Wisatawan Dilarang Masuk, Pulau Ular Ini Dihuni Ular Golden Lancehead, Racunnya Bikin Daging Meleleh

Penulis: Mairi Nandarson
Editor: Mairi Nandarson
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pulau Ular di Sao Paolo Brasil dihuni ular mengerikan

TRIBUNBATAM.id, SAO PAULO - Pulau Ular di lepas pantai Brasil, tidak jauh dari Sao Paolo, tidak dibuka untuk wisatawan.

Pemerintah Brazil setempat hanya memberikan izin datang ke pulau ini hanya untuk para ilmuwan.

Larangan wisatawan berkunjung ke Pulau Ular ini sangat masuk akal, karena pulau ini sangat berbahaya.

Ular-ular yang tumbuh dan besar di pulau ini memiliki tingkat bahaya yang jauh lebih besar dengan ular sejenis di daratan lain.

Seorang jurnalis dari Australia membuktikan hal itu, ketika mendapat izin berkunjung bersama seorang imuwan ke pulau ular itu.

Tara Brown kemudian membuat laporan terkait kunjungannya ke Pulau Ular tersebut baru-baru ini.

Fitur Baru yang Akan Muncul di WhatsApp, Frekuensi Forward Hingga Pencarian, Ini Gunanya

Live Streaming MNC TV Indonesia vs Myanmar Senin Jam 18.00 WIB; Demi Misi Piala Dunia

BREAKING NEWS. Persib Bandung Sampai di Batam, Viking Batam Konvoi Iringi Bus Persib

Greg Kritik Pendukung Timnas Indonesia, Hanya Memuji Saat Menang, Sejumlah Pemain Komentar: Setuju!

PERSIB KE BATAM - Daftar 24 Pemain Persib Bandung yang Diboyong dan Latihan di Batam

Dikutip dari dailymail, melansir news.com.au, Tara Brown mengatakan, pulau yang terletak sekitar 33 km dari lepas pantai Sao Paulo Brasil itu tidak terbuka untuk umum.

Setiap orang yang hendak datang ke pulau itu harus mengantongi izin resmi.

Tara Brown mendapat kesempata selama 60 Menit di pulau itu.

Ia mengatakan, Pulau Ular itu benar-benar sangat berbahaya, karena itulah manusia dilarang pergi ke pulau tersebut.

Seperti namanya, pulau itu benar-benar dipenuhi ular.

Jika itu tidak cukup menakutkan, pulau itu dihuni bukan sembarang oleh ular.

Ular yang tumbuh di sana adalah ular berbisa golden lancehead.

Ular golden lanchead memiliki racun yang begitu kuat yang bisa melelehkan daging.

Diperkirakan ada 4.000 makhluk mematikan berada pulau itu.

Ketika lapar, ular itu bahkan menangkap burung yang terbang rendah untuk berpesta pora.

Pemerintah setempat memberikan izin kepada hanya beberapa ilmuwan terpilih untuk mengunjungi Pulau Ular setiap tahun.

Tara Brown, diberi izin dan dipersenjatai dengan tim yang penuh dengan ahli medis, baru-baru ini.

"Saya selalu bersemangat tentang petualangan dan tujuan baru."

"Ini dijual sebagai sesuatu yang sangat menarik, dan kesempatan unik untuk melihat habitat khusus yang sangat dilindungi," kata Brown seperti dikutip dari news.com.au.

"Saat kami berbicara dengan nelayan setempat, mereka memberi tahu kami, itu bukan ide yang baik, Anda jangan pergi ke sana".

Ada cerita yang melegenda tentang satu keluarga yang terbunuh di pulau itu.

Ada juga cerita soal bajak laut mengubur harta karun di pulau itu dan ular-ular ditempatkan di sana untuk melindungi harta itu.

Bryan Fry, ahli biologi molekuler terkemuka Australia, juga memperingatkan Brown tentang bahaya perjalanan itu.

"Dengan ular-ular ini, itu akan menjadi kematian yang sangat menyakitkan. Anda akan mati menjerit," katanya, sebelum akhirnya bergabung dengannya dalam perjalanan sekali seumur hidup.

Dengan perkiraan tiga hingga lima meter golden lancehead di Pulau Ular, Brown dan krunya harus fokus saat berjalan jauh ke dalam hutan hujan.

Ular berbisa di Pulau Ular ini, secara resmi disebut sebagai Ilha da Queimada Grande, adalah spesies ular yang unik.

Keberadaan ular di pulau itu dilegendakan saat permukaan laut naik 11.000 tahun lalu dan memotongnya dari daratan, kemudian berevolusi secara berbeda.

"Mereka (ular-ular itu) berbeda dengan sepupu daratan mereka karena mereka lima kali lebih berbisa dan mereka termasuk di antara 10 ular paling beracun di dunia," kata Brown.

"Racun mereka juga lebih kuat karena mangsanya lebih besar. Ini memberi setiap orang kesempatan untuk melihat evolusi berperan."

Dr Fry dan tim ahlinya menunjukkan saraf baja saat mereka memerah racun ular beludak yang mematikan, membantu menghasilkan anti racun yang sangat dibutuhkan.

Terlepas dari ilmuwan yang disetujui, satu-satunya pencari sensasi lainnya yang cukup berani untuk mengunjungi Pulau Ular adalah pemburu liar.

Pemburu mendapat $ 30.000 seekor ular - walaupun satu langkah yang salah dapat memiliki konsekuensi fatal. (tribunbatam.id/son)

Berita Terkini