BERITA KRIMINAL

Pengakuan Pria yang Tikam Mertuanya Hingga Tewas: Hanya Untuk Membela Diri

Kejadian tersebut bukan sekadar tindak kekerasan biasa, tetapi muncul dari cekcok keluarga yang berujung tragedi. Kepada TribunBengkulu.com,

Editor: Eko Setiawan
Romi Juniandra/TribunBengkulu.com
MENANTU TIKAM MERTUA - Pelaku RP saat diinterogasi di Mapolsek Ujan Mas, Kepahiang, Provinsi Bengkulu pada Jumat (15/8/2025). RP mengatakan perbuatannya sebagai bentuk bela diri. 

TRIBUNBATAM.id, KEPAHIANG -  Peristiwa berdarah yang melibatkan hubungan keluarga terjadi di Desa Bumi Sari, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang, Bengkulu, Kamis (14/8/2025) sore.

Seorang menantu, RP (24), tega menikam mertuanya sendiri, Sukran (52), hingga membuat geger warga sekitar.

Kejadian tersebut bukan sekadar tindak kekerasan biasa, tetapi muncul dari cekcok keluarga yang berujung tragedi. Kepada TribunBengkulu.com, Jumat (15/8/2025) siang, RP secara gamblang mengakui perbuatannya.

Ia berdalih tindakannya itu merupakan bentuk pembelaan diri.

“Daripado kito yang keno (daripada saya yang kena),” ucap RP lirih ketika ditanyai soal motif penusukan.
Bermula dari Niat Ajak Anak Jalan-Jalan

RP mengisahkan, sebelum peristiwa berdarah itu terjadi, dirinya hanya berniat sederhana, mengajak anaknya jalan-jalan. Ia mengaku memiliki sedikit rezeki lebih, sehingga ingin menghabiskan waktu bersama sang buah hati.

Namun, niatnya itu ditentang oleh Sukran, mertuanya.

Larangan itu membuat situasi memanas. Perdebatan mulut pun tak terhindarkan.

Dalam hitungan menit, adu argumen antara menantu dan mertua berubah menjadi cekcok yang semakin sengit.

RP mengaku terdesak hingga akhirnya mengambil keputusan fatal menusuk mertuanya sendiri.

“Mengajak anak jalan-jalan bae, karena ada rezeki pulo kan (hanya ingin mengajak anak jalan-jalan saja, karena ada rezeki),” kata RP mencoba menjelaskan alasannya.

Dalam pengakuannya, RP juga mengungkap bahwa hubungannya dengan sang istri memang sedang tidak baik-baik saja. Ia menyebut sudah pisah ranjang selama empat bulan terakhir. Bahkan, RP mengaku telah menjatuhkan talak dua kepada istrinya.

Kondisi rumah tangga yang retak inilah yang diduga memperburuk hubungan antara RP dengan keluarga istrinya, termasuk Sukran. Perselisihan kecil pun mudah berubah menjadi konflik besar.

Hingga kini, pihak kepolisian masih mendalami kasus penusukan tersebut. Aparat ingin memastikan kronologi lengkap, motif sebenarnya, serta kondisi mental pelaku saat melakukan aksi nekat itu.

Sementara itu, warga Desa Bumi Sari mengaku kaget dan prihatin. Pasalnya, hubungan mertua dan menantu yang seharusnya terjalin harmonis justru berakhir dengan peristiwa berdarah.

Kasus ini pun menjadi peringatan keras betapa rapuhnya hubungan keluarga bila tidak dijaga dengan komunikasi yang baik.

Kronologi Kejadian

Keponakan korban, Midin mengatakan peristiwa ini berawal saat pelaku datang ke rumah korban, untuk mengajak sang anak jalan-jalan.

Menurut Midin, antara pelaku dan istrinya sudah pisah ranjang selama empat bulan terakhir.

"Dan dia memang biasa datang untuk membawa anaknya pergi jalan-jalan," kata Midin kepada TribunBengkulu.com, Jumat (15/8/2025) pukul 11.42 WIB siang.

Sore kemarin, saat kejadian, pelaku kembali datang dengan sepeda motor, ingin kembali mengajak anaknya jalan-jalan.

Namun, karena kondisi hujan, korban Sukran melarang, takut terjadi apa-apa di jalan.

"Biasanya tidak dilarang kalau dia ajak anak pergi. Tapi kemarin itu hujan, jadi dilarang. Tapi terjadi cekcok antara mereka berdua," ujar Midin.

Cekcok ini terjadi di halaman rumah, hingga akhirnya pelaku RP mengeluarkan senjata tajam (sajam) jenis pisau, dan menusuk korban sebanyak empat kali.

Sang istri, Viola, yang sempat melerai, juga terkena sabetan pisau ini, dan gores di tangan bagian kanan.

"Pelaku ini memang selalu membawa pisau, katanya sejak bujangan," kata dia.

Usai menusuk korban, pelaku kemudian melarikan diri, berjalan kaki meninggalkan sepeda motornya, dan tanpa alas kaki.

Pelaku sempat meminta tolong ke warga lain untuk mengantarkannya ke kediamannya di Kelurahan Batu Dewa, Curup Utara.

"Tapi tidak ditolong warga, karena kondisi pelaku yang acak-acakan. Sampai akhirnya pelaku ditangkap polisi," ungkap Midin.

 

Artikel ini telah tayang di Tribunbengkulu.com

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved