KEUANGAN
Harga BBM dan Tarif Transportasi Picu Inflasi 0,05 Persen Selama Oktober 2022
Harga BBM dan tarif transportasi sebagai imbas kenaikan harga BBM disebut menjadi pemicu inflasi sebesar 0,05 persen selama Oktober 2022.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono, mengungkapkan perkembangan nilai tukar Rupiah pada Kamis, 27 Oktober 2022 ditutup di level Rp 15.565 per dolar Amerika Serikat (AS).
Kemudian dibuka pada Jumat, 28 Oktober 2022 di level Rp 15.555 per dolar AS.
"Sementara itu, Yield Surat Berharga Negara (SBN) turun ke level 7,49 persen," ujar Erwin, Sabtu (29/10/2022).
Kemudian, di minggu keempat Oktober 2022, premi Credit Default Swap (CDS) Indonesia 5 tahun, turun ke 136,22 bps per 27 Oktober 2022, dari 156,97 bps per 21 Oktober 2022.
Berdasarkan data transaksi 24-27 Oktober 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik melakukan beli neto Rp 3,02 triliun, yang terdiri dari beli neto Rp 0,21 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 2,81 triliun di pasar saham.
Selama tahun 2022, berdasarkan data settlement sampai dengan 27 Oktober 2022, nonresiden melakukan jual neto sebesar Rp 177,08 triliun di pasar SBN dan beli neto sebesar Rp 74,73 triliun di pasar saham.
Baca juga: Tekan Inflasi, DPRD Dorong Pemko Aktifkan lagi Pasar di Batam yang Mati Suri
Sementara itu, berdasarkan survei pemantauan harga, di minggu keempat Oktober 2022, perkembangan harga diperkirakan inflasi sebesar 0,05 persen (month to month).
Adapun komoditas utama penyumbang inflasi Oktober 2022 sampai minggu keempat, yaitu bensin sebesar 0,05 persen (mtm), tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen (mtm), tahu mentah sebesar 0,02 persen (mtm), serta beras, tempe, angkutan antar kota, dan rokok kretek filter, masing-masing menyumbang 0,01 persen.
Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi atau penurunan harga, yaitu cabai merah sebesar -0,11 persen (mtm), telur ayam ras sebesar -0,07 persen (mtm), daging ayam ras sebesar -0,03 persen (mtm), serta tomat dan daging sapi masing-masing sebesar -0,01 persen (mtm). (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar utami)