TRIBUNBATAM.id, MEDAN - Zulham Basalama (57, seorang Loper koran yang telah puluhan tahun manjajakan koran tewas meregang nyawa, Sabtu (13/4/2019) siang, tertabrak mobil komplotan pencuri motor.
Pria paruh baya ini tewas saat sedang mengendarai sepeda untuk mengantarkan koran, ditabrak mobil berjenis sedan di Pintu II Kampus USU Medan (Universitas Sumatera Utara).
Empat dari lima penumpang sedan berhasil ditangkap sementara satu orang berhasil merarikan diri.
Kepala Kantor Humas, Promosi dan Protokoler USU, Elvi Sumanti membenarkan bahwa ada seorang Loper koran yang ditabrak di kawasan USU, oleh kawanan pencuri sepeda motor.
"Kejadian sekitar pukul 11.30 WIB. Jadi tadi ada maling sepeda motor yang kepergok dan dikejar," kata Elvi saat dikonfirmasi via sambungnya telepon seluler.
"Mereka naik mobil, karena pintu pagar ditutup dan dalam posisi di kejar. Jadi mereka putar arah dan sempat menabrak pohon dan Pak Zul hingga kritis dan dilarikan ke RS USU untuk mendapatkan perawatan dan akhirnya meninggal dunia," sambungnya.
Elvi menjelaskan bahwa Zul sehari-harinya bekerja sebagai Loper koran dan mengantarkan koran ke beberapa tempat di USU.
Zul merupakan sosok kesayangan dari hampir semua mahasiswa karena ia sangat akrab dengan warga kampus USU Medan.
"Sedih kami semua mendengar dia meninggal. Apalagi saya dari semasa mahasiswa sudah jumpa Beliau. Dia orangnya sederhana dan ramah semua orang. Mahasiswa, dosen dan pimpinan tahu siapa Pak Zul. Kenal semuanya sama dia," ujarnya.
Elvi mengaku sangat sedih mengetahui Pak Zul yang sempat dilarikan ke RS USU untuk mendapatkan pertolongan, tak bisa diselamatkan nyawanya. Hingga akhirnya meninggal dunia.
"Jujur saya sedih Pak Zul meninggal. Tadi kami dapat kabar masih kritis. Kemudian dengar dia meninggal, kami kaget," beber Elvi.
Elvi mengatakan, pihak USU telah menyerahkan penabrak yang diketahui kompoltan pencuri sepeda motor tersebut kepada pihak kepolisian untuk ditindaklanjuti.
Biayai Kuliah Keponakan
Sementara itu, keponakan Zulham Basalama (57) , Ocha Ramadhani (21), tampak terpukul karena pamannya meninggal ditabrak mobil kawanan pencuri sepeda motor.
Zul atau yang akrab disapa oleh Ocha dengan panggilan Uam ini merupakan sosok paman yang sangat dekat dengannya.
"Jujur saya sedih kali. Padahal semalam masih nyuruh saya beli roti jam 23.30 WIB. Laper aku Cha, bilangnya. Pas sudah dibeli, salah rotinya. Kok lain rotinya? Terus pas saya masak mi instan, Uam minta bagi sedikit," sambungnya.
Ocha mengatakan, Uam sudah menganggap dirinya sebagai anak sendiri.
Mendiang biasa berangkat kerja pukul 08.00 WIB dan pulang sekitar pukul 18.00 WIB.
"Paling saya nggak bisa dilupain dia, karena dia yang biayain saya dari SD sampai sekarang semester 8 di USU. Dia yang menanggung jajan kami kakak-beradik bertiga," ujarnya.
Ocha mengaku hal yang paling tidak bisa dilupakannya adalah Uam yang tidak pernah henti-hentinya mengingatkan dirinya serius kuliah.
Warga melihat kondisi mobil milik pelaku pencuri yang ringsek yang seusai menabrak pohon
dan seorang loper koran di kawasan kampus USU, Medan, Sabtu (13/4/2019).
Dalam kecelakaan tersebut seorang pengendara sepeda Zul meninggal dunia, dan empat dari
lima orang pelaku berhasil ditangkap. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)
"Saya mahasiswa Sastra Inggris di USU semester VIII. Dia (Uam) yang biayai kuliah. Semalam sempat ribut, disuruh-suruh kuliah karena saya mau cuti. Saya tetap mau cuti karena jenuh kuliah. Disitulah kami berantam, tapi habis itu baikan lagi. Sering dibilang mendiang, 'kau bandel nih melalak aja pulang malam'," urai Ocha.
Ocha mengatakan bahwa Uam kemana-mana saat bekerja tidak mau naik sepeda motor. Kecuali hari Minggu karena sedang libur.
"Dia nggak mau naik sepeda motor. Pernah disuruh naik kereta tapi dia nggak mau. Sampai tidur pun sepeda sama dia. Diletakkannya di kamar. Bapak pernah marah juga kenapa sepeda taruh di kamar. Tapi dia bilang ini sepeda kesayanganku," ucap Ocha kenang Uam.
Ocha menceritakan bahwa terkadang ia kesal dengan pamannya karena agak cerewet.
Tapi, menurutnya, walaupun demikian Uam orang yang terbaik di hatiku.
"Sedih saya. Kenapa meninggalnya kok tragis?" ujarnya.
Ocha akui sosok Uam adalah seorang paman yang sangat memikirkan para keponakannya, bahkan dia belum menikah sampai saat ini.
"Setiap dia dapat nasi kotak acara di USU, pasti dibawanya pulang untuk makan kami. Nggak dimakannya, tapi dibawa pulang untuk dikasih kami," beber Ocha.
"Harapannya ya kalau dari kami, semoga pelakunya dihukum setimpal dengan perbuatannya," tegas Ocha.
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com: http://medan.tribunnews.com/2019/04/13/mobil-yang-dikendarai-komplotan-pencuri-sepeda-motor-tabrak-loper-koran-hingga-tewas-di-kampus-usu.
Penulis: M.Andimaz Kahfi