Sosok
Kisah AKBP Muhammad Aldy Sulaiman Berulang Kali Lolos dari Maut, Mulai Tenggelam hingga Ditembak
Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaiman memiliki pengalaman yang tak terlupakan, bahkan berulang kali lolos dari maut.
TRIBUNBATAM.id - Kapolres Gowa AKBP Muhammad Aldy Sulaiman memiliki pengalaman yang tak terlupakan, bahkan berulang kali lolos dari maut.
Menjadi seorang polisi, tentunya banyak tantangannya.
Selain melayani masyarakat, seorang polisi harus siap mengorbankan diri demi negara, bahkan nyawa sekalipun.
Inilah yang dialami oleh AKBP Muhammad Aldy Sulaiman.
Ia berulang kali lolos dari maut, mulai dari dikepung 30 orang, tertembak bagian kepala, hingga tenggelam di sungai.
AKBP Muhammad Aldy Sulaiman, pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, pada tahun 1985, lulus dari Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 2006.
Ia pertama kali bertugas sebagai perwira di Provinsi Bengkulu, di mana ia menjabat beberapa posisi strategis di bagian reserse dan kriminal (Reskrim).
Tugas tersebut menuntutnya untuk memimpin tim dalam mengungkap berbagai kasus kejahatan.
Mengungkap kasus kejahatan bukanlah hal yang mudah. Aldy Sulaiman pernah dikeroyok oleh puluhan orang saat hendak menangkap pelaku kejahatan pada 2007.
"Saya pernah dikeroyok oleh kurang lebih 30 orang, saat itu keluarga tersangka memukul kentongan dan meneriaki kami maling, dan saat itulah kami dikepung oleh massa," ungkapnya saat ditemui di rumah jabatannya, Jalan Syamsuddin Tunru, Sungguminasa, Kabupaten Gowa, pada Senin (30/6/2025).
Meski bisa meloloskan diri dari kepungan massa, Aldy memilih untuk mengutamakan keselamatan anggotanya.
"Sebenarnya waktu itu saya bisa meloloskan diri dari kepungan massa, tapi prinsip hidup saya adalah biarlah saya yang paling berisiko. Jadi, saya perintahkan seluruh anggota untuk menyelamatkan diri karena yang saya pikirkan adalah keselamatan anak dan istri anggota saya," jelasnya.
Aldy Sulaiman berhasil keluar dari kepungan massa meski mengalami luka lebam di sekujur tubuh, termasuk pukulan pipa besi di kepala.
Pada 2008, ia kembali mengalami perlawanan dari keluarga pelaku kriminal dan menderita luka bacokan yang masih meninggalkan bekas di lengan kirinya.
"Tahun 2007 saya kena bacok saat menangkap pelaku kriminal. Parangnya saya tangkis pakai tangan kiri, kalau tidak mungkin kepala saya yang kena bacok," tuturnya.
Tak pakai senjata api
Ia menjelaskan bahwa semua kejadian tersebut sebenarnya bisa dihindari jika ia menggunakan senjata api.
Namun, Aldy memilih untuk tidak melakukannya demi menghindari korban di kalangan warga sipil.
"Sebenarnya kami bisa bertindak tegas karena masing-masing anggota memegang senjata api, tapi itu kami tidak lakukan, yang kami hadapi adalah warga sipil yang butuh diayomi," tambahnya.
Selain menghadapi pelaku kriminal, Aldy juga beberapa kali nyaris kehilangan nyawa karena kondisi alam.
Ia pernah tenggelam dan terbawa arus deras saat mengungkap kasus ilegal logging di Bengkulu.
"Pelaku ilegal logging ini menghanyutkan kayu gelondongan melalui sungai ke muara, dan saat kami mengejar kapalnya, kapal kami terbalik dan tenggelam di tengah laut," ceritanya.
Tertembak di Bengkulu
Setelah beberapa tahun bertugas di Polda Bengkulu, pada tahun 2010, Aldy pindah ke Polda Jawa Timur dan kembali menjabat di bagian Reskrim.
Di sana, ia nyaris kehilangan nyawa akibat tertembak oleh pelaku perampokan pada tahun 2016.
"Saya tahu pelaku ini memegang senjata api dan kenapa saya yang pertama masuk dobrak pintu karena saya tahu risikonya dan tidak mau anggota saya yang alami," ujarnya. Tragedi tersebut mengubah hidupnya, mendekatkannya kepada Tuhan.
"Saat itu saya nyaris kehilangan nyawa, peluru bersarang di tengah hidung saya, dan seluruh tim medis memprediksi saya tidak tertolong. Saya berpikir bahwa ini mungkin teguran dari Tuhan agar saya lebih mendekatkan diri kepada-Nya," ungkapnya.
Aldy Sulaiman juga pernah terlibat baku tembak saat mengejar pelaku penipuan yang berlindung di kelompok kriminal bersenjata di Papua.
"Kami dibackup oleh Satuan Tugas (Satgas) Anti Separatis Papua, dan alhamdulillah pelaku berhasil kami amankan meski harus diwarnai baku tembak," katanya.
Saat ini, Aldy Sulaiman menjabat sebagai Kapolres Gowa, Sulawesi Selatan, di mana ia menerapkan sistem transparansi dan mendorong penyidik untuk mempercepat penyelesaian kasus.
Dalam waktu sebulan bertugas, ia berhasil membawa Polres Gowa dari peringkat 16 penunggakan kasus menjadi peringkat 2.
"Setelah saya cek, ternyata ada lebih dari 2000 tunggakan kasus laporan masyarakat yang belum diselesaikan. Setelah saya tambah petugas penyidikan, alhamdulillah tunggakan kasus tersebut bisa diminimalisir," kata Aldy.
Namun, menjabat sebagai Kapolres Gowa tidak membuatnya terhindar dari musibah.
Pada Senin (19/5/2025), saat memimpin penggerebekan tambang ilegal, mobil dinasnya ditabrak oleh pengemudi minibus yang ugal-ugalan.
"Alhamdulillah semuanya selamat karena kami menggunakan sabuk pengaman," ujarnya. AKBP Muhammad Aldy Sulaiman berpesan kepada seluruh petugas kepolisian agar selalu mengedepankan pelayanan kepada masyarakat.
"Pengabdian kepada masyarakat adalah hal yang utama sebagai anggota kepolisian," tutupnya.(*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Kisah Kapolres Gowa "Si Kucing 9 Nyawa", Beberapa Kali Lolos dari Maut Saat Bertugas
Perjalanan Karier Edwin Hadiwijaya Wakil Bupati Lombok Timur, Lihat Gebrakannya |
![]() |
---|
Perjalanan Karier Andi Rudi Latif Bupati Tanah Bumbu, Intip Gebrakan Barunya |
![]() |
---|
Perjalanan Karier Subandrio Wakil Bupati Sekadau, Ini Gebrakannya |
![]() |
---|
Perjalanan Karier Haerul Warisin Bupati Lombok Timur, Lihat Gebrakan Apiknya |
![]() |
---|
Perjalanan Karier Habib Muhammad Taufani Alkaf Wakil Bupati Tabalong, Intip Gebrakannya |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.