Pilkada Batam 2024, Pengamat Sebut Rudi Punya Peran Penting Pilih Amsakar atau Marlin
Pengamat politik di Batam, Linayati Lestari menyebut jika Pilkada Batam nanti bakal menarik. Ketua Nasdem Kepri Rudi juga dinilai punya peran penting
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Situasi politik jelang Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Batam 2024 kian memanas.
Sejumlah nama mulai muncul ke masyarakat Batam. Mulai dari Amsakar Achmad hingga Marlin Agustina Rudi terus dijagokan untuk menjadi orang nomor 1 di Batam selanjutnya.
Melihat situasi ini, pengamat sosial dan politik di Batam, Kepri, Linayati Lestari memberikan analisanya. Ia menyebut jika Pemilihan Wali Kota atau Pilwako Batam nanti bakal menarik.
Bukan tanpa alasan, Linayati beranggapan jika peran Wali Kota Batam sekaligus Ketua DPW Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Kepri saat ini, Muhammad Rudi, punya peran penting.
Itu untuk memberikan rekomendasi calon Wali Kota Batam melalui Partai Nasdem nantinya.
Diketahui, Amsakar Achmad selain jabat Wakil Wali Kota Batam saat ini juga merupakan Ketua DPD Partai Nasdem Batam.
Sedangkan Marlin Agustina, adalah istri Rudi yang naik dari Partai Nasdem saat bertarung pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepri periode 2020. Marlin kini menjabat Wakil Gubernur Kepri.
Baca juga: Partai Nasdem segera Bahas Persiapan Pilwako Batam, Amsakar Marlin Siapa yang Dipilih
"Dalam seluruh lini kehidupan, termasuk tentunya di dunia politik, segala sesuatu yang tidak ada kepastiannya pasti menimbulkan keresahan. Sehingga ruang bagi munculnya sejumlah asumsi menjadi terbuka lebar," ujarnya kepada Tribun Batam, Rabu (5/10/2022).
Masih kata Linayati, celakanya, banyak yang secara spekulatif mengambil keputusan dan pilihan hanya berdasarkan asumsi. Sementara titik berangkatnya sebuah asumsi sering kali jauh dari realita dan kondisi obyektif yang sesungguhnya.
Itulah sebabnya, menurut Linayati lahir pameo dalam bahasa Inggris “Assumption is the mother of confusion”, yang terjemahannya adalah asumsi adalah ibu dari kekisruhan/ keruwetan.
Linayati menilai, membiarkan semakin lebarnya ruang untuk itu sangat berpotensi menghadirkan berbagai asumsi, lewat ketidakpastian yang sengaja dipelihara.
"Lewat rumusan ini, jelang pendaftaran calon wali kota dan wakil walikota Batam begitu lekat dengan ketidakpastian. Melihat Pilwako Batam beberapa waktu ini sudah mulai ramai menjadi bahan perbincangan yang makin marak, mulai dari bahasan elit sampai obrolan kedai kopi. Amsakar sebagai Wawako Batam yang saat ini menjabat punya potensi untuk naik menjadi Batam 1," ujarnya.
Baca juga: Pilkada Batam 2024 Mulai Panas, Kini Muncul Empat Kandidat, Amsakar Marlin Paling Disorot
Begitu pun posisi Marlin yang saat ini menjabat sebagai Wagub Kepri juga punya potensi untuk Batam 1.
"Kalau dilihat dari keinginan Rudi yang akan mendampingi Marlin, tentunya dari yang sepaham dengan konsep yang sudah ditanamkan selaku Wako 2 periode," kata Linayati.
"Sebut saja rekan potensialnya salah satu anggota DPRD Kepri, ada juga petinggi ASN di Batam, ada juga local strong man Batam dari partai besar. Bahkan menurut pengamatan saya ada wacana menggandeng anak muda potensial di Batam," sambungnya.
Menurutnya, temuan penelitian itupun menunjukan bahwa beberapa kota dengan tingkat kemajemukan yang tinggi baik dengan latar belakang etnis, suku, agama, gender, pemanfaatan legitimasi elit/ tokoh dan jaringan identitas, menjadi strategi pemenangan yang cukup efektif dibandingan pemanfaatan modalitas finansial.
Namun demikian, bentuk-bentuk patronase seperti money politic dan vote buying dalam pemilihan kepala daerah juga akan mempengaruhinya.
Mengingat, saat ini Nasdem sendiri masuk jajaran partai elit di Batam.
"Namun Nasdem akan sedikit melemah di Batam apabila kurang bijak merekomendsikan kandidat. Secara survei, hampir seluruh lembaga survei menyatakan Amsakar calon kuat sekalipun ia pindah partai. Namun Marlin juga patut diperhitungkan karena posisinya di Kepri 2 dan figur keperempuanannya,"
"Kalau merujuk pada kepemimpinan Marlin, ada juga kandidat yang bisa diperhitungkan dari PKS yang juga adalah seorang perempuan," katanya.
Hal menarik lainnya, secara aturan Amsakar sudah tidak bisa lagi maju di Pilwako Batam sebagai Wawako.
Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (UU Pilkada).
"Dengan adanya pembatasan ini, diharapkan mengurangi keinginan petahana untuk melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan kaidah-kaidah dan tata pemerintahan, dan demokrasi, serta memberikan kesempatan kepada warga negara lain yang berkompeten sebagai kepala daerah pada periode berikutnya," jelasnya.
Bahkan, Linayati menuturkan, apabila melihat peta politik sekarang, Amsakar Achmad berpotensi tak maju dari partai yang dulu mengusungnya.
Selain itu, ada kemungkinan pula Partai Nasdem linier dengan koalisi yang dibangun oleh pengurus pusat. Yaitu, Nasdem berkoalisi dengan PKS dan Demokrat.
Sehingga, Amsakar memiliki peluang untuk maju melalui Partai Golkar, PPP, dan PAN.
"Beberapa statement dari Partai Golkar menyatakan siap mencalonkan dan mendukung Amsakar secara moril dan materiil. Seperti yang kita ketahui bahwa Isu “cost” politik di pihak Amsakar tidak terlalu menjadi perhatian mendekati 2024. Ada banyak kekuatan di belakangnya yang kemudian memperkuat beliau maju di Wako Batam," kata Linayati.
Ia menyebut, ada beberapa nama yang kemudian sering terdengar akan mendampingi Amsakar. Nama-nama tersebut adalah nama besar dan sudah punya posisi di partainya seperti di Golkar, PPP, PKB, dan PKS.
"Meskipun dalam politik tidak ada yang pasti. Yang pasti itu adalah ketidakpastian. PKS tentu saja menjadi partai yang tidak bisa dipandang sebelah mata, karena PKS adalah partai kader yang kaderisasinya baik, dimana pemilihnya mengakar dan punya pemilih fanatik dan berbeda dengan partai lainnya," pungkasnya. (tribunbatam.id/ichwannurfadillah)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google