Mahathir Isyaratkan Buka Kasus Hukum Najib Razak, Obligasi 1MDB Terpukul

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNBATAM.id, HONG KONG - Dana investasi Malaysia yang kontroversial, 1MDB langsung mengalami tekanan di pasar obligasi minggu ini.

Obligasi 1DMB jatuh tempo 2023 tertekan setelah Najib Razak digulingkan oleh kubu oposisi dalam pemilihan Umum ke-14 Malaysia, Rabu (9/5/2018) lalu.

Tekanan terhadap dana investasi ini karena pendiriannya yang duduga penuh skandal pencucian uang yang mencapai ratusan juta dolar.

Najib secara konsisten membantah melakukan kesalahan, namun sejumlah negara yang melakukan penyelidikan menemukan adanya alran dana ilegal dari 1MDB.

Tekanan diperkirakan akan terus berlanjut karena Perdana Menteri baru Mahathir Mohamad mengatakan bahwa ia akan memulangkan kembali sebagian besar dana dari 1MDB yang hilang.

ia juga mengatakan bahwa Najib akan membayar konsekuensinya jika hukum menemukan kesalahan, meskipun Jaksa Agung sudah mencabut tuntutan.

Obligasi dolar 1MDB mengalami tekanan sekitar 80 sen dolar, Jumat (11 Mei), kata para pedagang pasar obligasi di Hong Kong, seperti dilansir Bloomberg.

Tekanan ini merupakan lanjutan dari penurunan 11,7 sen dolar pada Kamis lalu.

1MDB mengumumkan rencana untuk memecah aset dan menghentikan operasi pada tahun 2015, tetapi kemenangan Mahathir memicu spekulasi bahwa penutupan bisa lebih cepat.

Jika Najib tetap menjabat PM, kelangsungan hidup 1MDB mungkin bisa diselamatkan, kata Ismael Pili, co-head riset bank Asia CreditSights yang berbasis di Singapura.

Saat kampanye, Mahathir mengecam Najib sebagai "pencuri".

Namun saat jumpa pers kemenangannya, Kamis dinihari, Dr M mengatakan tidak akan balas dendam, tetapi supremasi hukum akan sepenuhnya dilaksanakan.

"Kami percaya bahwa kami bisa mendapatkan sebagian besar uang 1MDB (yang hilang) kembali," kata Mahathir, "Jaksa Agung telah merusak kredibilitasnya sendiri," tambahnya.

CEO 1MDB Arul Kanda tidak mau berkomentar terkait hasil Pemilu Malaysia, namun ia tetap membantah ada kesalahan dalam pengelolaan dana investasi tersebut.

Pemerintah Malaysia memberikan surat dukungan untuk penerbitan obligasi 2023 1MDB, tetapi belum menjamin utang tersebut.

Kondisinya kini semakin rumit setelah kekalahan koalisi Barisan Nasional yang mengejutkan dari oposisi Pakatan Harapan.

Nasib 1MDB diperkirakan baru akan jelas dalam beberapa minggu atau bulan ke depan, kata Citic CLSA Securities.

Berita Terkini