KAPAL TENGGELAM DI BALI

Identitas Lengkap 5 Korban Tewas Dalam Musibah Kapal Tenggelam KM Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Berikut identitas lengkap lima korban yang ditemukan dalam keadaan tewas dalam musibah kapal tenggelam di Selat Bali. Sejauh ini masih pencarian korba

Editor: Eko Setiawan
Tribun Bali/I Made Prasetia Aryawan
KORBAN - Jenazah korban kapal tenggelam di Selat Bali. Hingga kini jenazah yang ditemukan terakhir sudah berhasil diidentifikasi, yakni Fitri April Lestari (33). 

TRIBUNBATAM.id, BALI - Duka mendalam menyelimuti halaman depan RSU Negara, Bali, sejak Kamis (3/7/2025). Rumah sakit itu kini menjadi pusat kemanusiaan, setelah insiden tragis tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali dini hari tadi mengguncang banyak keluarga.

Sebuah Posko Kemanusiaan Bantuan Korban telah resmi didirikan di halaman RSU Negara.

Posko ini dibuka selama 24 jam untuk memudahkan keluarga korban dalam mencari informasi tentang orang-orang tercinta yang hilang atau telah ditemukan.

Hingga Kamis siang, satu jenazah terbaru yang berhasil ditemukan dan diidentifikasi adalah Fitri April Lestari (33), warga Dusun Simbar 1, Desa Tampo, Kecamatan Cluring, Kabupaten Banyuwangi. Fitri diketahui menumpang kapal tersebut bersama anak keduanya yang masih berusia 3 tahun, Afnan Aqiel Mustafa, dan belum ditemukan.

Selain Fitri, empat jenazah lain yang telah teridentifikasi sebelumnya adalah:

  • Elok Rumantin (33) – Lingkungan Sritanjung, Desa Temenggungan, Banyuwangi.
  • Anang Suryono (59) – Mangunharjo, Probolinggo.
  • Eko Sastriyo (50) – Desa Klatak, Kalipuro, Banyuwangi.
  • Cahyani (45) – Dusun Krajan Kulon, Banyuwangi.
  • Fitri April Lestari (33), warga Dusun Simbar 1, Desa Tampo Banyuwangi

“Jenazah terakhir yang masuk juga berasal dari Banyuwangi. Identifikasi sudah dilakukan,” jelas dr Ni Putu Eka Indrawati, Direktur RSU Negara.

Ia menambahkan, sejak posko dibuka pagi tadi, sudah ada 14 orang warga yang datang menanyakan kabar keluarga mereka. “Kami berharap keberadaan posko ini benar-benar bisa membantu mereka yang sedang dilanda duka dan kebingungan,” tambahnya.

Sementara itu, di Posko ASDP Gilimanuk, tampak sosok Imam Bakri, suami dari almarhumah Fitri, duduk termenung. Wajahnya penuh kecemasan. Ia terus menanti kabar sang istri dan anak yang belum ditemukan.

“Kontak terakhir saya dengan istri, saat dia bilang sudah naik kapal. Setelah itu hilang kabar,” ucap Imam, yang bekerja di Denpasar.

Pukul 03.30 WITA dini hari, Imam menerima telepon dari pihak travel yang mengabarkan insiden nahas tersebut. Pukul 04.00 WITA, ia langsung meluncur ke Gilimanuk.

“Saya masih terus berdoa. Saya berharap anak saya Afnan bisa ditemukan dalam keadaan selamat,” ujarnya dengan suara bergetar (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved