SOSOK

Perjalanan Karier Maidi Wali Kota Madiun, Dulu Guru Geografi, Kini Gebrakannya Bikin Heboh

Perjalanan karier serta gebrakan Wali Kota Madiun periode 2025-2030, Maidi.

Editor: Khistian Tauqid
SURYA.CO.ID/Febrianto Ramadani
REKAM JEJAK KEPALA DAEARAH - Wali Kota Terpilih Madiun 2024, Maidi. Berikut ini adalah perjalanan karier serta gebrakan Wali Kota Madiun periode 2025-2030, Maidi. 

TRIBUNBATAM.id - Berikut ini adalah perjalanan karier serta gebrakan Wali Kota Madiun periode 2025-2030, Maidi.

Maidi didampingi oleh Bagus Panuntun sebagai Wakil Wali Kota Madiun yang terpilih melalui Pilkada 2024.

Pasangan Maidi-Bagus Panuntun memenangkan Pilkada Kota Madiun 2024 berkat memperoleh 65.583 suara.

Beruntungnya Maidi - Bagus Panuntun tidak memiliki sengketa Pilkada 2024 yang harus diselesaikan di Mahkamah Konstitusi (MK).

Oleh karena itu, Maidi - Bagus Panuntun bisa dilantik sebagai wali kota dan wakil wali kota pada 20 Februari 2025.

Sosok Maidi pastinya sudah tidak asing bagi masyarakat Kota Madiun, Jawa Timur.

Namun, perjuangan Maidi hingga bisa menjadi Wali Kota Madiun tentu tidaklah mudah dan sebentar.

Maidi mengawali kariernya dengan menjadi aparatur sipil negara (ASN) di Kota Madiun.

Bahkan, Maidi mengawali kariernya dengan menjadi guru geografi di SMAN 1 Madiun pada 1989-2002.

Perlahan tapi pasti, Maidi mengalami kenaikan jabatan selama menjadi ASN.

Jabatan terakhir Maidi sebagai ASN adalah menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun 2009-2018. 

Kehidupan Pribadi 

Melansir dari Wikipedia, Maidi lahir 12 Mei 1961.

Pria kelahiran Magetan itu menikahi Yuni Sulistyowati dan dikaruniai dua orang anak.

Kedua anak Maidi bernama Hendra Saktiwan dan Hendriani Curtinawati.

Baca juga: Perjalanan Karier I Made Satria Bupati Klungkung, Pernah Jadi Anggota DPRD, Ini Gebrakannya

Riwayat Pekerjaan:

  • Guru Geografi SMAN 1 Madiun 1989-2002;
  • Kepala SMAN 2 Madiun 2002;
  • Kepala Bagian Tata Usaha Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun, 7 Juli 2002;
  • Pj Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun, 7 Juli 2003;
  • Kepala Dinas Pendapatan Daerah Kota Madiun, 6 Desember 2005;
  • Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Madiun 2006;
  • Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Madiun 2009- Februari 2018[5];
  • Walikota Madiun Periode 2019-2024.

Riwayat Organisasi:

  • Pengurus PGRI 2000-2005
  • Ketua KORPRI 2009-2018
  • Kwarcab Kota Madiun

Pendidikan:

  • SD Ngancar 1974
  • SMP Negeri Plaosan 1977
  • SMA Negeri 3 Madiun 1981
  • S1 IKIP Surabaya, Sarjana Pendidikan Geografi 1985 [8] (Drs)
  • S1 Universitas Merdeka (Unmer) Madiun, Sarjana Ilmu Hukum 1996 (S.H)
  • S2 Universitas Satyagama Jakarta, Magister Manajemen 1999 (M.M)
  • S2 Universitas PGRI Adi Buana Surabaya, Magister Teknologi Pendidikan 2002[1] (M.Pd)
  • S3 Universitas Terbuka Surabaya, Doktor Administrasi Publik 2023 (Dr).

Gebrakan Maidi - Bagus Panuntun

Sebagian masyarakat kini dilarang sajikan prasmanan saat gelar hajatan.

Larangan itu dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Madiun, Jawa Timur.

Pemkob Madiun akan menerbitkan aturan agar hajatan tidak lagi menyajikan makanan bagi tamu dengan model prasmanan.

Selain boros makanan, model penyajian makanan secara prasmanan disebut menghasilkan banyak sampah.

Wali Kota Madiun, Maidi mengatakan aturan pelarangan sajian makanan secara prasmanan saat hajatan untuk menekan jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun.

Tak hanya itu, kondisi tempat pembuangan akhir (TPA) yang berada di Kelurahan Winongo pun sudah overload dan menggunung dengan ketinggian 20 meter.

“Hari ini banyak yang gengsi. Mau pernikahan besar-besaran. Akhirnya yang sisa (makanannya) banyak. Kondisi budaya seperti ini harus diubah. Insya Allah saya buat perwal di Madiun. Hajatan boleh di gedung, tetapi jangan prasmanan. Pakai kardus saja,” kata Maidi, melansir dari Kompas.com.

Untuk diketahui jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari di Kota Madiun mencapai 100 ton hingga 120 ton.

Sementara tumpukan sampah yang menggunung di TPA Winongo sudah mencapai ketinggian 20 meter.

Bagi Maidi, penyajian makanan dengan model tidak prasmanan akan menghemat pangan.

Dengan demikian, makanan yang disajikan akan habis sesuai dan tidak dibuang lagi.

"Kita harus hemat pangan. Jangan boros. Kalau kita boros alam tidak akan menjamin ke depan,” ungkap Maidi.

Menurut Maidi, dengan model penyajian tidak prasmanan maka tamu bisa membawa pulang makanan.

Selanjutnya makanan yang dibungkus dalam kardus dapat dinikmati bersama keluarga di rumah.

“Kalau dibawa ke rumah tidak menyisakan makanan. Dan TPA kita tidak berkelebihan. Kalau prasmanan banyak sisa,” tutur Maidi.

Tak hanya itu, demikian Maidi, makan banyak akan berdampak kesehatan seperti penyakit hipertensi.

Terlebih data di Kota Madiun banyak warga yang terkena penyakit hipertensi tinggi. Kondisi itu terjadi lantaran warga banyak makan tetapi tidak diimbangi dengan olahraga.

(TribunBatam.id)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Sebagian atikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul "Alasan Wali Kota Larang Hajatan Pakai Makanan Prasmanan, Ingatkan Warga Tak Boros dan Pakai Kardus"

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved