TRIBUNBATAM.ID, BATAM - Berdasarkan data resmi dari Kantor Bank Indonesia Perwakilan Kepulauan Riau, disebutkan, dalam lingkup regional, PDRB Kepulauan Riau triwulan III-2018 memberikan kontribusi sebesar 7,80 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera.
Secara regional, pertumbuhan ekonomi Kepri itu melambat dibandingkan kota/kabupaten lain se-Sumatera pada kuartal ketiga 2018. Namun untuk inflasi mengalami perbaikan.
Berikut fakta dan angka pertumbuhan Ekonomi Kepri:
• Perekonomian Kepulauan Riau triwulan III-2018 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp65,19 triliun dan atas dasar harga konstan (ADHK) mencapai Rp43,68 triliun.
• Pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau pada triwulan III-2018 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,74 persen. Pertumbuhan pada triwulan ini terutama didorong oleh kategori Konstruksi yang memberikan andil pertumbuhan sebesar 1,60 persen.
Sementara bila dilihat dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto yang mempunyai andil terhadap pertumbuhan sebesar 4,62 persen.
• Ekonomi Kepulauan Riau triwulan III-2018 dibandingkan dengan triwulan II-2018 (q-to-q) tumbuh sebesar 2,05 persen. Dari sisi produksi, kategori yang memberikan andil pertumbuhan terbesar adalah kategori Industri Pengolahan yaitu sebesar 1,66 persen.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan pada triwulan ini terutama disebabkan oleh PMTB.
• Sampai dengan triwulan III-2018, secara kumulatif (c-to-c) pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau tumbuh sebesar 4,24 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
• Dalam lingkup regional, PDRB Kepulauan Riau triwulan III-2018 memberikan kontribusi sebesar 7,80 persen terhadap PDRB Pulau Sumatera.
Inflasi Kepri membaik
Pertumbuhan ekonomi Kepri melambat dibandingkan kota/kabupaten lain se-Sumatera pada pertengahan kuartal ketiga 2018. Tercatat perekonomian Kepri turun dari 4,51 menjadi 3,74 persen.
"Di kuartal ketiga yang pertumbuhannya signifikan adalah Babel. Sedangkan untuk pelambatan paling tajam itu Kepri," ujar Kepala Bank Indonesia Kantor Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putra saat Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Kepri Kuartal ketiga di Grand's Ihotel, Jumat (23/11/2018).
Namun demikian, menurutnya dari sisi inflasi, Kepri justru mencatat perbaikan pada kuartal ketiga. Gusti menyebutkan inflasi Kepri di kuartal ketiga pun lebih baik dari inflasi nasional.
"Pertumbuhan ekonomi melambat dibandingkan kuartal sebelumnya, namun di sisi inflasi justru ada perbaikan dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pada kuartal pertama, bulan Maret itu tingkat inflasi 5,05 persen year on year. Sementara di kuartal dua turun menjadi 4 persen, dan sekarang jadi 3,18 persen.
Bulan Oktober ini bahkan tercatat hanya 2,7 persen. Ini jauh lebih baik dibanding nasional yang 3,12 persen," ucapnya.
Selain inflasi, dari sisi indikator kesejahteraan masyarakat, Kepri mencatatkan trend positif. Tingkat kemiskinan turun dari 6,20 jadi 6,13 persen.
"Dalam artian kini Rasio atau ketimpangan si kaya dan si miskinnya sudah semakin sempit," ujarnya.
Ia mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi juga terjadi ditingkat nasional. Secara nasional pertumbuhan ekonomi turun dari 5,27 persen menjadi 5,17 persen.
"Ekonomi global juga tumbuh melandai dan tidak seimbang. Kita juga terpengaruh dengan ekonomi global. Apalagi Batam, Bintan dan Karimun itu wilayah FTZ. Secara global tidak semua negara mengalami pertumbuhan," katanya.
Namun demikian, Bank Indonesia optimis pada kuartal keempat nanti pertumbuhan ekonomi Kepri bisa merangkak naik ke posisi 3,6 sampai 4,1 persen.
Kenaikan itu diperkirakan didorong oleh sektor konstruksi dan pertambangan. Ia menyebutkan sektor konstruksi diperkirakan menguat karena dari hasil survei yang dibuat.
"Pertambangan juga membaik karena harga minyak trendnya naik, terus kreditnya juga meningkat di kuartal tiga ini. Kalau kredit meningkat artinya bank sudah percaya akan ada perbaikan di kuartal empat makanya mau mengucurkan dananya," katanya. (pwk/ane)