TRIBUNBATAM.id, SINGAPORE - Seorang driver Gojek atau Gocar menjadi perhatian publik Singapore dalam sepekan terakhir.
Driver Gojek bernama Kamaruzzaman Abdul Latiff ini diperiksa oleh Otoritas Transportasi Darat (LTA) Singapore setelah terlibat insiden dengan sebuah penumpang wanita yang menjadi viral di media sosial.
Pemeriksaan LTA terhadap Kamaruzzaman Abdul Latiff terkait laporan seorang penumpang wanita yang terlah menuduhnya menyandera dan menculiknya pekan lalu.
LTA kemudian memanggil Kamaruzzaman Abdul Latiff untuk pemeriksaan dan penyelidikan.
• Tak Ada Penumpang, 9 Penerbangan Lion Air dari Batam Jumat (8/2) Dibatalkan
• Efek Bagasi Bayar, Supir Taksi Bandara: Penumpang Sekarang Cuma Bawa Ransel Trus Naik Ojek
• Justin Blak-blakan, Kenapa Menikahi Hailey Baldwin. Benarkah Justine Sudah Stop Kecanduan Wanita?
Namun, warga Singapore yang khawatir SIM dan lisensinya dicabut justru memberi pembelaan pada Kamaruzzaman Abdul Latiff.
Sejak petisi itu dibuat, Minggu lalu, hinggga saat ini telah ditandatangani oleh 56. 000 orang, demikian dilansir TribunBatam.id dari The new Paper.
Publik Singapore yakin Kamaruzzaman Abdul Latiff tidak bersalah terkait kasus antara dia dan penumpang yang direkamnya sendiri kemudian diunggah di media sosial.
Dalam rekaman yang viral tersebut, penumpang tersebut protes ketika menjemput wanita itu di Bishan sekitar pukul 7.10 pagi untuk mengantarnya ke Coleman Street, pada 29 Januari lalu.
Wanita itu keberatan mobil yang ditumpanginya melewati jalur Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar.
Alasannya, ia melalui rute tersebut setiap hari dan tidak pernah membayar ERP.
Namun, ketika ditanya, wanita yang masih muda tersebut tidak bisa menyebtukan jalur yang bebas ERP.
Ketegangan antara wanita tersebut dengan Kamaruzzaman semakin memanas karena wanita tersebut menuduh si supir itu hendak menculik dan menyanderanya karena kasus tersebut.
Perempuan itu melakukan hal yang sama dengan Kamaruzzaman, merekam perdebatan mereka.
• 7.000 Tenaga Honorer di Batam Terancam Tak Bisa Daftar Rekrutment PPPK 2019. Ini Alasannya!
Perempuan itu mengancam Kamaruzzaman ke polisi dan supir itu menyanggupinya.
Sang penumpang bahkan sempat menelepon seseorang yang diduga ibunya, melaporkan bahwa ia hendak diculik.
Di telepon, wanita itu mengancam Kamaruzzaman, namun pria itu mengatakan bahwa ia sedang menuju pos polisi untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kamaruzzaman sempat berhenti di pinggir jalan untuk bertanya pada seorang polisi dimana kantor polisi terdekat.
Penumpang wanita itu kemudian memaksa hendak turun, tetapi tidak bisa membuka pintu karena pintu terkunci otomatis.
ia berteriak-teriak menuduh sopir tersebut hendak menculiknya.
Ketika central lock terbuka, ia menuduh bahwa pria ini hendak menculiknya.
Polisi yang tidak terlihat wajahnya, namun diduga seorang Melayu, juga ikut menjelaskan bahwa pintu mobil memang terkunci otomatis.
Bukannya tenang, wanita itu justru menuduh keduanya bersekongkol dan menarikkan kata-kata rasis, "Apakah karena saya seorang chinese?" katanya marah.
Video itu kemudian viral setelah Kamaruzzaman mengunggah video rekamannya di halaman Facebook "Go-Jek Singapore Community, dua hari kemudian.
Video itu langsung viral, namun saat ini unggahan itu sudah dihapus.
Namun, videonya masih tetap bermunculan.
Wanita itu kemudian menjadi korban bully dan meme tentang kebodohannya juga bermunculan dari netizen.
Mulai dari kalimat rasisnya, hingga masalah pintu terkunci.
Bahkan, sejumlah lembaga puiblik juga menjadikan istilah penguncian otomatis itu di akun Facebook.
Juru bicara LTA kepada TNP mengatakan: "LTA sedang menyelidiki insiden tersebut. Kami telah bertemu dengan pengemudi Gojek pagi ini dan telah memanggil penumpang sehingga kami dapat memiliki gambaran yang lebih lengkap tentang kasus tersebut," .
Kamaruzzaman mengaku sempat cemas jika kasus ini membuat lisensi mengemudinya dicabut.
Angkatan Udara Singapore juga membuat caption lucu tentang pintu terkunci secara otomatis.
Begitu juga Pertahanan Sipil Singapura, tak mau kalah:
Namun yang jelas, pihak Gojek sendiri menegaskan tidak memberi sanksi apapun terhadap drivernya meskipun kasus ini sedang diselidiki.
Publik Singapore yang membuat petisi di Change.org mengatakan, mereka akan berhenti setelah mengumpulkan 100 ribu tanda tangan untuk Kamaruzzaman.
Petisi itu berbunyi: "Abang pengemudi Gojek akan diselidiki oleh LTA dan bisa saja menghadapi kemungkinan skorsing atau pencabutan lisensi. Abang memiliki tiga anak dan merupakan pencari nafkah tunggal bagi keluarganya. Kehilangan pendapatan selama periode penangguhan akan memukul keuangannya dengan buruk. "
Kamaruzzaman mengatakan bawwa ia sudah dihubungi ketika seseorang hendak membuat petisi tersebut dan menerimanya.
Bahkan, kata dia, ada orang yang ingin mengumpulkan sumbangan dari publik untuk membantunya, namun ia menolak.
"Saya diberitahu seseorang mengumpulkan sumbangan $ 4 atas nama saya. (Tolong ...) berhenti menyumbang karena saya tidak pernah meminta sumbangan atau meminta seseorang untuk melakukannya untuk saya," katanya di Facebook.
Pihak yang membuat petisi khawatir LTA akan mencabut lisensi kamaruzzaman karena ia telah mengunggah video tersebut.
Di bawah pedoman LTA, kendaraan layanan publik seperti taksi dan mobil sewaan pribadi diizinkan untuk memiliki alat perekam di dalam kendaraan setelah mematuhi persyaratan tertentu. Namun ada larangan untuk perekaman audio dan tidak boleh merekam percakapan penumpang.
Namun seorang pengacara bernama Doris Chia tidak bisa memastikan apakah Kamaruzzaman telah melanggar aturan tersebut.
"tetapi saya yakin dia tidak bersalah. ia membela diri dan penumpang itu juga merekam video tersebut," katanya.
Dotris mengatakan, jika ia tidak merekam pembicaraan itu, maka justru akan berbahaya pada pekerjaannya karena wanita tersebut membuat tuduhan yang tidak masuk akal.
SIMAK VIDEONYA: