Laga Persib Bandung vs PSMS Medan Miliki Rekor yang Sulit Terpecahkan Sepanjang Masa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Berita utama Harian Kompas tahun 1985, saat PSMS Medan melawan Persib Bandung

TRIBUNBATAM.id - Bagi penggemar sepakbola Indonesia saat ini, el clasico Indonesia itu adalah pertandingan Persib Bandung melawan Persija Jakarta.

Tetapi sebenarnya, el clasico sebenarnya itu adalah Persib Bandung vs PSMS Medan.

Dua tim ini pernah menjadi ikon sepakbola Indonesia di masa lalu, sebagai dua kekuatan sepakbola Jawa dan Sumatera.

Dulu, di Indonesia ada dua jenis kompetisi, yakni perserikatan yang tim-timnya diisi oleh wakil klub asal daerah serta Galatama, yang timnya berasal dari klub-klub swasta yang umumnya sejumlah perusahaan.

Perserikatan ini sudah berlangsung sejak 1931, jauh sebelum Indonesia lahir.

Baca: BERITA PERSIB - 3 Pemain Ini Jadi Bukti Transfer Cerdas Persib Bandung di Era Mario Gomez

Baca: KLOP! Persib Bandung Butuh Menang untuk Juara, Ezechiel Butuh Gol untuk Gelar Top Skor

Baca: Laga Persib Bandung vs PSMS Medan Sama-sama Usung Wajib Menang. Kalah Bisa Jadi Mimpi Buruk

Baca: 5 Pemain Utama Persib Bandung Absen, Tapi Gomez Optimistis Kalahkan PSMS Medan

Dilansir TribunBatam.id dari Wikipedia, Cikal bakal Liga Perserikatan ini adalah pertandingan sejumlah klub yang dimulai pada 19 April 1930.

Pesertanya PSM Yogyakarta (kini PSIM Yogyakarta), VIJ Jakarta (sekarang Persija Jakarta), BIVB Bandung (Persib Bandung), IVBM Magelang (PPSM Magelang), MVB Makassar (PSM Makassar), SIVB Surabaya (Persebaya Surabaya) dan VVB Solo (Persis Solo).

Klub-klub ini kemudian membidani kelahiran PSSI yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta.

Sekretariat PSSI pertama di Mataram dan sejak itu, kompetisi tahunan antarkota/perserikatan rutin diselenggarakan.

Di perserikatan ini ada nama-nama tim yang bersifat kedaerahan, seperti Persebaya, Persib Bandung, PSM Makassar, PSMS Medan, PSP Padang, Persiraja Banda Aceh, persija Jakarta, PSM Ujungpandang, PSIS Semarang, Persis Solo dan sebagainya.

Sedangkan klub-klub Galatama seperti Niac Mitra, Yanita Utama, Pelita Jaya, Krama Yudha Tiga Berlian, Mercu Buana, Jayakarta, Arseto Solo, Pupuk Kaltim dan sebagainya.

Klub Galatama yang masih bertahan hingga saat ini adalah PS Semen Padang dan Arema Malang.

Dua kompetisi ini kemudian digabungkan mulai tahun 1995 dan karena banyaknya klub, dibagi dalam dua kelompok wilayah barat dan timur.

Setelah itu, delapan klub terbaik menngikuti putaran akhir di Stadion Utama Senayan yang saat ini bernama Gelora Bung Karno.

Karena itu, jangan heran jika para pendukung klub-klub Perserikatan jauh lebih militan karena mewakili daerah masing-masing dan hal itu terus terjadi dari generasi ke generasi.

Kompetisi Perserikatan selalu menyedot penonton, terutama saat mereka bermain kandang. 

Puncaknya adalah ketika putaran final di Senayan, Jakarta.

Rekor Sepanjang Masa

Laga final PSMS Medan kontra Persib Bandung di final perserikatan tahun 1985 tercatat sebagai rekor yang mungkin takkan pernah terpecahkan sepanjang sejarah.

Tidak hanya di Indonesia, bahkan mungkin di Asia.

Sebab, pada laga tersebut, Stadion Utama Senayan dihadiri 150 ribu penonton.

Bahkan, saking padatnya stadion, penonton sampai meluber ke pinggir lapangan, termasuk lintasan atletik.

Jumlah itu tentu sulit dipecahkan saat ini karena kapasitas stadion di Indonesia kian mengecil, bahkan gelora Bung Karno kini tak sampai 70 ribu penonton.

Di laga ini, Persib kalah 4-3 melalui adu penalti.

Harian Kompas menjadikan pertandingan itu sebagai berita utama saat itu.

Penonton pertandingan PSMS Medan vs Persib Bandung tahun 1985, meluber hingga ke pinggir lapangan (Dok. Kompas/Tabloid BOLA)

Berikut petikannya, seperti dilansir kembali oleh Kompas.com.

"Diluberi rekor amat luar biasa, sekitar 150.000 penonton, hingga Guiness Boof of Record terpaksa harus mengubah rekor penonton terbesar dalam partai sepak bola, para pendukung Medan berpesta pora," tulis Harian KOMPAS, Minggu (24/2/1985).

Berdasar catatan Harian KOMPAS, laga final tersebut nyaris batal karena kondisi Senayan sempat kacau balau.

Kekacauan dimulai sekitar pukul 17.30 ketika ribuan penonton mendobrak pintu biru di bagian barat stadion dan menyerbu lapangan. Mayoritas dari mereka adalah pembeli karcis yang tidak kebagian tempat duduk.

"Jumlah penonton semalam tampaknya merupakan rekor baru di Stadion Utama Senayan, melampaui 125.000 penonton ketika final sepak bola PON 1977, DKI Jaya vs Irian Jaya (sekarang Papua)," tulis Harian KOMPAS.

Kapasitas 100.000 tempat duduk sudah penuh padat melebihi kapasitasnya sejak pukul 16.00.

Petugas keamanan kewalahan menahan serbuah penonton yang menyerbu ke lapangan.

Selama hampir satu jam, seluruh ruang di sekitar lapangan sudah menjadi lautan manusia. Hal ini membuat jadwal pertandingan molor dari pukul 19.00.

Pemain sempat kesulitan masuk ke lapangan. Mereka tidak keluar dari kamar ganti di lantai dasar stadion, melainkan dari tribun penonton sektor VIP.

Bahkan, gelandang PSMS Hadi Sakiman, sempat tertinggal di luar pintu dan menyusul belakangan.

Sebanyak 2.500 petugas keamanan mencoba menertibkan penonton.

Penonton berlompatan ke pagar tribun guna menyelamatkan diri. Dalam tempo 10 menit lapangan sudah steril. 

Sebagian penonton masih diperkenankan menonton dari tepi lapangan. Mereka berdiri dan duduk di lintasan lari yang mengelilingi lapangan. Pukul 19.05 WIB wasit akhirnya masuk ke lapangan dan pukul 19.15 para pemain menyusul.

Persib Bandung vs PSMS Medan, Jumat (9/11/2018), di Stadion Kapten I Wayan Dipta sudah pasti tidak akan dipenuhi penonton seperti tahun 1985.

Selain karena kapasitas stadion yang lebih kecil, Persib Bandung tengah dihukum menggelar laga tanpa penonton.

Selain itu, PSMS Medan juga baru muncul lagi di kelas utama liga nasional setelah merangkak dari Liga 2, musim lalu.

Jika PSMS Medan bisa bertahan di divisi utama untuk musim-musim berikutnya, bukan tidak mungkin, kejayaan tim berjuluk Ayam Kinantan ini akan kembali, termasuk penontonnya.

Bahkan, julukan yang sering muncul di Stadion Teladan Medan setiap PSMS Medan menjamu tim lawan, juga akan menjadi psywar yang mampu membuat keder lawan: "Ini Medan, Bung!".

Sebagian dari artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jelang PSMS vs Persib, Kenangan Rekor 150.000 Penonton di Senayan".

Berita Terkini