Gubernur Kalbar Geram Atas Pengeroyokan Siswi SMP: Ini Penculikan, Tak Bisa Ditoleransi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelaku pengeroyokan (kiri) dan korban yang dirawat di rumah sakit

TRIBUNBATAM.id, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebut pengeroyokan siswi SMP Pontianak yang dilakukan siswi SMA sangat sadis, bahkan sudah termasuk penculikan.

Menurut Sutarmidji, kasus ini harus tetap diproses secara hukum. Jangan ada toleransi meski pelaku anak di bawah umur.

"Saya minta kasus ini tetap dilakukan proses hukum karena ini terencana. Semua telah diatur dalam sistem hukum kita bagaimana menangani kasus kejahatan yang dilakukan anak-anak atau mereka yang belum cukup umur," kata Sutarmidji kepada Tribun Pontianak.

Menurut Sutarmidji, kasus ini bukanlah kenakalan remaja biasa.

"Ini bisa masuk kategori penculikan, ini sudah tidak dapat ditoleransi, memang di bawah umur tapi dari sisi korban juga harus diperhatikan," tegasnya.

Sutarmidji menegaskan, tidak selamanya pelaku tindak pidana seperti ini dikesampingkan karena di bawah umur.

Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji

Pelaku harus bertanggung jawab atas perbuatan yang telah direncanakan ini sampai adanya penjemputan.

"Kalau selalu berlindung karena pelaku di bawah umur, suatu saat akan banyak kejahatan yang dilakukan anak dibawah umur atas perintah orang dewasa," ujarnya.

Sutarmidji meminta kasus ini terus diproses secara hukum sesuai dengan aturan dan Undang-undang yang berlaku.

Pihak sekolah juga dimintanya tak hanya berdiam diri atas terjadinya kasus yang memalukan dalam dunia pendidikan Kalbar ini.

"Sekolah juga jangan cuma diam, harus memberikan pembinaan kepada semua siswa," perintahnya.

Midji mengaku sangat kecewa atas peristiwa kekerasan dalam dunia pendidikan ini.

"Saya sangat kecewa, sekalipun dilakukan bukan di lingkungan sekolah, tetapi sekolah sepertinya tidak memberikan pelajaran yang baik tentang adab," ujarnya.

Midji minta para pelaku layak mempertanggungjawabkan perbuatannya karena sudah mempermalukan daerah ini.

Rambut Ditarik Saat Berkendara

Penganiayaan terjadap korban terjadi setelah dijemput DE menuju rumah P, sepupunya, yang juga mantan pacar seorang pelaku.

Dari rumah P, korban keluar menggunakan sepeda motor dan diikuti dua sepeda motor yang pengendaranya tidak dikenal korban.

Setelah sampai di Jalan Sulawesi, korban dicegat. Tiba-tiba dari arah belakang, seorang pelaku berinisial TR menyiramnya dengan air dan menarik rambut korban sehingga terjatuh ke aspal.

Akun Instagram Ifan Seventeen mengunggah foto dan video dirinya bersama AU, siswi SMP korban pengeroyokan, yang masih terbaring di RS Promedika Pontianak. (Instagram)

Setelah korban terjatuh, EC menginjak perut korban dan membenturkan kepala korban ke aspal.

Korban sempat melarikan diri bersama P menggunakan sepeda motor.

Namun korban dicegat kembali oleh TR dan LL di Taman Akcaya yang jaraknya sekitar 1 kilometer dari lokasi pertama.

Setelah itu, korban dipiting oleh TR. Selanjutnya LL menendang bagian perut korban.

Namun saat kejadian itu dilihat warga sekitar, sehingga pelaku melarikan diri.

Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Muhammad Husni Ramli mengatakan, dari hasil pemeriksaa, pelaku pengeroyokan mengarah ke tiga orang sementara sembilan lainnya tifdak ikut mengeroyok.

Kasus ini sempat mengendap seminggu karena korban pada awalnya tidak berani melaporkan kejadian ini setelah mendapatkan ancaman dari para pelaku.

"Ada ancaman pelaku bahwa kalau sampai mengadu ke orangtuanya, akan mendapatkan perlakuan lebih parah lagi," kata Wakil Ketua KPPAD Kalbar Tumbur Manalu.

Kasus ini terjadi pada Hari Jumat, 29 maret 2019, namun baru dilaporkan ke polisi seminggu setelahnya dan menjadi viral sejak Senin (9/4/2019, setelah KPPAD Kalbar menggelar jumpa pers.

Akun @syarifahmelinda misalnya, menuliskan kronologi pengeroyokan yang dialami korban hingga akhirnya dirawat di rumah sakit.

Kabar yang disampaikan @syarifahmelinda ini kemudian banyak di-retweet dan dikomentari netizen.

Seperti disampaikan akun @bungaocta5, yang mengutuk tindakan terhadap korban.

Tak hanya tagar, petisi untuk mendukung korban pun muncul di change.org dan sudah ditandatangani lebih dari 1 juta orang, hanya dalam dua hari.

Hingga Rabu siang ini, petisi untuk AU di change.org sudah mencapai 2,3 juta pendukung.

Walikota Pontianak Turun Tangan

Pengeroyokan AU oleh sejumlah siswa SMA membuat Pontianak geger sehingga Walikota Pontianak Edi Rusdi Kamtono langsung menjenguk korban di rumah sakit, Minggu lalu.

Peristiwa kekerasan yang dialami AU membuat Edi marah, apalagi setelah melihat kondisi korban dan mendengar langsung tentang kejadian dari korban dan keluarganya.

Edi meminta dengan tegas agar pihak kepolisian dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi maupum Dinas Pendidikan Kota Pontianak untuk terus mengusut tuntas kasus ini.

"Kemarin saya menjenguk anak SMP yang menjadi korban penganianyaan, dia mengalami trauma yang cukup berat," ucap Edi Kamtono, Senin (8/4/2019).

Edi menegaskan kasus seperti ini jangan sampai terjadi lagi, bahkan penganianyaan yang dilakukan oleh siswa SMA tidak pantas dilakukan seorang pelajar.

"Bahkan ada penjemputan dari siswa yang melakukan pengeroyokan itu. Ini tidak pantas dilakulan, tolong pihak kepolisian usut tuntas ini," tegasnya.

Berita Terkini