MOTOR LISTRIK
2 Alasan Ini Bikin Program Konversi Motor Listrik Belum Maksimal Berjalan
Dua faktor disebut-sebut jadi penyebab lambatnya konversi motor BBM menjadi motor listrik, yakni pasokan motor BBM dan anggaran yang tersedia
TRIBUNBATAM.id - Dua faktor disebut-sebut jadi penyebab lambatnya konversi motor BBM menjadi motor listrik.
Pasokan motor BBM dan anggaran, yang menjadikan target awal konversi motor listrik 1.000 unit di 2022, tetapi perkembangannya belum signifikan.
Sejalan dengan program subsidi kendaraan listrik yang diinisasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, pihak Kementerian ESDM pun mendorong subsidi mengucur ke konversi motor listrik.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE), Dadan Kusdiana menyatakan saat ini pihaknya mencari kerja sama dengan PT PLN dan PT Pertamina.
Melansir catatan di September 2022, bertepatan pada acara Energy Transition Working Group (ETWG) ke-3 di Bali, PLN mengenalkan 20 unit motor listrik hasil konversi di Kementerian ESDM.
Strategi yang saat ini dijalankan Kementerian ESDM untuk meningkatkan minat konversi ke motor listrik ini mula-mula dengan sosialisasi ke Kementerian/Lembaga lain.
Hal ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah untuk percepatan pelaksanaan program penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
Baca juga: 6 Perbedaan Mencolok antara Sepeda Listrik dan Motor Listrik
Baca juga: 7 Pilihan Motor Listrik dan Harga Lengkapnya Sudah Ada di Indonesia
Salah satu percepatan dalam Inpres tersebut, melalui program konversi kendaraan bermotor bakar menjadi kendaraan bermotor listrik berbasis baterai.
"ESDM tidak punya anggaran, itu kan ada duitnya," kata Dadan, baru-baru ini dilansir dari kontan.co.id.
Dadan menyatakan, pihaknya secara aktif terlibat diskusi soal subsidi kendaraan listrik ini.
Beberapa waktu lalu, Menteri ESDM telah rapat bersama dengan Menko Marves dan Menteri Keuangan.
Melalui rapat itu, program subsidi ini dibahas lebih lanjut di level teknis di Eselon 1 Kementerian ESDM.
Dadan bilang, subsidi ke konversi motor listrik ini tidak hanya membidik subsidi baterainya saja. Melainkan, akan ada perhitungan dari seluruh komponen motor.
"Subsidi ini menurut saya akan menimbang motornya diberikan insentif, tapi dalam artian motornya diberikan insentif sekian perhitungan ada dari baterai juga," tandasnya.
Pada Jumat (2/12), Menteri ESDM, Arifin Tasrif menjelaskan program konversi ini potensial karena rata-rata peningkatan jumlah kendaraan 4,1 persen per tahun.
Pertumbuhan ini didominasi kendaraan roda dua (121 Juta unit tahun 2021).
Baca juga: Kecanggihan Motor Listrik Yamaha E01 yang Resmi Mengaspal di Indonesia
Baca juga: Sempat Misteri, M Nuh Pemenang Lelang Motor Listrik Jokowi Menampakkan Diri, Dielu-elukan Warga
"Program konversi ini diharapkan mampu memberikan dampak sangat signifikan baik efisiensi maupun pengelolaan lingkungan," ujarnya.
Penggunaan motor listrik, lanjut Arifin, akan memberi penghematan yang besar bagi masyarakat dan negara dalam hal pengurangan devisa impor BBM atau Crude.
"Jika semakin banyak masyarakat yang beralih menggunakan motor listrik maka diperkirakan akan menjadi cikal bakal Indonesia membangun industri otomotifnya sendiri," ujarnya.
.
.
.
(TRIBUNBATAM.id)