DEMO AIR DI BATAM

Cerita IRT Evi Sudah Bertahun-tahun Dilanda Kekeringan Air Hingga Nekat Ikut Demo

Hal itu diungkap Evi, ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya mengurus dan merawat anak. Namun keresehan mendorongnya untuk ikut turun aksi.

Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
Tribunbatam.id/Beres Lumbantobing
Emak-emak Perumahan Putra Jaya turun demo 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ribuan warga perumahan Putra Jaya dan sekitarnya yang berada di Tanjung Uncang menggeruduk kantor BP Batam, Rabu (18/9). 

Kedatangan ribuan massa itu, yakni untuk segera mengakhiri penderitaan hidup atas persoalan air yang telah dirasakan dalam kurun 10 tahun terakhir. 

Hal itu diungkap Evi, ibu rumah tangga yang sehari-hari hanya mengurus dan merawat anak. Namun keresehan mendorongnya untuk ikut turun aksi. 

“Kalau hanya masalah gaji, tak akan kami turun jauh-jauh dari ujung Tanjung Uncang kesini. Saya pun, baru kali ini ikut beginian. Ini sudah menyangkut keberlangsungan hidup kami, air bersih,” ungkap Evi menyebutkan alasannya turun langsung ikut demo. 

Ini dua anak ini mengaku sudah dalam 10 tahun terakhir hidup mereka mengalami keterbatasan air. Kurun waktu 10 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi dia, seolah hidup dihantui pasokan air bersih.

Baca juga: Ancam Datangi DAM Duriangkang, Kepala BP Batam Ingatkan Korlap Demo Air Bersih

“Sebenarnya hati ini sudan sangat marah. Kami kadang terpaksa beli air tangki yang kualitasnya diragukan. Kadang-kadang air itu keruh dan berbau. Tapi, apa boleh buat, kami tak punya pilihan lain,” ujar Evi. 

Jika hujan turun, kata dia menjadi waktu yang tepat bagi keluarganya untuk menampung air. Seluruh tandon air hingga ember dan jeregen akan diiisi penuh. Namun jika musim kemarau tiba, maka penggunaan air seirit-iritnya. 

“Kalau ngandalkan air SPAM ABH, jangan harap lah. Sering tak mengalir sampai ke rumah ujung. Kami yang jadi korban,” tuturnya. 

Selama ini, Evi mengaku keluarganya seolah hidup dipasang gurun. Mencuci pakaian harus ke Laundry, beruntung akhir-akhirnya ada cucian klinkbok. 

“Tak terceritakan lah itu. Gegara ulah ABH ini,” tambahnya.

Baca juga: Warga Tanjunguncang Demo Air, Kawat Duri Dipasang di Pintu Masuk BP Batam

Kekurangan air bersih selama ini membuat aktivitas rumah tangga menjadi lebih sulit. Warga harus menghemat penggunaan air untuk mandi, mencuci, dan kebutuhan memasak. 

Seringkali mereka terpaksa membeli air bersih dari pedagang keliling dengan harga yang tinggi, yang menambah beban ekonomi di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit.

“Kami tidak minta banyak, hanya air bersih yang layak untuk kebutuhan sehari-hari. Kami hanya ingin hidup layak,” tegasnya.

Krisis air bersih di Putra Jaya ini bukan hanya masalah teknis, tapi juga soal kemanusiaan. Dengan adanya perhatian lebih dari pemerintah dan pihak-pihak terkait, diharapkan warga bisa segera mendapatkan hak dasar mereka, yaitu akses terhadap air bersih yang aman dan memadai. (TRIBUNBATAM.ID/bereslumbantobing)

Baca berita Tribunbatam.id lainnya di Google News

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved