TRIBUNBATAM.id, BATAM - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca saat Gerhana Bulan Total atau Blood pada Sabtu (28/7/2018) dinihari WIB.
BMKG menyampaikan prakiraan cuaca kota-kota besar di Indonesia pada saat Gerhana Bulan Total pada Sabtu dinihari melalui akun twitternya, Jumat (27/7/2018).
BMKG dalam postingan juga meminta warga Indonesia untuk tidak melewatkan fenomena Gerhana Bulan Total (blood Moon) ini, karena ini adalah gerhana bulan terlama hingga 100 tahun ke depan.
Blood moon yang terjadi pada tahun 2011 (KOMPAS.com/Shutterstock)
Baca: Blood Moon 28 Juli Terlama di Abad Ini. Pelajari, Ini Niat dan Tata Cara Shalat Gerhana
Baca: Blood Moon 28 Juli - Simak! Inilah 4 Keistimewaan Gerhana Bulan Total pada 28 Juli 2018
Baca: Blood Moon 28 Juli - Ini Fase Gerhana Bulan yang dapat Dilihat dengan Mata Telanjang
BMKG bahkan berencana menyiarkan secara langsung saat gerhana bulan berlangsung pada Sabtu (28/7/2018) dinihari WIB nanti.
BMKG merilis cuaca di 34 kota di Indonesia pada saat Gerhana Bulan berlangsung.
Berikut Informasinya
Jika cuaca membuat Anda tidak menyaksikan gerhana bulan di daerah tersebut, Anda bisa menyaksikannya via live streaming yang disiarkan BMKG melalui tautan berikut:
Anda bisa menyaksikan Gerhana Bulan secara langsung berdasarkan daerah melalui tautan berikut ini:
LIVE dari Bandung (Jawa Barat)
LIVE dari Padang Panjang (Sumbar)
LIVE dari Karangkates (Jawa Timur)
LIVE dari Waingapu (Sumba, NTT)
Keistimewaan Gerhana 28 Juli
Sabtu, 28 Juli 2018 dinihari WIB, Indonesia akan disambangi fenomena langit gerhana bulan total. Fenomena alam yang juga disebut dengan " blood moon" ini sangat istimewa.
Pasalnya, ini akan menjadi gerhana bulan total terlama pada abad ini.
Terlama
"Durasi gerhana secara keseluruhan adalah 6 jam 14 menit," kata Marufin Sudibyo, serorang astronom amatir kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Jumat (06/07/2018).
Gerhana ini menjadi yang terlama karena posisi bulan. Pada 28 Juli 2018 mendatang, bulan akan berada di titik apogee atau titik terjauh dari Bumi.
"Pada saat puncak gerhana, jarak Bumi dan Bulan diperhitungkan sebesar 406.100 kilometer," kata Marufin.
"(Hal ini membuat) gerak relatif Bulan terhadap Bumi adalah yang terpelan dibandingkan purnama-purnama sebelumnya," jelas Marufin.
Ada warna Biru
Selain punya durasi yang lama, gerhana kali ini menjadi istimewa karena sapuan warna biru di paras bulan.
"Sapuan warna biru di paras Bulan akibat hamburan cahaya Matahari oleh molekul-molekul Ozon," ujar Marufin.
"(Hal ini) menjadi lebih bisa diamati dengan baik," sambungnya.
Marufin juga menjelaskan keistimewaan gerhana bulan nanti adalah karena faktir cuaca.
"Gerhana ini terjadi pada musim kemarau," ujarnya.
"Sehingga langit relatif akan lebih bersih," tambahnya.
Ini berarti blood moon akan lebih mudah diamati tanpa takut hujan seperti fenomena gerhana sebelumnya.
Didampingi Mars
Menambah keistimewaannya, pada gerhana kali ini bulan akan berdampingan dengan planet Mars di langit Indonesia.
"Gerhana Bulan ini bertepatan dengan saat Mars berada pada posisi terdekat dengan Bumi dalam 15 tahun terakhir," kata Marufin.
"Magnitudonya (Mars) diperkirakan -2,7 (normalnya hanya -0,5) sehingga jauh lebih mudah diamati," katanya.
(sn/kompas/twitterbmkg)