DEMO HONG KONG

Demo Pro Hong Kong Dikalahkan oleh Konvoi Mobil 'Fast and Furious' pro-China di Kanada

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kelompok pro-Beijing melakukan konvoi 'Fast and Furious' menggunakan mobil sport mewah, menyaingi demo pro demokrasi Hong Kong di Kanada.

TRIBUNBATAM.ID, VANCOUVER - Di saat para demonstran menggelar aksi mendukung pro-demokrasi Hong Kong, tiba-tiba teriakan mereka dihentikan oleh raungan dan klakson mobil-mobil sport mewah seperti yang terlihat di film "Fast and Furious".

Mobil-mobil tersebut terdiri dari Ferrari, Aston Martins, Porche, McLarens dan Mercedes Benz, mengibarkan bendera China dan membuat bising melalui knalpot dan klakson di dua kota bisnis di Kanada, Vancouver dan Toronto, Sabtu (17/8/2019).

Demo Hong Kong yang saat ini sudah dingin setelah melakukan rally panjang dan mencekam selama 11 minggu, namun aksi meluas ke luar negeri.

Demo terjadi di Australia, Inggris, Taiwan serta Kanada. 

Bos Hotel Satria di Karimun Jadi Tersangka Penganiayaan. Aksi Pemukulan Billy Ternyata Terekam CCTV

Download Lagu MP3 Lover Taylor Swift, Lengkap dengan Lirik Lagu dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Demo Hong Kong Mulai Damai, Bentrok Pindah ke Luar Negeri

Sentimen anti-China di luar negara Hong Kong memang lebih kentara dibanding dei Hong Kong sendiri yang menuntut penarikan RUU ekstradisi.

Di luar negeri, yang terjadi justru aksi mendiskreditkan China dan mendesak kebebasan Hong Kong dari negara itu setelah penyerahan dari Inggris tahun 1997.

Akibatnya, aksi demo tersebut mendapat perlawanan bagi WN China yang banyak di luar negeri, termasuk Kanada, rumah bagi puluhan ribu migran kaya-kaya asal China.

Di Vancouver, di persimpangan Broadway dan Cambie Street yang sibuk, ratusan demonstran saingan berkumpul pada Sabtu sore di stasiun kereta bawah tanah utama, South China Morning Post melaporkan.

Pemrotes Kevin Huang Yi Shuen, yang mendukung kamp Hong Kong, menyaksikan mobil-mobil sport itu berulang kali meraung di tempat mereka menggelar protes.

Dia mengatakan adegan itu adalah “permainan kekuasaan” yang besar dan “cara menunjukkan kekuatan”.

Sejumlah supercar yang konvoi dan mengibarkan bendera China ini memang sangat mengganggu puluhan pendemo yang beraksi.

Satu Ferrari 458 warna hitam berjalan paling depan, dengan sebuah bendera Cina di atas kap mesin dan bendera lainnya dipasang di sebuah tiang yang dipegang oleh penumpang.

Di belakangnya, mengikuti McLaren 570 hitam dengan bendera kecil yang menggantung di jendela pengemudi.

Kelompok kedua, termasuk mobil convertible matt-hitam, menarik perhatian polisi, yang akhirnya memberikan peringatan kepada pengemudi setelah ia membunyikan klakson berulang kali.

Huang, direktur eksekutif Yayasan Hua yang berbasis di Chinatown di kota itu mengatakan bahwa banyak diaspora China di kota itu.

Termasuk seorang yang berdiri di dekatnya, memainkan lagu kebangsaan China dengan suara keras dari mobil Mercedes Benz convertible.

Kendati demikian, ada juga mobil Jeep memasang bendera Uni-Inggris di belakangnya.

Sementara itu, di Toronto, protes di dekat Balai Kota Lama juga menarik barisan supercar yang mengibarkan bendera China dan melaju kencang di sekitar lokasi demo.

"Ini Fast and Furious terburuk," kata Stephen Punwasi di Twitter, berbagi video adegan itu.

Lindsay Brown, seorang aktivis komunitas menyaksikan BMW M6 putih menembakkan suara knalpot yang keras di Bay Street, menciptakan "kebisingan yang paling sulit dipercaya".

Seorang wanita muda yang mengendarai mobil itu mengepalkan tinjunya sementara dua penumpang di kursi belakang mengibarkan bendera Tiongkok.

Kanada telah menarik sejumlah besar jutawan Tiongkok, di bawah program investor imigran federal (IIP) yang sekarang sudah tidak beroperasi dan Program Investor Imigran Quebec (QIIP) yang masih berjalan.

Sebagian besar imigran dari kedua skema yang tinggal di Kanada banyak tinggal di Vancouver atau Toronto.

QIIP memiliki batas aplikasi tahunan untuk 1.900 keluarga, dengan kuota China dibatasi 1.235 keluarga.

Tidak ada angka resmi terkait program QIIP, tetrapi 65 persen dari 55.000 imigran dari 2002 hingga 2012 berasal dari China.

Ketika IIP federal ditutup pada 2014, ada tumpukan 45.000 pelamar dari China daratan dan anggota keluarga dalam antrian.

Program IIP dan QIIP selama bertahun-tahun merupakan kendaraan migrasi kekayaan paling populer di dunia.

Pada 2014, sekitar 200 ribu orang kaya Asia, terutama China, pindah ke Kanada di bawah dua skema tersebut.

Karenanya tidak heran, para investor baru ini tidak hanya menggerakkan ekonomi Kanada, tetapi sekaligus membawa anak-anak muda yang pintar dan membuat berbagai perusahaan digital di negara itu.

Sentimen Anti-China di Luar Negeri
Aksi demo Hong Kong yang berlangsung selama 11 pekan menjalar menjadi isu internasional, terutama dari imigran China yang ada di negara tersebut.

Di beberapa negara digelar aksi unjuk rasa menyikapi situasi Hong Kong, seperti yang terjadi di Inggris, Kanada dan Australia, Sabtu (18/8/2019).

Namun berbeda dengan aksi demo Hong Kong yang sudah damai hingga Minggu, di beberapa tempat di luar negeri justru berlangsung tegang hingga bentrok.

Isu demo di luar negeri juga berbeda dengan Hong Kong, antara pengunjuk rasa pro-demokrasi dengan pemerintah terkait RUU ekstradisi.

Di luar negeri, aksi demo justru memperlihatkan sentimen anti-China sehingga warga China di lokasi demo tersebut melakukan perlawanan.

Pendukung dari kedua kubu juga saling berhadapan di kota Toronto terbesar di Kanada dengan suasana tegang, kata media setempat.

“Kami telah mendapat izin polisi untuk melakukan pawai damai. Namun, sebelum kami bisa memulai pawai, kami memperhatikan bahwa ada demonstrasi yang diatur dengan sangat baik di sini oleh kamp pro-China,” kata Gloria Fung, presiden Canada-Hong Kong Link, mengatakan kepada CBC News.

Ken Tang, seorang pengunjuk rasa pro-Hong Kong, mengatakan kepada stasiun televisi setempat bahwa demonstran pro-Beijing "tidak memahami konsep demokrasi, kebebasan dan hak-hak".

Namun, kelompok pro-Beijing mengaku kesal karena masalah internal Hong Kong justru digunakan untuk menyudutkan Beijing.

“Mereka juga harus paham bahwa Hong Kong itu bagian dari China,” balas mereka.

Di Sydney, Minggu, ratusan orang berunjuk rasa mendukung demonstran pro-demokrasi Hong Kong, meskipun ada peringatan dari Beijing untuk pemerintah asing agar pengunjuk rasa tidak mengedepankan isu yang tidak relevan.

Seorang pembicara menguraikan tuntutan, selain penarikan total RUU ekstradisi yang kontroversial juga pelaksanaan hak pilih universal untuk Hong Kong.

Umumnya mereka adalah warga Hong Kong yang bersekolah atau bekerja di Australia. Mereka mengenakan topeng untuk menghindari pengawasan dari China.

Hanya saja, aksi ini kemudian berbelok menjadi isu anti-China, seperti unggahan Grey Connolly
di Twitter. “Protes di Taman Belmore Sydney siang ini oleh komunitas Tionghoa Sydney dalam solidaritas dengan rakyat Hong Kong & terhadap rezim komunis Tiongkok di Beijing.

Ribuan orang telah berkumpul di kota-kota Australia dalam beberapa hari terakhir.

Perkelahian dan beberapa kekerasan dilaporkan, termasuk serangan terhadap kru ABC di Melbourne dan ancaman terhadap demonstran pro-Hong Kong oleh loyalis Beijing.

Di Inggris, lebih dari seribu orang ambil bagian dalam dua demonstrasi di London.

Mereka berparade menggunakan spanduk bertuliskan "Akankah Inggris bisa memegang China pada janjinya tentang kebebasan Hong Kong?", "Kekuasaan kepada rakyat: berpihak pada Hong Kong" dan "Akankah Boris menyerah kepada China?", buinyi spanduk yang meminta sikap Perdana Menteri Inggris yang baru, Boris Johnson .

Pertemuan ini diselenggarakan oleh kelompok StandwithHK dan D4HK sambil membawa bendera kolonial Inggris lama saat menguasai Hong Kong selama 100 tahun.

Inggris menyerahkan kendali Hong Kong kembali ke China pada tahun 1997 berdasarkan Deklarasi Bersama yang menjamin kebebasan di kota semi-otonom sampai 2047.

Namun, para pengunjuk rasa pro-Beijing tak kalah sengit, melambai-lambaikan bendera China dan mengatakan "pengkhianat", "satu bangsa, satu China" dan "Hong Kong adalah bagian dari China selamanya".

Sementara itu di Paris sekitar 50 orang warga asal Hongkong dan Taiwan. Isunya juga sama, menyudutkan China.

Namun, jumlah pendemo pro-Beijing justru lebih banyak, mencela kekerasan yang dilakukan oleh pendemo.

Di Melbourne, Australia, sebuah kelompok pro-demokrasi yang terdiri lebih dari 2.000 orang memadati tangga perpustakaan negara, sementara sekitar 150 pemrotes pro-Cina menyanyikan lagu kebangsaan dan mengibarkan bendera China hanya beberapa meter jaraknya

“Kami tidak akan menyerah! Bebaskan Hong Kong sekarang!” Teriak para pengunjukrasa, beberapa mengibarkan bendera kolonial kota itu.

Tak lama kemudian, perkelahian mulai pecah antara kelompok-kelompok itu, dengan satu demonstran pro-Beijing menyerang kru berita dari ABC, penyiar nasional Australia.

Bentrok antara kubu pro-demokrasi Hong Kong dengan pro Beijing di Merlbourne, Australia, Minggu (18/8/2019) (South China Morning Post)

Salah satu penyelenggara unjuk rasa pro-demokrasi, Jane Poon, mengatakan acara itu sukses meskipun ada bentrokan.

“Kami menunjukkan kekuatan kami dan kami melakukannya dengan damai. Pertarungan dimulai oleh para demonstran pro-China yang muncul,” kata Poon, dari Australia-Hong Kong Link, sebuah organisasi komunitas yang berbasis di Melbourne.

Dia mengatakan protes itu disetujui oleh polisi setempat dan dewan kota, tetapi dia harus memanggil polisi ketika pertikaian pecah.

Pada pukul 20.00 malam, satu jam setelah protes dimulai, polisi membentuk garis antara kedua kelompok dan menyarankan ksi untuk mulai bubar satu jam lebih awal dari yang direncanakan.

Outlet media China, Australian Red Scarf sebelumnya mengumumkan bahwa protes pro-Beijing juga akan berlangsung di Melbourne pada Sabtu pagi, tetapi kegiatan itu dibatalkan.

Berita Terkini