Human Interest Story
Muhammad Iman Sukses Hasilkan Kopi Sendiri di Bintan
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Bintan, sesekali mampirlah ke Kijang, Bintan Timur.
Penulis: ronnye lodo laleng | Editor: Agus Tri Harsanto
TRIBUN BATAM.id, BINTAN - Kopi bagi warga Kabupaten Bintan, Kepulauan Riau (Kepri) bukan hal baru lagi.
Sudah lama warga di Bintan kental dengan tradisi minum kopi di kedai kopi.
Bagi wisatawan yang berkunjung ke Bintan, sesekali mampirlah ke Kijang, Bintan Timur.
Di sana, terdapat banyak kedai kopi yang siap memanjakan lidah wisatawan.
Meski kental dengan tradisi ngopi, Bintan sejak lama bukan menjadi penghasil biji kopi.
Sehingga pada umumnya minuman kopi yang tersedia biji kopinya dari luar daerah.
Oleh para pemilik dan pengelola kedai kopi, biji kopi dari luar diracik dengan gaya khas masing masing.
Tapi, kabar terbaru saat ini di Bintan, tepatnya di Kijang telah ada kebun kopi yang sukses diujicobakan ditanam.
Ini menjadi kabar gembira bagi warga Bintan. Sebab membuka jalan untuk pengembangkan tanaman kopi di masa yang akan datang.
Maklum, Bintan bukan sentra produk tanaman kopi.
Hasilnya bisa dibilang mantap dan oke. Tanaman kopi yang dikembangkan sudah berbuah bahkan sudah dipanen perdana beberapa waktu lalu.
Beberapa biji yang dipanen bahkan sudah disajikan dalam segelas kopi manis.
Hasilnya. luar biasa, cita rasanya sungguh nikmat. Tak kalah dengan kopi lainnya.
Pengrajin kopi ini bernama Muhamad Iman.
Dia merupakan orang dibalik suksesnya pengembangkan budidaya kopi di Bintan.
Pria 42 tahun ini boleh dikata pencinta sejati kopi.
Sangking cintanya pada kopi, berbagai informasi seputar kopi ia cari dari berbagai sumber.
Termasuk youtube. Pengembangan budidaya kopi yang ia telah kembangkan diusahakan secara otodidak alias tanpa pelatihan.
Semuanya serba coba coba. Dan bisa dibilang sukses.
Tukang kopi yang punya kedai kopi paling terkenal di Kijang ini mampu mengembangkan 1000 pokok kopi di salah satu lahan di Bintan Timur, Kabupaten Bintan.
Dengan kegigihan dan keuletannya, lahan kosong itu kini rindang dengan tanaman kopi.
Bahkan Iman sudah berkali-kali panen tanaman kopi itu.
"Saya sudah panen berkali-kali. Sudah berkilo-kilo," kata dia.
Ada dua jenis kopi yang ia kembangkan. Jenis robusta dan arabika.
Untuk karakter lahan ia yang tanami, kopi yang cocok dikembangkan jenis robusta.
Kalau jenis arabika, sepengetahuan dia, syarat tumbuhnya sebaiknya di ketinggian di atas 800 mdpl dari permukaan laut.
"Robusta ini kan bisa di dataran rendah, yang penting butuh perawatan maksimal,"jelas Imam.
Soal perawatan, ternyata kopi tidak ribet. Bahkan hampir sama merawat tanaman umumnya.
Yang penting, kondisi lahannya sesuai alias cocok. Jangan lupa pupuk.
Pemupukan bisa dilakukan tiga kali setahun.
Yakni awal musim penghujan, pertengahan musim penghujan dan akhir musim penghujan. Diselingkan juga dengan kompos.
Saat ini, biji kopi yang telah dipanen sebagian jadi bahan baku minuman kopi di kedai kopi miliknya di Kijang.
Kedai kopi Imam terdapat di Jalan Barek Motor Kijang, dan bundaran tugu Tanjak Kijang.
Di sana, setiap hari banyak penikmat kopi datang sekedar menikmati racikan kopi yang khas.
Terbaru, dia membuka cabang satu lagi di area Sei Lekop.
Dengan adanya kedai kopi ini Iman mampu menyerap tenaga kerja.
Anggotanya sekarang sudah ada 8 karyawan. Dengan gaji Rp 2 - 3 juta rupiah per bulan.
Usahanya ini kini makin sukses, hingga mampu mendapatkan omset Rp 3 -5 juta perhari.
Imam berharap, hasil dari kebunnya nanti bisa dimanfaatkan lebih produktif.
Bahkan bisa bernilai jual ekonomis. Bisa dipasarkan ke masyarakat luas ataupun kedai kedai dan warung yang membutuhkan pasokan kopi. Selain itu tentu juga dikonsumsi sendiri.
Maka itu, Imam berharap kelak bisa punya lahan represtatif untuk mengembangkan pertanian kopi lebih besar. Agar Bintan juga bisa jadi daerah sentra produksi.
"Harapan saya bisa dapat lahan dari pemerintah untuk kembangkan tanaman kopi. Tapi kalau bisa, beli lahan sendirilah buat kembangkan kopi,"kata Iman.
Dengan usaha ini, Imam mampu membiayai keluarga termasuk anak sekolah.
Dia juga sudah memiliki mobil yang dia beli dengan hasil kerja keras menjadi peracik dan jual kopi di Kabupaten Bintan. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).
Kisah Rosyid, Perantau dari Sukabumi Bertahan Hidup di Natuna Lewat Es Cincau Hijau |
![]() |
---|
Kisah Pilu Jos Bocah SD Hidup Tanpa Ayah dan Ibu Tinggal di Rumah Berdinding Bambu |
![]() |
---|
Kisah Pilu Yoga Kurir di Pelambang, Motor Dicuri Harus Ganti 138 Paket dan Terancam Dipecat |
![]() |
---|
Kisah Pilu Guru Honorer di Karimun 3 Bulan Belum Terima Gaji, Fitriawati: Tak Lebaran Kami Tahun Ini |
![]() |
---|
Ibu Muda di Batam Ini Menangis, Bingung Cari Biaya Obati Anaknya, Sempat Melahirkan di Motor |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.