Begini 4 Tips dari Polri untuk Hindari Fintech Ilegal, Waspadai Penyebaran Data Pribadi

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Fintech

TRIBUNBATAM.id - Financial Technology (fintech) atau pinjaman online jumlahnya sangat banyak di era digital seperti saat ini.

Masyarakat merasa terbantu dengan kemudahan akses fintech atau pinjaman online tanpa harus bersusah payah seperti mengurus pinjaman dengan cara konvensional.

Namun, banyaknya penggunaan fintech tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para oknum tak bertanggungjawab yang ingin meraup keuntungan sendiri.

Kemudahan akses tersebut dimandaatkan pembuat fintech ilegal untuk menggaet calon korban dengan iming-iming kemudahan transaksi.

Menjamurnya fintech ilegal ini sempat menjadi kasus cukup besar beberapa waktu lalu.

Penyidik Eksekutif Departemen Penyidik Sektor Jasa Keuangan OJK, Kombes Pol Rizal Syahman Radi saat menghadiri acara OJK, Kamis (27/6/2019). (TRIBUNJATIM.COM/FIKRI FIRMANSYAH)

Oleh karena itu, Penyidik Eksekutif Departemen Penyidik Sektor Jasa Keuangan OJK, Kombes Pol Rizal Syahman Radi memberikan tips bagaimana menghindari fintech ilegal.

 

1) Selektif

Sebelum memasukkan data dan memproses pinjaman online, konsumen hendaknya teliti dalam memilih fintech.

Hal pertama yang harus dilakukan peminjam, kata Rizal, adalah memastikan apakah fintech tersebut sudah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) atau belum.

"Fintech legal harus terdaftar di OJK. Karena akan mendapat pengawasan langsung dari OJK," kata Rizal saat menghadiri acara sosialisasi satgas waspada investasi, Kamis (27/6/2019).

Lebih lanjut Rizal menjelaskan, kini banyak aplikasi pinjaman online yang tidak ada izin dan tak berada di bawah naungan OJK.

Pemilik fintech ilegal tak hanya menawarkan aplikasi melalui Play Store, namun juga via pesan singkat atau SMS.

Banyaknya fintech ilegal yang bertebaran ini juga menimbulkan permasalahan. Seperti penyebaran data pribadi peminjam.

 

2) Sesuaikan kebutuhan

Selain memperhatikan legalitas fintech, Rizal juga mengimbau supaya masyarakat meminjam sesuai kebutuhan.

Meskipun fintech atau aplikasi pinjaman online tersebut sudah resmi terdaftar di OJK, peminjam tetap harus mempertimbangkan soal kebutuhan.

Meminjam dana melebihi kebutuhan selain akan memperbanyak tanggungan juga akan mendorong perilaku konsumtif.

3). Gunakan secara produktif

Kombes Pol Rizal Syahman Radi mengimbau masyarakat meminjam di aplikasi fintech untuk kepentingan yang produktif.

Kebiasaan konsumtif ini dimanfaatkan oleh fintech yang memberikan kemudahan akses dan persyaratan.

4). Pahami sistematika fintech

Sebelum memutuskan untuk meminjam di aplikasi pinjaman online, Rizal menyarankan calon peminjam meneliti dulu apa manfaat yang akan didapat.

Selain itu, bagaimana mekanisme pembiayaan, bunga, dan jangka waktu jatuh tempo juga penting diperhatikan.

"Pahami juga masalah denda, dan risikonya. Karena banyak permasalahan karena peminjam kurang hati-hati," kata dia.

Permasalahan yang sering muncul jelas Rizal, di ataranya, sistem penagihan yang dinilai tidak sesuai prosedur.

"Mereka biasanya menagih tidak hanya kepada peminjam tapi juga ditagihkan kepada keluarga, rekan kerja, hingga atasan. Bahkan tak segan untuk melakukan fitnah, ancaman, hingga pelecehan seksual," kata Rizal.

"Penagihan juga sering dilakukan sebelum batas waktu," imbuhnya.


Berita Terkini