BERITA VIRAL
Elon Musk Sesumbar Buat Ponsel Khusus Jika Apple Blokir Twitter
CEO Twitter sesumbar bakal membuat ponsel khusus jika Apple nekat melarang platform media sosial dengan logo burung miliknya di Appstore.
Mengingat Apple merupakan salah satu pengiklan terbesar di Twitter dengan jumlah donasi sebanyak satu juta dollar AS atau setara 755,6 miliar untuk (satuan kurs Rp 15.735).
Namun imbas kebijakan baru tersebut kini Twitter juga terancam kehilangan sumber pendapatan terbesarnya.
KLAIM Rugi 4 Juta Dollar AS Sehari
Kabar tak enak sebelumnya datang dari Twitter Inc yang baru-baru ini dibeli Elon Musk.
Elon Musk yang dikenal karena menjadi Bos Tesla itu menerapkan kebijakan baru etelah membeli Twitter Inc.
Baca juga: Elon Musk Sebut Amerika Serikat Bakal Hadapi Resesi Ekonomi, Pebisnis Lain Cemas
Salah satu kebijakan Elon Musk adalah memangkas pekerja teknik di India.
Twitter di India dilaporkan mempekerjakan pekerja sedikitnya 200 orang.
Dengan aturan yang diterapkan Elon Musk, tepatnya PHK pada pekan lalu menyisakan pekerja tinggal 12 orang seperti diberitakan Bloomberg via Kompas.com.
Saat ini Twitter di India tengah menghadapi kebijakan konten yang semakin ketat di bawah pemerintahan Narendra Modi.
Elon Musk berkicau di Twitternya, @elonmusk bahwa pengurangan pegawai Twitter tidak terelakkan lagi.
Karena perusahaan telah mengalami kerugian sebesar 4 juta dollar AS per hari.
Elon Musk mengatakan pegawai yang berhenti akan ditawari pesangon, 50 persen lebih banyak dari yang seharusnya.
Baca juga: Elon Musk Bikin Harga Bitcoin Melesat Rp 570 Juta per Keping
“Sayangnya tidak ada pilihan lain, karena perusahaan rugi 4 juta dollar AS per hari. Bagi karyawan yang mengundurkan diri kami menawarkan 3 bulan pesangon dengan nilai 50 persen, atau lebih dari aturan legal yang seharusnya,” ujar Elon Musk.
Banyak pihak menilai, pangsa pasar sosial media tumbuh pesat, salah satunya di India.
Perusahaan teknologi lain, seperti Meta Platforms Inc., dan Google Alphabet Inc menganggap India sebagai mesin pertumbuhan utama yang mengandalkan potensi pengguna internet global.