BERITA KECELAKAAN
Kecelakaan di Semarang Jateng, Seorang Warga Banyumanik Tewas di Tempat
Warga Banyumanik meninggal dunia di lokasi kecelakaan yang terjadi di Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Polisi mengungkap kronologis lakalantas itu.
SEMARANG, TRIBUNBATAM.id - Kecelakaan di Jalan Setiabudi Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng) menewaskan seorang warga bernama Ahmad Yuda.
Warga Banyumanik Semarang, Jateng yang menjadi korban kecelakaan itu, sedang mengendarai sepeda motor Honda Vario dengan nomor polisi H 4396 ALG di Jalan Setiabudi nomor 116, depan Gerbang Semesta Sumurboto Banyumanik, Semarang.
Kanit Laka Satlantas Polrestabes Semarang AKP Adji Setiawan mengungkap penyebab kecelakaan hingga warga Banyumanik Semarang Jawa Tengah itu tewas.
Polisi menduga kendaraan yang dibawa Ahmad Yuda terlalu oleng ke kanan hingga melebihi marka tengah dan terjatuh.
Hingga kendaraan tidak dikenal melaju dari arah berlawanan dan kecelakaan tak terelakkan.
Baca juga: Kecelakaan di Pangandaran, Truk Masuk Jurang 50 Meter Gegara Jalan Licin

"Yang bersangkutan meninggal dunia di lokasi kejadian. Jenazah selanjutnya dibawa ke RSUD Kariadi Kota Semarang, ungkap AKP Adji Setiawan saat dihubungi Tribun Network, Selasa (27/9/2022).
Hasil pemeriksaan sementara mengungkap jika korban tewas dalam kecelakaan itu mengalami cidera pada bagian kepala.
Kendaraan yang digunakan korban pun rusak.
Bagian bodi depan sepeda motor pecah.
"Kendaraan bermotor tak dikenal (identitas tidak diketahui) rusak tidak diketahui," ucapnya.
TITIK Rawan Kecelakaan di Tol Trans Jawa
Kecelakaan di Jawa Tengah (Jateng), khususnya di Tol Trans Jawa menjadi sorotan berbagai pihak.
Baca juga: Kecelakaan Beruntun di Madiun Libatkan Tiga Kendaraan, Satu Orang Tewas di Tempat
Berita duka pun datang bertubi-tubi dari kecelakaan lalu lintas (lalin) di Jalan Tol Trans-Jawa.
Tak sampai dua bulan, kecelakaan dengan fatalitas tinggi atau menelan korban meninggal dunia terus terjadi secara berturut-turut.
Peristiwa yang paling menyita perhatian adalah yang merenggut nyawa Wakil Menteri Pekerjaan Umum (PU) periode 2009-2014 Hermanto Dardak di Tol Pemalang-Batang.
Kecelakaan lalin ganda tersebut terjadi di Km 341+400 B yang melibatkan dua unit kendaraan, minibus Kijang Innova bernomor polisi B 2739 UFZ yang dikemudikan oleh AS (sopir Hermanto Dardak) dengan truk Hino golongan III bermuatan tepung dengan nomor polisi K 1909 BH yang dikemudikan oleh S (31).
Baca juga: Kecelakaan Maut di Tol Bawen-Ungaran, Elf Tabrak Truk hingga Terseret, Lima Orang Tewas
Selanjutnya, terjadi lagi kecelakaan maut di Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah, tepatnya di Km 253+00 Jalur A, Minggu (18/9/2022) sekira pukul 14.15 WIB yang menewaskan lima orang.
Sementara itu, tujuh korban lainnya menderita luka ringan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ungaran Kabupaten Semarang.
Satu hari setelahnya, kecelakaan maut lagi-lagi terjadi.
Kali ini, di Tol Pandaan-Malang Km 77 B, Minggu (25/9/2022) pukul 17.15 WIB, menelan satu korban meninggal dunia.
