Remaja 17 Tahun Bersenjata Api Sekap dan Sandera 4 Wanita di Bar. Menyerah Setelah Bujukan Ibu

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Polisi membebaskan wanita setelah disandera lima jam oleh seorang remaja di Blacnac, pinggiran Kota Toulouse, Prancis.

TRIBUNBATAM.ID, PARIS - Seorang remaja 17 tahun menyekap dan menyandera empat wanita di pinggiran kota Toulouse, Perancis selatan, Selasa (7/5/2019).

Menurut polisi terjadi Selasa sore.

Penyanderaan itu terjadi selama lima jam di sebuah toko kecil yang menjuala suratkabar, rokok serta taruhan olahraga di pinggiran Blagnac.

Polisi Minta Surat Perintah Penangkapan ke Pengadilan, Seungri Terancam Masuk Bui

Nabila Abdul Rahim Bayan, Juri Cantik Hafiz Indonesia 2019, Hafal 30 Juz Alquran di Usia 17 Tahun

Pak Kades Digerebek Warganya Sendiri Ketika Nginap di Rumah Janda Saat Tidur Dia gak Pakai Busana

Pemuda itu menyerbu masuk ke dalam toko tersebut, melepaskan dua kali tembakan dan mengancam akan menembak sandera jika polisi mendekat.

Drama penyanderaan berakhir setelah pelaku melepaskan wanita pemilik toko, kemudian tiga wanita lainnya, termasuk staf yang bekerja di sebuah bar.

Ratusan anggota polisi, termasuk dari satuan antiteror didatangkan ke lokasi setelah mendapat laporan.

Polisi mendatangkan ibu pelaku yang mengenakan helm itu untuk membantu proses negosiasi sehingga pelaku bersedia menyerah dan ditahan.

Seorang petugas pengantar barang mengaku bahwa dia mengenali pelaku penyanderaan dan orangtuanya, yang disebutnya bernama "Yanis".

Ia seorang penduduk lokal dari lingkungan di dekat lokasi insiden.

Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Christophe Castaner di akun Twitter-nya.

Lokasi penyanderaan

"Remaja itu memiliki catatan polisi atas insiden kekerasan, terutama terhadap petugas polisi, perampokan, juga sempat berpartisipasi dalam aksi protes rompi kuning menentang pemerintah pada Desember lalu, di mana dia ditahan," kata kepala jaksa Toulouse, Dominique Alzeari, dalam konferensi pers.

"Dia sebelumnya tidak dimasukkan dalam daftar orang-orang berbahaya," tambahnya se[erti dilansir AFP.

Sebelum melakukan aksinya, pelaku meninggalkan sepucuk surat di rumahnya.

Ia tampak depresi karena kondisi kesehatannya.

Alzeari menyebutkan, pemuda itu juga menyebut tentang gerakan rompi kuning, tetapi menyatakan bahwa ia tidak akan melakukan perbuatan yang berlebihan.

Pemerintahan setempat mengatakan bahwa tidak ada motif teroris dalam aksi penyanderaan tersebut.

Berita Terkini