BANK INDONESIA
BI Kepri Gelar Talkshow Bahas Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering Untuk Kendalikan Inflasi
Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri) memberikan perhatian khusus soal stabilitas harga bahan pangan seperti cabai segar di Kepri.
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Konsumsi cabai menjadi salah satu pendorong laju inflasi di suatu daerah, di samping beberapa bahan pangan lainnya.
Maka dari itu, stabilitas harga bahan pangan seperti cabai segar juga menjadi fokus perhatian Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau (BI Kepri).
Asisten Direktur Kepala Tim Perumusan Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah Bank Indonesia, Sudarta, menjelaskan, Bank Indonesia tidak hanya menaruh perhatian pada indikator makroekonomi saja, melainkan juga perkembangan harga pangan yang berkaitan dengan pengendalian inflasi.
"Cabai menjadi salah satu komoditas yang dihitung sebagai salah satu penyumbang terbesar inflasi. Kami harapkan inflasi cenderung rendah dan stabil," ujar Sudarta ketika menjadi narasumber dalam talkshow Optimalisasi Konsumsi Cabai Kering untuk Mendukung Pengendalian Inflasi Pangan, di Grand Batam Mall, Minggu (23/7/2023).
Ia mengungkapkan, harga cabai akan terus naik terutama di bulan Juni - Juni karena faktor-faktor tertentu seperti kegagalan panen, gangguan hama, dan sebaginya.
Selama produksi cabai menurun dan permintaan tetap besar, harganya akan tinggi.
Sementara itu, inflasi tetap diproyeksikan rendah dan stabil. Tahun ini, BI Kepri memantau laju inflasi agar tidak melebihi target yang ditetapkan, yaitu 3,0±1 persen.
Sebab, apabila inflasi terus naik signifikan, maka akan berdampak pada nilai uang yang semakin rendah.
Inflasi yang tidak terjaga juga berpengaruh pada iklim investasi.
Menurutnya, investor akan berpikir dua kali jika ingin menanamkan modalnya pada daerah dengan tingkat inflasi terlampau tinggi dan fluktuatif.
Pada akhirnya, keseluruhan perekonomian daerah tersebut akan menjadi buruk.
"Untungnya inflasi di Kepri ini tergolong sangat baik, secara tahunan menjadi salah satu yang terendah di Indonesia dan terendah se-Sumatera," ungkap Sudarta.
Selama ini, BI Kepri sudah melakukan berbagai langkah untuk menekan inflasi, salah satunya dengan menggerakkan kembali Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di Kepri.
Selain itu, BI Kepri juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan berbagai pihak seperti pemerintah daerah dalam hal distribusi pasokan pangan.
Meski bukan daerah penghasil, untuk menjaga stok pangan di wilayah Kepri, BI Kepri juga terus mendorong dan memfasilitasi lahan-lahan produksi komoditas pangan di beberapa daerah di Kepri, seperti Karimun, Anambas, dan Lingga.
Hal ini guna menjaga pasokan pangan tetap dapat memenuhi permintaan yang terus meningkat.
Jaga Inflasi dengan Penggunaan Cabai Kering
Melalui talkshow ini, BI Kepri pun mengajak masyarakat untuk menggunakan cabai kering sebagai alternatif bumbu masakan selain cabai segar.
Dengan diversifikasi pangan seperti ini, maka tekanan inflasi sedikit banyak dapat dikendalikan.
BI Kepri turut menghadirkan Chef sekaligus Pakar Gastronomi kenamaan, William Wongso, sebagai narasumber talkshow.
Chef William pada siang hari itu menjelaskan perbedaan antara cabai kering dan cabai segar.
"Kalau dari segi rasa nggak ada bedanya masakan dengan olahan cabai kering dan cabai segar. Perbedaan utamanya hanya soal warna, proses memasak, dan aroma," ujar Chef William.
Ia menjelaskan, cabai kering dapat menambah warna merah yang lebih pekat pada masakan, sementara untuk diolah menjadi sambal, cabai kering juga tidak membutuhkan proses yang lama.
Selain itu, cabai kering memiliki aroma lebih intens, tetapi tidak akan terlalu membuat mata pedih ketika mengolahnya.
Ia pun mengakui, cabai adalah komoditas yang rentan mendorong fluktuasi inflasi.
Sebab, cabai yang diproduksi dalam jumlah banyak apabila tidak laku akan dengan cepat membusuk, sedangkan di hari-hari perayaan tertentu, tingkat permintaan cabai dengan jumlah produksinya justru tidak seimbang.
BI Kepri juga menilai, pengendalian inflasi adalah kerja bersama yang membutuhkan keterlibatan semua komponen, baik pemerintah, swasta, maupun masyarakat.
Untuk masyarakat, langkah-langkah yang bisa dilakukan guna menekan inflasi adalah menggunakan pilihan bahan pangan substitusi, salah satunya cabai kering yang menggantikan cabai segar.
Kemudian, masyarakat juga diminta mengonsumsi bahan pangan secara bijak, atau tidak berlebihan, terutama saat mendekati hari-hari besar keagamaan.
Bagi masyarakat yang punya lahan atau area kosong tersendiri di rumahnya, kegiatan bercocok tanam beberapa komoditas pangan seperti cabai, tomat, dan sayuran, bisa jadi pilihan tepat. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Kunjungan Kerjasama, Tribun Batam Serahkan Kliping Liputan ERB 2024 Kepada Bank Indonesia |
![]() |
---|
Survei Bank Indonesia Ungkap Penyaluran Kredit Baru Meningkat pada Triwulan II 2024 |
![]() |
---|
Sinergi Bank Indonesia Road to Gebyar Melayu Pesisir pada STQH Kepri |
![]() |
---|
Filianingsih Hendarta Jabat Deputi Gubernur Bank Indonesia |
![]() |
---|
Hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia BI7DRR Tetap 5,75 Persen |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.