Cerita Dejan Kulusevski Merasa Tak Berharga di Juventus Sejak Max Allegri Jadi Pelatih

LONDON, TRIBUNBATAM.id - Pemain sayap Tottenham Hotspur asal Swedia, Dejan Kulusevski mengakui dia merasa tidak enak, malu dan tidak berharga musim terakhirnya di Juventus.

Namun, Dejan Kulusevski menegaskan dirinya ‘tidak gagal’ selama di Turin.

Dejan Kulusevski bergabung dengan Juventus pada tahun 2020, namun meninggalkan Bianconeri setelah satu setengah tahun, menandatangani kontrak dengan Spurs pada Januari 2022. 

“Periode saya di Juventus adalah kesempatan untuk belajar dari para legenda,” kata pemain internasional Swedia itu kepada The Players’ Tribune.

“Saya mengenal Zlatan ketika dia kembali ke Swedia – pada usia 39 tahun."

Baca juga: Transfer Liga Inggris, Chelsea Incar Vlahovic, Spurs Ingin Permanenkan Dejan Kulusevski

"Dia berkata, Dengar, saya terlalu baik pada kalian. Anda harus menemui saya di Milan.'”

Dejan Kulusevski melakukan debutnya di Serie A saat dipinjamkan ke Parma dari Atalanta pada 2019-2020.

Pada periode itu Dejan Kulusevski dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Serie A.

Pada saat itu Dejan Kulusevski mencetak gol dalam jumlah dua digit (10) dan assist (10) dalam 36 penampilan di bawah asuhan Roberto D'Aversa .

“Ini terjadi di awal tahun 2019, dan tiga bulan berikutnya saya memainkan sepakbola yang luar biasa."

"Jika kami kalah, saya akan kembali ke kamar saya dan menggiring bola dengan bola kecil selama satu jam, memakai J. Cole dengan volume maksimal dan melakukan seratus push-up,” lanjut Kulusevski.

Baca juga: Tottenham Pesta 4 Gol Lawan Aston Villa, Ange Postecoglou: Kami Tumbuh Sebagai Sebuah Tim

“SAya memenangkan Campionato Primavera 1 U19 untuk pertama kalinya di 21 tahun."

"Lalu saya dipinjamkan ke Parma, saya dinobatkan sebagai Pemain Muda Terbaik Serie A pada musim itu, lalu saya dikontrak Juventus.”

Musim pertama Kulusevski di Juventus cukup mengesankan.

Di bawah asuhan pelatih Andrea Pirlo, ia mencetak tujuh gol dan memberikan tujuh assist dalam 47 penampilan di semua kompetisi.

Namun masalah bermula ketika Massimiliano Allegri ditunjuk pada musim panas 2021.

Dejan Kulusevski kemudian tidak menjadi starter reguler di bawah asuhan pelatih kelahiran Livorno itu meski ia mencetak dua gol dan memberikan tiga assist dalam 27 penampilan.

Baca juga: Inter Milan Menang, Unggul 15 Poin dari Juventus, Simone Inzaghi: Nasib Kami Ada di Tangan Kami

“Saya baru saja menjadi starter di Juventus selama enam bulan."

"Anda merasa tidak enak karena telah memberikan hidup Anda untuk memainkan permainan ini, berlatih sekeras yang Anda bisa."

"Anda akhirnya menyaksikan pemain bermain di posisi Anda yang bahkan bukan pemain sayap,” kata Kulusevski seperti dikutip dari football italia.

“Sejujurnya saya merasa malu, bahkan tidak berharga."

"Beberapa orang mulai mengatakan bahwa saya tidak cukup baik, bahwa saya terlalu lambat."

"Dan itu mempengaruhi Anda, 100 persen. Itu normal, itu manusiawi."

"Ketika Anda mulai mempercayainya, itulah iblis yang ada di sana."

“Saya tahu perasaan saya gagal di Juventus."

"Saya pikir itu adalah hal yang aneh untuk dikatakan ketika saya memenangkan dua trofi, bermain di kedua final, dan menentukan salah satunya dengan satu gol dan satu assist melawan mantan tim saya Atalanta."

"Namun dalam enam bulan terakhir itu, memang benar saya mengalami masa-masa sulit."

"Ketika saya datang ke Spurs, saya tidak tahu bagaimana keluar dari spiral negatif ini,” ujarnya.

Pemain internasional Swedia itu bergabung dengan Tottenham dengan kesepakatan pinjaman awal sebesar €10 juta dengan opsi pembelian pada Januari 2022.

Pada musim panas 2023, Spurs menjadikan kepindahannya permanen dengan tambahan €30 juta.

( tribunbatam.id/son )

* Baca berita Tribun Batam lainnya di Google News