TRIBUNBATAM.ID-Pembobolan ATM dengan teknik skimming baru-baru ini menggegerkan masyarakat Kediri.
Senin (12/3/2018), puluhan nasabah Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendatangi kantor cabang di Kabupaten Kediri.
Para nasabah mempertanyakan jumlah saldo di rekening yang tiba-tiba berkurang.
Baca: Heboh! Arisan Sosialita Rp 1 Miliar Istri Pengusaha di Jakarta, Naik Jet Pribadi Lobi Jodohkan Anak!
Baca: VIDEO: Petugas Bandara Ini Tertangkap Kamera CCTV Ambil Uang Penumpang! Begini Modusnya!
Baca: Artis Cantik Vicky Shu Syok Dengar Penipuan First Travel, Tangisnya Pecah!
Stephen Hawking Meninggal Dunia, Berikut 5 Fakta Sosok Ilmuan Fisika yang Dikenal Kontroversial
Hingga saat ini, jumlah total yang terdampak kasus pengurangan saldo rekening tabungan nasabah Bank BRI secara tiba-tiba berjumlah sebanyak 87 orang.
Dilansir dari Kompas.com, Dadi Kusnadi, kepala cabang BRI Kediri menduga penyebab masalah itu adalah tindakan skimming.
Skimming merupakan tindakan pencurian informasi kartu kredit atau debit dengan cara menyalin informasi dari kartu ATM secara ilegal.
Dilansir dari tycois.com, skimming menjadi kejahatan industri elektronik yang tumbuh cepat karena sangat menguntungkan pencuri dengan risiko tertangkap yang rendah.
Rupanya, tak hanya teknik skimming saja yang mampu membobol ATM.
Teknik pembobolan yang gak kalah canggih dengan skimming yakni jackpotting.
Lantas apa itu Jackpotting?
Pembobalan ATM Jarak Jauh
Mengutip Kontan dari Reuters, saat ini kasus jackpotting ATM dilaporkan telah terjadi di beberapa belahan dunia.
Jackpotting sendiri pembobolan dengan perangkat lunak yang memungkinkan ATM mengeluarkan uang dengan sendirinya.
Teknik pembobolan ATM ini secara jarak jauh atau fisik.
Pembobolan tidak langsung ke rekening nasabah seperti skimming, namun memasukkan data atau virus ke dalam ATM.
Setelah data atau virus masuk ke sistem mesin ATM, maka pembobol akan menekan tombol tertentu dan memasukkan sebuah kartu ke mesin.
Dilaporkan Sejak Tahun 2016
Dilansir dari Tribun Manado, serangan jackpotting rupanya telah dilaporkan sejak 2016.
Perusahaan keamanan siber Rusia, Group IB, melaporkan penjahat siber secara jarak jauh menyerang mesin uang di lebih dari selusin negara Eropa pada 2016.
Negara Thailand, Asia Timur, dan Taiwan juga dilaporkan mengalami kasus pembobolan seperti ini.
Menargetkan ATM Tertentu
Peretas ATM Jackpotting ini menargetkan mesin ATM buatan produsen Diebold Nixdorf Inc dan NCR Corp.
Di Indonesia, belum ada laporan kasus ini namun dua penyedia mesin ATM tersebut menguasai pasar terbesar.
Diebold Nixdorf Inc dan NCR Corp merupakan dua dari empat penyedia jasa layanan penyedia ATM di Indonesia.
Dilansir dari Tribun Manado, Rico Usthavia Frans, Direktur Digital Banking & Technology Bank Mandiri mengatakan, penyedia mesin ATM paling besar di Indonesia adalah Wincor yang sudah bergabung dengan Diebold, kedua NCR.
Bank-bank di Indonesia juga sudah mengetahui modus jackpotting ini dan melakukan berbagai antisipasi. (*)