Gara-gara Ancaman Anggota DPR yang Akan Copot Kapolda, Tagar #SaveKapoldaSumut Viral

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tagar #SaveKapoldaSumut di media sosial

TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Tagar #SaveKapoldaSumut beredar luas di media sosial, mulai dari grup WhatsApp hingga media sosial Facebook, Twitter dan instagram.

Tagar #SaveKapoldaSumut ini muncul karena nama Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto ramai diperbincangkan.

Hal ini berkaitan dengan pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Muhammad Syafi'i yang menyebut akan mengusulkan pencopotan Agus Andrianto sebagai Kapolda Sumut pada saat aksi damai di Medan, Selasa (6/3/2019).

Pria yang biasa dipanggil Romo Syafi'i ini mengingatkan Kapolda Sumut, Irjen Pol Agus Andrianto, untuk menjalankan tugas sesuai amanat konstitusi dan UU, yaitu UU no 34/2004 tentang Tentara Negara Republik Indonesia (TNI).

Pada pasal 39 ayat 2 disebutkan bahwa prajurit dilarang terlibat di dalam kegiatan politik praktis.

"Terima kasih TNI karena berpegang kepada UU dalam menjalankan tugas," kata Rom seperti dilansir Tribun Medan.

Lalu, Romo menyebut UU No 2/2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pasal 28 ayat 1 menyebutkan bahwa polri bersikap netral dalam kegiatan politik dan tidak melibatkan diri di dalam kegiatan politik praktis.

Muhammad Syafii

"Apakah mereka (polisi) sudah melaksanakan ketentuan itu," teriaknya.

"Belum," jawab para peserta aksi damai.

Ia mengungkapkan hal tersebut adalah luapan hati rakyat.

"Saya sebagai anggota DPR RI Komisi III, atas kesaksian rakyat ini, mengingatkan Kapolda Sumut Irjen Pol Agus Andrianto agar kelola lembaga kepolisian agar netral menjalankan tugas sesuai UU," tegasnya

Menurut Romo masyarakat membutuhkan polisi, karena polisi dibentuk dengan UU untuk menjaga ketertiban dan keamanan masyarakat serta menegakkan hukum.

"Kita butuh polisi, kasihan polisi yang menjalankan UU, karena kepolisian dipimpin oleh orang yang tidak netral. Saya akan rekomendasikan pada komisi III, untuk mengusulkan pemberhentian Kapolda Sumut," katanya.

Pernyataan Syafi'i ini memunculkan spontanitas pembelaan kepada Kapolda Sumut sehingga bermunculanlah tagar #SaveKapoldaSumut.

Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Tatan Dirsan Atmaja, Rabu (6/3/2019), mengaku tidak tahu kenapa masyarakat sampai seperti itu.

"Ya saya kurang tahu masyarakat sampai seperti itu, atas nama Polda Sumut dan pimpinan Polda Sumatera Utara. Saya mengucapkan terima kasih atas kepercayaan yang diberikan masyakarat kepada Bapak Kapolda Sumatera Utara," ujar Kombes Tatan.

Ada ratusan postingan dengan #SaveKapoldaSumut.

Tidak hanya warga perseorangan, bahkan kelompok masyarakat, organisasi juga turut serta melakukan bentuk dukungan tersebut.

Jawaban Kapolda

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto sendiri tak begitu menanggapi serius pernyataan Romo Syafii tersebut.

Jenderal bintang dua tersebut mengaku semua yang dijalankannya sejak menjabat Kapolda Sumatera Utara, semata menjalankan amanah yang dipercayakan kepadanya.

Ia mengutarakan bahwa setiap bekerja tetap mengacu pada UU No 2/202 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia demi kepentingan masyarakat Sumatera Utara.

Pria yang sudah lama berkarir di Sumatera Utara ini mengutarakan bahwa dia selama ini bekerja demi kerukunan masyarakat Sumatera Utara yang sangat dicintainya.

"Kepentingan satu kelompok, apalagi perorangan, tidak boleh mengalahkan kepentingan masyarakat banyak dan negara," ujarnya.

Untuk itu dia sebagai Kapolda Sumatera Utara bertanggung jawab untuk menetralisir paham kebencian dan arogansi, serta sikap merasa paling benar yang sudah meracuni sebagian masyarakat Sumut karena kepentingan tertentu.

Negara menurut Agus harus hadir dan tidak boleh abai karena ini ancaman keutuhan berbangsa dan bernegara, bahkan ancaman bagi agama.

Agus juga menegaskan bahwa pada Pilpres dan Pilleg di tahun 2019 ini, polisi selalu netral dan tidak berpihak pada paslon manapun, partai apapun dan caleg manapun.

"Jika ada yang merasa terusik karena upaya untuk menjaga keutuhan berbangsa dan bernegara seperti yang diamanahkan Undang-undang, tidak masalah bagi saya" ujarnya.

Kata Agus, sejak bertugas di Polris dia selalu berserah pada ketentuan Allah SWT.

"Dihadapan ALLAH SWT, apalah manusia seperti saya ini. Hanya debu dimuka bumi. Qodrat dan Iradhat tiap kita sudah ditentukan. Tinggal saya jalani saja," ujar Agus.

Orang nomor satu di Polda Sumut ini pun menegaskan bahwa keamanan dan ketertiban jauh lebih penting daripada retorika politik yang memprovokasi.

"Jangan lupa belajar menjadi manusia dulu sebelum belajar Agama, supaya kita tidak lupa bahwa kita ini manusia bukan Allah, sehingga berhak menghakimi siapa saja sesuai selera dan kepentingan kita," pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul #SaveKapoldaSumut Ramai di Medsos Pasca-pernyataan Muhammad Syafi'i yang Usulkan Pencopotan Kapolda, http://medan.tribunnews.com/2019/03/06/savekapoldasumut-ramai-di-medsos-pasca-pernyataan-muhammad-syafii-yang-usulkan-pencopotan-kapolda?page=all.
Penulis: Muhammad Fadli Taradifa

Berita Terkini