Hong Kong Dilanda Badai Dahsyat, Aksi Demo Tetap Berlanjut

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demo Hong Kong tetap berlanjut di tengah badai yang sedang melanda China tenggara

TRIBUNBATAM.ID, HONG KONG - Badai tropis melanda China bagian selatan dan tenggara, termasuk Hong Kong., Rabu (31/7/2019), tidfak menyurutkan para pendemo untuk beraksi.

Di tenggara China, lima orang dilaporkan tewas sementara berbagai peringatan akan datangnya topan tornado terus disebarkan di sejumlah wilayah.

Sekitar 590 penerbangan dibatalkan atau ditunda pada hari Rabu ketika Badai Tropis Wipha menghantam Hong Kong, karena sinyal bahwa akan ada serangan badai naik ke level 8 atau termasuk berbahaya.

Selain sinyal badai dahsyat, badai Wipha juga membawa dua peringatan hujan badai level kuning di kota pada sore hari, dan ditingkatkan ke level merah antara pukul 20.00 dan 21.30 malam ini.

Demo Hong Kong Rusuh Lagi, Demonstran Diserang Tembakan Kembang Api oleh Kelompok Tak Dikenal

Akibat Demo Perdagangan Hong Kong Lumpuh, Kami Mungkin Tak Bisa Rayakan Natal

Para Pendemo Hongkong Kuasai Stasiun MRT, Warga Dihalangi Naik Kereta

Kedua peringatan itu berarti hujan deras, masing-masing melebihi 30mm dan 50mm dalam satu jam dan kemungkinan akan berlanjut.

Pada pukul 6.45 sore, Observatorium mengatakan bahwa Wipha yang bergerak dari barat daya akan mencapai puncaknya malam ini dan akan berlangsung sepanjang malam.

Kecepatan angin maksimum yang berkelanjutan diperkirakan mencapai 85km / jam pada pukul 5 sore.

Meski demikian, sejumlah pendemo tetap nekat melanjutkan aksi demonya di sejumlah jalan di Hong Kong.

South China Morning Post melaporkan, sejumlah pendemo terlihat mencegat mobil polisi dan mencoba bertahan di jalan.

  1. Payung yang selama ini digunakan sebagai tameng untuk menahan gas air mata atau senjata saat kondisi terdesak, kini menjadi perisai untuk menghadapi angin kencang.

Dari video yang diunggah SCMP terlihat mereka kesulitan mengendalikan payung yang terus dihantam hujan dan badai, beberapa di antaranya patah karena tak kuat menahan angin kencang.

Setidaknya 16 orang --enam pria dan 10 wanita-- mendapatkan perawatan medis di rumah sakit umum selama badai sementara pemerintah menerima lima laporan pohon tumbang.

Otoritas Bandara mengatakan pukul 6.40 sore bahwa total 562 penerbangan akan ditunda dan 25 penerbangan dibatalkan pada hari Rabu.

"Bandara telah mengaktifkan Pusat Darurat Bandara untuk mengkoordinasikan operasi," kata juru bicara Bandara Hong Kong.

Pihak berwenang menyarankan penumpang untuk tetap waspada terhadap pengumuman maskapai dan untuk mengkonfirmasi tempat duduk mereka di maskapai sebelum menuju ke bandara.

Pukul 17:15, sembilan penerbangan Cathay Pacific, Hong Kong Airlines, China Eastern Airlines dan Air China dibatalkan untuk tujuan Beijing, Shanghai dan Taipei.

Penerbangan terakhir yang dibatalkan pada hari Rabu sejauh ini adalah oleh China Eastern Airlines, yang semula dijadwalkan berangkat ke Taiyuan pada jam 9 malam.

Untuk transportasi darat, New World First Bus dan Citybus mengumumkan pukul 16:30 bahwa semua rute telah ditangguhkan kecuali rute S1 antara stasiun MRT Tung Chung dan bandara, serta rute B3M antara pelabuhan Teluk Shenzhen dan Stasiun Tuen Mun.

Badai tornado di Kaityuan, tenggara China, menewaskan lima orang

Sekitar pukul 5 sore, layanan bis antar-jemput Bandara Express MTR juga ditangguhkan.

Biro Pendidikan juga meliburkan semua sekolah sepanjang Rabu.

Satu-satunya alat transportasi yang menjadi andalan masyarakat adalah MRT.

MRT Corporation mengatakan akan meningkatkan frekuensi semua layanan untuk memenuhi peningkatan permintaan dan bahwa staf tambahan dikerahkan di stasiun.

Demonstran Tetap Bertahan

Demonstran memberi dukungan pada rekan-rekannya yang disidang (SCMP))

Meskipun ancaman badai cukup masif di seluruh Kota Hong Kong, ratusan demonstran tetap melanjutkan aksinya Rabu.

Meskipun jumlah mereka tak sebanyak hari-hari sebelumnya, namun pasukan payung ini tetap berusaha bertahan meskipun banyak yang akhirnya memilih berlindung ke gedung-gedung sekitar.

Setelah aksi bentrok menghadapi gas air mata, semprotan merica, bahkan kembang api oleh kelompok tak dikenal, Selasa sore hingga Rabu dini hari, pada Rabu siang mereka menghadapi serangan badai.

Para demonstran berkumpul di depan kantor pengadilan untuk memberi dukungan kepada 43 demonstran yang menghadapi dakwaan.

Semuanya kemudian dibebaskan dengan jaminan dan sebagian besar dikenakan aturan jam malam.

Di antara mereka yang didakwa itu termasuk seorang pilot Cathay Pacific, seorang guru dan 14 siswa, termuda gadis berusia 16 tahun, dan yang tertua, seorang wanita berusia 41 tahun.

Mereka didakwa sehubungan dengan protes hari Minggu di distrik Tengah dan Barat di Pulau Hong Kong, yang dianggap ilegal karena tidak mendapatkan izin polisi.

Muncul di Pengadilan Timur di depan galeri yang penuh sesak pada hari Rabu, semua --kecuali dua orang-- terdakwa dikenakan aturan jam malam hingga jam 6 pagi.

Penampilan mereka di pengadilan disambut oleh ratusan pendukung yang melambaikan plakat dan nyanyian.

Beberapa di antaranya merusak van polisi.

Tetapi sebagian besar dari mereka melakukan demo damai, sangat kontras dengan malam sebelumnya ketika mereka mengepung kantor polisi Kwai Chung.

Seperti diberitakan, para pendemo terlibat bentrok dengan polisi hingga ke stasiun MRT dekat kantor polisi.

Polisi Hong Kong saat ini sedang dalam posisi terjepit karena berada di tengah pendemo dengan pemerintah eksekutif Hong Kong yang dimusuhi pendemo selama dua bulan terakhir.

Demonstran yang menjadi tersangka mendapat dukungan ratusan rekan mereka (Apple Daily)

Polisi semakin terpojok setelah muncul laporan bahwa mereka disebut-sebut "melindungi" kelompok pasukan putih yang menyerang demonstran di stasiun Yuen Long, Minggu pekan lalu.

Penyelidikan Komisi Independen Anti Korupsi (ICAC) tentang kemungkinan pelanggaran polisi atas respons lambat mereka terhadap insiden Yuen Long bocor.

Asosiasi Petugas Polisi Junior mempertanyakan mengapa berita penyelidikan itu bocor, dan para pejabat kepolisian menilai tindakan ICAC akan memukul citra mereka yang sudah babak belur menghadapi situasi sulit.

"Jika penyelidikan ini memang ada, dan itu bocor, maka saya percaya penyelidikan harus dilakukan untuk melihat ke dalam kebocoran. Itu diperlukan untuk memastikan kepercayaan publik terhadap kerahasiaan penyelidikan ICAC," kata Lam Chi-wai, presiden asosiasi tersebut.

Cuaca buruk pada hari Rabu memang mengurangi aktivitas demonstrasi, namun muncul imbauan di media sosial untuk melakukan pemogokan massal pada 5 Agustus nanti (Jumat).

Imbauan itu juga mengimbau pegawai negeri untuk berkumpul di Chater Garden pada Jumat.

AKSI DEMO DI TENGAH BADAI:

 

Berita Terkini