BATAM.TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Proyek pembangunan jembatan layang di Simpang Jam saat ini mulai memasuki tahap pengecoran bangunan jembatan.
Kendati hal itu tidak mengganggu lalulintas yang ada di bawah jembatan, namun pada April nanti, kawasan Simpang Jam akan ditutup selama dua bulan.
Hal ini karena badan jalan di bawah jembatan itu akan ditinggikan sekitar 1 meter.
Tentu saja hal ini sangat besar pengaruhnya pada lalulintas karena kawasan itu merupakan daerah padat kendaraan.
Apa yang dilakukan Satuan Lalulintas Polresta Barelang dan Dinas Perhubungan menyikapi hal ini?
Kasatlantas Polresta Barelang, Kompol Andar Sibarani mengatakan, sangat sulit jika Simpang Jam ditutup total karena Simpang Jam jantung transportasi Kota Batam.
Karena itu, Andar memberikan dua opsi yang dapat dilakukan untuk pengembangan fly over tersebut tanpa harus menutupnya.
Pertama, menyelesaikan terlebih dahulu pembangunan jalan layang, sehingga bisa langsung digunakan untuk arus lalulintas di atasnya.
Atau yang kedua, melakukan penimbunan sebagian jalan terlebih dahulu.
"Kemarin masih ada keinginan untuk tutup total. Tapi dari analisa kita dan evaluasi dengan unit pendidikan dan rekayasa Satlantas, hal itu sangat sulit. Karena itu, kami meminta kepada kontraktor, kalaupun harus menutup jalan, sebaiknya ditutup sebagian," kata Sibarani.
Atau alternatif lain, jembatan diselesaikan dulu, baru dilakukan penimbunan untuk jalan di bawah jembatan.
Kedua masukan tersebut sudah disampaikan kepada pihak kontraktor.
"Tadi pagi kita baru ketemu kontraktornya. Sedikit banyak, mereka setuju dengan saran saya. Tapi nanti mereka akan mengkomunikasikan lagi ke tim teknisnya dan instansi terkait mengenai itu," ucapnya.
Menurut Sibarani, Simpang Jam adalah jantung transportasi di Kota Batam. Simpang itu adalah titik pertemuan dari arah Bandara dan Nagoya serta dari Pelabuhan Batuampar ke kawasan industri.
Begitu juga dari pusat pemerintahan ke Sekupang, sehingga akan sangat berat jika ditutup total.
Menurut Andar, jika kontraktor bisa menyelesaikan pengecoran jalan layang lebih dulu, maka satu masalah sudah terurai.
Arus kendaraan dari arah Mukakuning dan Bandara ke Nagoya dan Pelabuhan Batuampar bisa lebih lancar ke atas jalan layang.
Sedangkan jika penimbunan dilakukan sebagian jalan, maka ruas jalan yang sebagiannya lagi akan dibelah menjadi dua arah yang berbeda.
Pembelahan arus kendaraan ini bisa dilakukan di U-turn yang ada di sebelum Simpang Jam.
"Misalnya kita timbun jalur kiri dulu. Jalur kanannya bisa kita bagi menjadi dua lajur," kata Andar.
Nah, Anda yang setiap hari hilir-mudik di Simpang Jam pilih opsi mana?