TRIBUNBATAM.id - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam, Rahyudin mengingatkan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Batam, terkait upaya menjaga inflasi Maret ini.
Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian bersama.
"Bayam, ikan dan tiket pesawat perlu jadi perhatian," kata Rahyudin, saat presentasinya di Gedung Wali Kota Batam, baru-baru ini.
Untuk bayam, lantaran termasuk bahan makanan yang mengalami deflasi pada Februari lalu. "Biasanya kalau habis turun, akan naik lagi," ujarnya.
Begitu juga dengan ikan. Perlu jadi perhatian karena masih musim angin utara. Sementara tiket pesawat, karena harga jualnya sampai Februari kemarin masih tinggi.
• Kumpulan Video-Video dari Acara Lamaran sampai Bulan Madu, Pernikahan Syahrini-Reino Barack
Lebih lanjut, dari data BPS inflasi Kota Batam pada Februari 2019 mencatatkan angka sebesar 0,26 persen.
Rahyudin mengatakan, angka ini lebih tinggi dibanding inflasi bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,08 persen.
"Angka ini juga lebih tinggi dari inflasi nasional yang mengalami deflasi 0,08 persen," kata Rahyudin.
• Lonjakan Harga Tiket Pesawat Mulai Picu Inflasi Januari 2019, Ini Penjelasan BPS
• Angin Utara dan Gelombang Tinggi Berpotensi Picu Inflasi, Ini Saran TPID Kepri
Ia melanjutkan, adapun inflasi bulan kalender, kumulatif Januari-Februari 2019, tercatat sebesar 0,34 persen. Angka ini menempatkan Batam pada urutan kelima dari 24 kota di Sumatera untuk inflasi kumulatif sampai Februari 2019.
"Tahun lalu kita di peringkat 17," ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data, transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan memiliki andil terbesar penyumbang inflasi Kota Batam pada Februari.
Sektor ini mencatatkan inflasi sebesar 2,34 persen.
"Untuk bahan makanan, mengalami deflasi 1,19 persen," kata Rahyudin.
Ia menyebut beberapa bahan makanan yang mengalami deflasi itu, seperti bayam, cabai merah, dan bawang merah.
Sedangkan komoditas yang mengalami inflasi antara lain angkutan udara, selar, dan kacang panjang. (wie)