KAPAL TENGGELAM DI BATAM

Aksi Heroik Dedi di Laut Setokok Batam untuk Selamatkan Empat Nyawa: Nyelam, Angkat Kapal

Hampir tujuh jam mengapung di laut, Dedi Marbun alias Topak, korban selamat kapal tenggelam di Batam tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri. 

|
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Dewi Haryati
Ucik Suwaibah/Tribun Batam
KORBAN KAPAL TENGGELAM - Dedi Marbun, salah satu korban selamat dari insiden tenggelamnya speedboat pengangkut pemain sepakbola di Pulau Setokok, Bulang, Batam, saat ditemui Tribun Batam, Kamis (26/6/2025) 

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Hampir tujuh jam mengapung di laut, Dedi Marbun alias Topak, korban selamat insiden kapal tenggelam di perairan Bulang, Batam, Rabu (25/6/2025) lalu, tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri. 

Ia juga memikul tanggung jawab yang lebih besar, menjaga agar anak-anak yang bersamanya tetap bisa bernapas. 

Mereka ber-13 orang, kala itu menumpangi speed boat dari Selat Nenek hendak ke Pulau Setokok, untuk mengikuti pertandingan sepak bola antarkampung.

Namun takdir berkata lain. Perjalanan laut yang awalnya lancar berubah mencekam. Kapal mereka tenggelam. Mereka pun terpencar.

Baca juga: Kisah 2 Pelajar Selamat Kapal Tenggelam di Batam, Maher Menyesal Tak Dengar Kata Ibu

Dari 13 orang di kapal itu, 10 orang di antaranya selamat. Sedangkan tiga lainnya, hingga Kamis (26/6/2025) sekira pukul 20.00 WIB, belum diketahui nasibnya.

Ditemui Tribunbatam.id, wajah Dedi masih menyimpan sisa trauma atas tragedi yang nyaris merenggut nyawanya itu.

Tubuhnya lelah, kakinya masih kram. Bahkan untuk sekadar berjalan pun mesti dibantu. 

Namun rasa syukur dan harapan belum lepas dari matanya.

"Kami dari Selat Nenek pukul 1 siang. Satu kapal isi 13 orang, delapan pemain, tiga penonton, sisanya tim. Gak kepikiran bakal jadi begini. Awalnya cuma bawa tim aja. 3 orang mau ikut, mau nonton katanya. Namanya orang pulau, kalau gak diangkut sekalian, kasihan juga," ujar Dedi pelan, duduk di sebuah warung kecil dekat rumahnya pada Kamis.

Keterangan bapak 4 anak ini, sekira pukul 13.50 WIB, kapal yang mereka tumpangi mengalami mati mesin saat berada di perairan dekat Pulau Setokok

Tak lama, air masuk dari belakang dan kapal perlahan tenggelam dalam posisi tegak, sementara mesin lebih dulu tenggelam ke bawah.

Semuanya panik. Penumpang berpencar. Dalam kekacauan itu, Dedi hanya sempat melihat enam orang di sekitarnya.

"Saya cuma bisa selamat karena pegang speed itu. Tapi itu kondisi speed bukan ngambang, itu sudah tenggelam. Saya yang bolak-balik nyelem, saya angkat-angkat biar mereka bisa pegangan," katanya.

Kedalaman air di titik itu tak dapat ia pastikan, namun perkiraan dalamnya kapal tersebut ke dalam air, mencapai tujuh meter. 

Baca juga: Allah Masih Sayang Saya, Kesaksian Riko Korban Selamat Kapal Tenggelam di Bulang Batam

Tanpa alat bantu, Dedi akhirnya menyelam dan berkali-kali mengangkat kapal itu agar bisa jadi pegangan dirinya dan rekan-rekannya. 

"Gak kehitung lagi berapa kali saya nyelam. Kalau speed-nya tenggelam, saya angkat lagi. Saya pikir, kalau saya lepas, anak-anak ini (Damar dan Maher) ga bisa napas," katanya mengenang kejadian kala itu.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved