Lingga, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Agustiar menjelaskan, pengusaha yang diundang sebanyak 20 pengusaha, retapi hanya ada 6 pengusaha yang datang menghadiri undangan, yang terdiri dari pengusaha toko kelontong dan toko elektronik.
Kemudian, mereka yang tidak menghadiri undangan ini menurutnya sangat tidak menghargai pejabat daerah.
Khususnya wilayah kecamatan singkep, mereka telah mengabaikan undangan yang sudah diundang secara resmi.
"Kita sudah mengundang pengusaha melalui surat resmi, dan mereka tidak menghargai dan mengabaikan undangan itu," ujar Camat degan nada kesal.
Alasan mereka tidak hadir dalam forum ini, Agus sendiri belum mengetahui.
Baca juga: Film One Piece : RED Main di Batam, Tiket di Cinepolis MB 2 Dijual Rp 40.000
"Dan pentingnya pengusaha kita undang supaya ada kesepakatan antara pengusaha dan buruh, terkait kenaikan penyesuaian upah buruh," jelasnya.
Dalam pertemuan tersebut dia menjelaskan, ada tiga unsur sudah dipertemukan, yakni pengusaha, buruh laut, buruh darat dan becak melalui wadah federasi SPSI Kabupaten Lingga.
"Pertemuan tersebut sifatnya penjajakan penyesuaian tarif yang mengacu kepada kenaikan harga BBM.
Mudah-mudahan degan acuan itu bisa menjadi dasar kita untuk perhitungan angka buruh laut, darat dan becak serta kapal," ujarnya.
Sementara bidang penyelesaian hubungan industrial F-SPSI NIBA Lingga, Adi.s mengucapkan terima kasih kepada camat singkep yang telah memfasilitasi dan mendengarkan keluhan para pekerja
Baik buruh bongkar muat dan becak yang ada di Dabo Singkep, yang sejak tahun 2013 sampai dengan sekarang belum ada kenaikan upah dan ongkos angkut.
Dia berharap, dengan adanya kenaikan BBM ini, buruh bongkar muat dan becak di Dabo dapat merasakan ke naikan upah yang layak.
"Sehingga nantinya tidak ada lagi pekerja baik buruh laut, darat dan becak yang tidak terakomodir dan terlayani," katanya. (TRIBUNBATAM.id/Febriyuanda)