Kecelakaan maut beruntun ini tentu saja mengkhawatirkan dan menimbulkan pertanyaan besar, amankah berkendara di Jalan Tol Trans-Jawa?
Hal ini mengingat hampir setiap hari ada kecelakaan di jalan tol dengan fatalitas tinggi.
Koordinator Indonesia Toll Road Watch (ITRW) Deddy Herlambang mengaku prihatin dan sangat mengkhawatirkan kecelakaan lalin yang mengakibatkan sejumlah pengendara dan pengguna tol meninggal dunia.
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini, 5 Orang Tewas 7 Lainya Luka Parah, Berikut Kronologis Kejadian
Kendati fatalitas tersebut disebabkan oleh laju kendaraan dengan kecepatan tinggi yang tidak disertai kemahiran pengemudi mengendalikannya akibat faktor kelelahan, Deddy menggarisbawahi faktor krusial lainnya yakni keamanan jalan tol.
Menurut catatan ITRW, ada tiga ruas yang masih sangat berbahaya dan karena itu butuh konsentrasi tinggi untuk melintasinya, yakni Tol Cikopo-Palimanan (Cipali), Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), dan Tol Batang-Semarang.
"Tol Batang-Semarang itu ada dua titik yang sangat rawan dan berbahaya yakni Km 355 dan Km 358," ujar Deddy kepada Kompas.com, Senin (26/9/2022).
Jalan tol ini dinilai berbahaya dan rawan karena minim penerangan jalan, akibatnya kondisi di ruang-ruang jalan utama (main road) gelap gulita sehingga perlu konsentrasi tinggi.
Bila terus berkendara dengan konsentrasi tinggi tanpa jeda selama lebih dari dua jam, akan menyebabkan pengemudi cepat lelah hingga akhirnya mengantuk (sindrom kelelahan kronis).
Baca juga: Kecelakaan Maut, Plt Kepala Dinas Tewas Usai Mobil boks Colt Diesel Hantam Mobilnya
Selain itu, pada arah berlawanan, sorotan lampu jauh (high beam) dari kendaraan lain ikut berkonstribusi menambah akut sindrom kelelahan ini.
"Dua jalur jalan tol tidak dilengkapi dengan peredam silau pada masing-masing markanya. Tentu saja, kondisi ini menambah berat sindrom kelelahan pengendara," imbuh Deddy.
Data Polres Batang mengenai tingkat kecelakaan lalin atau dikenal dengan terminologi accident rate (AR) yang dikutip ITRW, mengonfirmasi betapa berbahayanya ruas tol ini.
Selama kurun Januari hingga 14 September 2022 saja, telah terjadi 300 kecelakaan lalin dengan fatalitas 10 orang meninggal dunia.
"Dari data ini dapat dikatakan bahwa fatalitas kecelakaan lalin di tol ini saja, mencapai 10 persen," cetus Deddy.
Bila pada tahun 2021 terdapat total 400 AR, Deddy memproyeksikan pertengahan hingga akhir September 2022 ini trennya akan terus meningkat.
Baca juga: Kecelakaan Hari Ini di Salatiga, Truk Tabrak Sepeda Motor, Tiga Orang Tewas
Hal ini didukung laporan PT Jasa Raharja mengenai kenaikan santunan kecelakaan lalin 2022 sebesar 17 persen dibandingkan tahun 2021.
Menurut Deddy, angka ini berpotensi akan kembali sama seperti tahun 2019 sebagai puncak kecelakaan lalin di jalan tol.
Meskipun ada ratusan kecelakaan lalin, secara umum Deddy menilai kondisi seluruh jalan tol di Indonesia.
Baik Tol Trans-Jawa, Tol Trans-Sumatera, dan di luar keduanya masih cukup aman dengan skala likert (likert scale) 3/5.(TribunBatam.id) (TribunJateng.com/Muhammad Fajar Syafiq Aufa) (Kompas.com/Hilda B Alexander)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google
Sumber: TribunJateng.com, Kompas.com