KEUANGAN

Tips Atur Modal Usaha Sebelum Ajukan Pembiayaan ke Perbankan agar Hasil Maksimal

Modal usaha dapat berasal dari dana yang sudah disiapkan sejak awal maupun pembiayaan perbankan atau lembaga keuangan lainnya.

Tribun News
Modal usaha menjadi kebutuhan yang wajib disiapkan sebelum membuka usaha, simak tips mengaturnya dengan baik, 

TRIBUNBATAM.id - Modal usaha menjadi poin utama dalam membangun sebuah usaha.

Para pelaku usaha harus menyiapkan modal usaha serta perencanaan agar dalam memulai usaha yang akan dikembangkan.

Modal usaha dapat berasal dari dana yang sudah disiapkan sejak awal maupun pembiayaan perbankan atau lembaga keuangan lainnya.

Siapa saja yang mau membuka usaha dapat memanfaatkan pembiayaan dari perbankan.

Beberapa program perbankan bahkan saat ini menyediakan pinjaman mikro tanpa agunan atau penjaminan.

Namun begitu, sebelum mengajukan pinjaman penting untuk seseorang merumuskan terlebih dahulu rencana bisnis seperti apa yang ingin dilakukan.

Hal ini berguna agar permodalan yang didapatkan nantinya dapat dimaksimalkan untuk usaha dan bukan justru lari ke kebutuhan konsumtif.

Baca juga: Sebelum Ajukan Kredit Modal Usaha ke Bank, Ikuti Tips Ini agar Tidak Gagal Bayar

Baca juga: Cara Mengajukan KUR Pegadaian Syariah untuk Tambahan Modal Usaha

Kepala Pembiayaan BTPN Syariah Jambi Mutia Tama Fajriaty mengatakan, dalam menyalurkan pembiayaan ultra mikro pihaknya selalu menanyakan apa usaha yang akan dibuat oleh ibu-ibu penerimanya.

"Kalau belum punya usaha kami kami tanya, kira-kira uang Rp 2 juta bisa jadi apa, kami gali, butuhnya apa saja untuk usaha, cukup atau tidak," ujar dia kepada Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

Dia mengatakan, pihaknya menggunakan akad jual beli barang dalam melakukan pembiayaan.

Dengan begitu, nasabah yang semuanya adalah ibu-ibu prasejahtera tersebut harus mempertanggungjawabkan pembiayaan dengan nota pembelian barang.

Mutia menjabarkan, misalnya pembiayaan yang diberikan sebesar Rp 1,5 juta.

Dari dana tersebut, angka maksimal yang boleh dibelikan alat usaha hanya sebesar Rp 400.000.

"Kami lebih menyuruh ibu-ibu untuk memanfaatkan alat yang ada. Kalau ada meja di rumah, lebih baik digunakan dulu, jadi memaksimalkan yang ada," imbuh dia.

Setelah itu, sisa uang yang ada merupakan modal yang akan dibelanjakan untuk memulai usaha.

Namun, sisa modal tersebut tidak boleh sekaligus dibelikan bahan modal.

Misalnya dalam bisnis makanan, Mutia bilang, pertama-tama modal yang dibelanjakan adalah Rp 200.000.

"Misalnya ada laba jadi Rp 250.000, maka Rp 50.000 tersebut harus disisihkan untuk angsuran sebesar Rp 10.000, dan tabungan Rp 10.000. Sementara Rp 30.000 sisanya disimpan sebagai laba," terang dia.

Selanjutnya, modal belanja bahan baku ditambah sedikit demi sedikit. Hal ini untuk memacu pertumbuhan bisnis.

Di sisi lain, hal ini juga berguna untuk berjaga-jaga ketika bisnis tidak berjalan sesuai harapan.

"Karena masih ada uang modal yang tidak dipakai semua. Yang jelas tidak dibenarkan pembiayaan ini untuk kebutuhan konsumtif," tandas dia.

Sebagai informasi, BTPN Syariah memiliki program Tepat Pembiayaan Syariah yang merupakan pembiayaan tanpa jaminan untuk nasabah inklusi.

Pembiayaan modal kerja ini diberikan kepada ibu-ibu prasejahtera secara berkelompok.

Tak hanya pembiayaan, program ini juga memberikan pendampingan dan pelatihan kepada para nasabahnya.

Nasabah bisa mendapatkan modal usaha mulai dari Rp 2 juta dan akan mendapatkan pendampingan mulai dari mengatur keuangan dan keterampilan dari community officer atau bankir pemberdaya.

(*/TRIBUNBATAM.id)

 

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved