HUMAN INTEREST

Nek Mesiyem Menangis Haru, Rumahnya di Teluk Mata Ikan Dapat Bantuan dari Pemko Batam

Nenek Mesiyem menjadi satu di antara korban bencana alam di Batam Januari 2025. Ia menangis haru dapat bantuan Pemko Batam untuk perbaiki rumahnya

Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Ucik Suwaibah/Tribun Batam
TERIMA BANTUAN - Nenek Mesiyem (80) dituntun Wakil Wali Kota Batam, Li Claudia Chandra saat penerimaan bantuan belanja tak terduga korban bencana alam di Kantor Wali Kota Batam, Selasa (11/3/2025) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Perempuan lanjut usia (lansia) itu melangkah pelan, berusaha menjaga keseimbangan di lantai yang terasa sedikit licin di bawah sandalnya. 

Tangannya menggenggam erat tongkat kayu yang sudah menemaninya bertahun-tahun. Tongkat itu menjadi penopang setiap langkahnya. 

Usia perempuan itu sudah 80 tahun. Namun tubuhnya masih berusaha tegak, meski lututnya sering bergetar setiap kali berdiri terlalu lama. 

Ia mengenakan gamis sederhana dengan kerudung merah muda yang menutupi sebagian besar wajahnya. 

Baca juga: Pemko Batam Salurkan Bantuan Rp627,5 Juta bagi Korban Terdampak Bencana Awal 2025

Tatapannya penuh rasa syukur sekaligus canggung, tak biasa berdiri di tengah keramaian seperti ini.

Ia tak pernah menyangka akan berada di sini, di sebuah ruangan besar dengan deretan bendera merah putih berdiri tegak di belakangnya. 

Nama perempuan itu Nek Mesiyem. Pada Januari 2025 lalu, hujan deras dan angin kencang menerpa rumah kecilnya di Teluk Mata Ikan, Nongsa, Kota Batam.

Sebagian bangunan rumahnya rusak. Selasa (11/3/2025) lalu, tangannya bergetar saat menerima bantuan. .

Bukan karena takut, bukan pula karena ragu. Namun lebih karena rasa haru yang sulit dijelaskan. 

Ada banyak orang di sekelilingnya, beberapa mengambil gambar, sebagian lainnya tersenyum ke arahnya. 

Penyerahan bantuan dilaksanakan di Kantor Wali Kota Batam

Seorang perempuan berusia lebih muda darinya, berseragam rapi dengan rambut tergerai sebagian membantunya berjalan, memastikan ia tidak terjatuh.

"Nek, hati-hati ya," suara lembut terdengar di sampingnya.

Nenek itu mengangguk pelan, bibirnya sedikit bergetar. Bukan untuk berkata-kata, tapi untuk menahan air mata yang hampir jatuh. 

Hari ini, ia tak hanya menerima bantuan untuk rumahnya, tapi juga perhatian dari orang-orang yang bahkan tak ia kenal sebelumnya.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved