Ketika Menteri Dapat Mobil Gratis dari Pengusaha Tapi Ditolak Mentah-mentah, Begini Kisahnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi mobil

#Ketika Menteri Dapat Mobil Gratis dari Pengusaha Tapi Ditolak Mentah-mentah, Begini Kisahnya

TRIBUNBATAM.id - Ir Sutami, begitu namanya dikenal sebagai menteri terbaik di era Soekarno dan Soeharto.

Jika Anda warga ibu Kota DKI Jakarta atau dari daerah lain, pasti tentu tak asing lagi dengan nama jembatan Semanggi.  Nah, jembatan Semanggi tanpa tiang merupakan rancangan terbaik menterI Sutami.

Menteri Sutami merasakan menjadi pejabat selama 2 rezim, yakni rezim Soekarno dan Soeharto. Hingga ia meninggal pada 1980-an, sosoknya dikenal sebagai menteri termiskin.

Menteri Ir Sutami pernah menduduki kabinet Dwikora I sebagai Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.

Di mana saat itu pria ini masih berusia sangat muda, 36 tahun dan memiliki kesederhanaan yang patut untuk dicontoh.

Sosok yang satu ini terbilang langka.

Baik di masa lalu, apalagi di era modern seperti saat ini.

Siapa kah dia? Menteri termiskin namun disayang oleh Presiden Soekarno dan juga di hormati oleh Presiden Soeharto.

Ada kisah menarik tentang kesederhanaannya. Agus Nur Cahyo penulis buku 'Samudra Kearifan', seperti dikutip Tribun Batam dari bukunya yang terbit pada 2018 (Penerbit Kaktus) menuliskan, Menteri Sutami tak pernah mau memanfaatkan fasilitas negara secara berlebihan.

Saat pensiun pada tahun 1978, Sutami mengembalikan semua fasilitas negara. Kemudian seorang pengusaha berusaha berniat membelinya mobil karena tahu mobil dinasnya ikut dikembaklikan.

"Namun dengan halus Sutami menolak. Ia hanya meminta diberi diskon dari pengusaha itu,"tulis Agus Nur Cahyo di bukunya.

Ir. Sutami (Tribunnews.com)

 

 

Ya, begitulah sosok Ir. Sutami, Pria yang pernah menjabat sebagai menteri selama 14 tahun itu hidup sederhana. Meskipun demikian, Sutami telah banyak berbuat untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Mengutip Kompas, Kamis (1/8/2019) Sutami lahir di Surakarta 19 Oktober 1928.

Jenjang pendidikannya tergolong oke, ia sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta dan melanjutkan kuliah di ITB sampai meraih gelar Insinyur.

Buah karya yang dihasilkan Menteri Pekerjaan Umum di era Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto ini masih dinikmati hingga sekarang.

Di balik maha karyanya yang monumental kehidupan Sutami jauh dari mewah, apalagi kaya.

Bahkan, pria yang telah enam kali menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum.

Ia sudah menjadi Menteri sejak tahun 1964 pada Kabinet Dwikora I masa pemerintahan Presiden Soekarno sebagai Menteri Negara diperbantukan pada Menteri Koordinator Pekerjaan Umum dan Tenaga untuk urusan penilaian konstruksi.

Hingga tahun 1978 pada Kabinet Pembangunan II masa pemerintahan Presiden Soeharto selama 13,5 tahun. Ir. Sutami adalah Menteri Pekerjaan Umum "terlama" dengan masa jabatan selama 12 tahun, Pada 6 kabinet dihitung sejak menjabat Menteri Koordinator Kompartimen Pekerjaan Umum dan Tenaga pada Kabinet Dwikora II 1966.

Ir. Sutami ini dijuluki menteri termiskin karena kesederhanaanya.

Di mana rumah Sutami di jalan Imam Bonjol, Jakarta Pusat dibeli secara mencicil. Ketika akan pensiun, rumah itu baru lunas.

Jika hari lebaran tiba, para tamu pun bersilaturahmi. Namun betapa terkejutnya mereka saat menginjakkan kaki di rumah Menteri Sutami.

Ir. Sutami (Tribunnews.com)

 

 

Bukan kemewahan yang ada, namun rumah sederhana yang atapnya bocor di mana-mana.

Padahal sebagai pejabat negara yang menangani proyek-proyek besar, Menteri Sutami bisa saja hidup bergelimang kemewahan.

Sosoknya sangat pendiam dan sederhana ini tak pernah ia menggunakan fasilitas negara di luar pekerjaannya.

Saat pensiun, semua ia kembalikan, termasuk mobil dinasnya.

Seorang pengusaha pernah ingin memberinya mobil karena tahu mobil dinas Sutami akan dikembalikan.

Namun sang Menteri menolak dengan halus. Ia memilih meminta diskon sedikit dan membayar mobil itu.

Sebagai insinyur sipil lulusan Institut Teknologi Bandung, ia sangat menyukai pekerjaan lapangan.

Wartawan kerap memanggilnya 'Menteri yang tidak punya udel'. Sutami mampu jalan kaki puluhan kilometer untuk meninjau daerah terpencil.

Jika ada ojek, ia naik. Jika tidak ada, maka menteri sederhana ini akan berjalan kaki hingga bertemu masyarakat sekitar.

Di masa Orde Baru, Sutami menjadi sosok di balik suksesnya transmigrasi dari Pulau Jawa ke beberapa titik yang ada di Pulau Sumatera.

Program transmigrasi tersebut dilakukannya dengan sangat mulus.

Ir. Sutami (Kolase/Tribunnews.com)

 

 

Ia memindahkan penduduk dari Pulau Jawa dengan menggunakan pesawat supaya lebih cepat.

Saat berusia 36 tahun, Sutami telah menduduki kursi Menteri di era Presiden Soekarno. Pria kelahiran Surakata itu menjabat sebagai Menteri Pekerjaan Umum di era Soeharto selama 12 tahun dan 2 tahun di era Soekarno.

Selama menjadi Menteri, Sutami telah menghasilkan karya-karya monumental di Indonesia.

Mulai dari jembatan Semanggi Jakarta. Saat ini jembatan itu menjadi salah satu ikon Ibukota.

Pembangunan jembatan Semanggi, pada 1961 yang fenomenal tersebut diarsiteki, jebolan Sekolah Teknik Bandung (sekarang ITB) ini.

Pembangunan tersebut untuk menyukseskan Asian Games 1962, di Jakarta. Sehingga kemacetan di beberapa titik saat itu terurai.

Selain itu, proyek raksasa kubah gedung MPR/DPR berwarna hijau mirip kura-kura, Waduk Jatiluhur, proyek pembangunan Bandara Ngurah Rai, Bali, pembangunan jembatan Ampera di Sungai Musi, Palembang, Sumatera Selatan.

Lalu, proyek Listrik Tenaga Air di Maninjau, Sumatera Barat. Tidak hanya itu, bendungan Karangkates, Sumberpucung, Malang, Jawa Timur.

Bendungan itu diberinama bendungan Sutami oleh Presiden Soeharto, saat peresmiaan pada 16 Desember 1981.

Menteri ini yang sama sekali tidak pernah bermewah-mewahan ini dijuluki ‘tukang insinyur’.

Dia ikut andil dalam lahirnya Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI). Bahkan, muncul dan beroperasinya jalan tol. Tol Jagorawi, namanya.

Ketauladanan sosok Sutami, patut diikuti masyarakat Indonesia. Meskipun menjabat sebagai Menteri.

Pernah suatu ketika rumah Sutami di Solo diputus listriknya oleh PLN.

Pasalnya ia belum bisa membayar tagihan listrik saat itu karena tak punya uang.

Trenyuh memang, mantan menteri Tenaga Listrik malah rumahnya sendiri diputus oleh PLN.

Ir. Sutami (wikipedia)

 

 

Seakan belum cukup, Sutami pernah jatuh sakit namun takut diopname.

Alasannya sama, ia takut tak bisa bayar tagihan rumah sakit.

Hingga susah payahnya Sutami terdengar oleh pemerintah dan Soeharto langsung menyuruh untuk membantu mantan menterinya itu.

Presiden Soeharto kerap menjenguk Sutami saat sakit.

Soeharto pula yang meminta Sutami mau berobat ke luar negeri.

Ir Sutami meninggal dunia pada 13 November 1980 pada umur 52 tahun.

Ir. Sutami menderita sakit lever dan beliau juga berpesan kepada keluarga untuk tidak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan.

Meskipun ketika itu Presiden Soeharto memerintahkannya. Pak Tami kemudian dimakamkan di Tanah Kusir.

#Ketika Menteri Dapat Mobil Gratis dari Pengusaha Tapi Ditolak Mentah-mentah, Begini Kisahnya#

Artikel ini telah tayang di sripoku.com dengan judul Mengenal Sosok Menteri Termiskin di era Presiden Soekarno & Soeharto dengan Jasa yang Menakjubkan

Berita Terkini