Nasi Kucing dari Yogyakarta Hadir di Karimun

Kini kuliner khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, hadir memuaskan rasa penasaran para penikmat kuliner khas daerah keraton tersebut.

Istimewa
Bupati Karimun Nurdin Basirun didampingi pemilik Cafe de Jogja Mas Bro, Yoyok (kanan) melakukan pemotongan tumpeng saat grand opening, Kamis (3/9/2015) 

Laporan Tribunnews Batam, Rachta Yahya

TRIBUNNEWSBATAM.COM, KARIMUN – Pernah dengar kuliner dengan istilah nasi kucing atau Sego kucing?

Kini kuliner khas Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) itu, hadir memuaskan rasa penasaran para penikmat kuliner khas daerah keraton tersebut.

Cafe de Jogja Mas Bro namanya, beralamat di Jalan Pramuka, Tanjungbalai Karimun atau seberang kantor Pos Indonesia.

Cafe bernuasa khas Jogja yang terkenal dengan keserhanaan angkringannya namun tetap mengedepankan mutu dan kualitas itu, Kamis (3/9/2015) malam sekitar pukul 21.00 WIB telah dibuka secara resmi dan dihadiri oleh pasangan Bupati dan Wakil Bupati Karimun, Nurdin Basirun dan Aunur Rafiq beserta anggota DPRD Karimun, Anwar Hasyim dan puluhan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Nurdin mengapresiasi pemilik Cafe de Jogja Mas Bro, Yoyok atas keberaniannya memutuskan untuk membuka bisnis kuliner khas Jogja di Karimun.

Nurdin pun berpendapat kehadirin Cafe de Jogja Mas Bro bisa menambah kasanah kuliner Indonesia yang beragam di Karimun.

Nurdin berharap ke depannya, semakin banyak anak-anak muda Karimun yang mengikuti langkah Yoyok untuk mandiri menjalankan bisnis.

“Bisnis kuliner masih sangat menjanjikan untuk dikembangkan di Karimun. Daerah kita sebagai daerah tujuan investasi baik nasional maupun mancanegara, membuat kuliner kedaerahan seperti ini, patut disorongkan ke depan, sehingga jadi objek wisata tersendiri yang mampu menghidupkan roda perekonomian masyarakat Karimun,” pesan Nurdin.

Yoyok kepada Tribun mengatakan dipilihnya konsep kuliner khas dan bernuansa Jogja, selain dikarenakan dirinya adalah orang Jogja asli dan sangat termotivasi ingin memperkenalkan budaya Jogja melalui masakan.

“Gerobak angkringannya masih ada dan rencana saya tidak akan pernah saya jual, selain sebagai ikon juga sebagai pengingat masa-masa sulit," jelasnya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved