TRIBUNBATAM.id - Ada suatu hal yang diungkapkan Jerinx SID diakun instagramnya yang seolah menyindir sosok pemimpin.
Musisi yang bernama I Gede Ari Astina ini menyinggung bencana banjir Jakarta di awal tahun 2020 ini.
Di awal tahun 2020 ini daerah Jabodetabek tengah menghadapi musibah banjir, bahkan rumah sejumlah artis juga ada yang kebanjiran.
Sindiran Jerinx SID ini ditujukan kepada pemimpin, dan ia menuliskan beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta, Bali dan Papua.
Tak tanggung-tanggung, Jerinx SID langsung menyindir sosok pemimpin dengan statment kontroversialnya.
• Berkat Ramuan Ini, Jerinx SID Akui Puaskan sang istri di Ranjang 11 Kali Semalam, Nora Minta Ampun
Menurut Jerinx SID, pemimpin 'seiman' belum tentu bisa mencegah bencana buatan manusia.
Hal tersebut ia utarakan di akun Instagram pribadinya, @jrxsid.
"Sudah terbukti berkali-kali, pemimpin yang seiman belum tentu berhasil mencegah bencana buatan manusia. .
.
Jakarta, Bali, Papua, banyak contohnya.
.
Saya optimis jika Indonesia dipimpin oleh para atheist/agnostic keadaan pasti membaik.
.
Ya minimal kiamat bisa lebih dipercepat lah. Amin," tulis Jerinx SID, Kamis (2/1/2020).
• Raup Rp 3,8 Juta dari Tiket Masuk, Polisi Sebut Pelaku Pungli Kerap Beroperasi di Batam
Sementara itu, meski tak menyebut langsung nama sosok pemimpin yang dimaksud, netizen ramai-ramai menyebut bahwa yang dimaksud Jerinx SID adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.
raptiindra: Yg milih pemimpin karena seiman siapa?.. jgn suka mn'generalisir sgala sesuatu sepndek itu.
hendysyah: Banjir di jabodetabek mestinya jadi pelajaran buat para warga Bali (khusus nya yang tidak menolak reklamasi teluk benoa ), bahwa kesalahan tata ruang & tata bangunan terutama kerusakan lingkungan ( masalah AMDAL ) dapat menyebabkan bencana yang dapat merugikan banyak orang.
metunangnjero: Kalau masih dipimpin manusia sama aja selamanya, mau ateis, mau seiman gak ada bedanya. Selama yang memimpin punya NAFSU tetap sama aja.
Reaksi sejumlah warga Jakarta soal Banjir, Ejek Anies Baswedan, Elu-elukan Ahok
Bencana banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta menjadi pemberitaan besar di berbagai media massa.
Ya, tahun 2020 dibuka dengan terjadinya bencana banjir di sejumlah wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.
Adapun banjir ini pun berimbas pada kegiatan dan sarana prasarana di Jakarta dan sekitarnya.
Air menggenang dan mengganggu beroperasinya fasilitas-fasilitas umum seperti moda transportasi seperti KRL, KA Bandara hingga prasarana umum seperti jalan tol.
Selain itu, banjir ini terjadi pada Rabu (1/1/2020) pagi setelah DKI Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan lebat pada Selasa (31/12/2019) sore.
Menelusuri media sosial, seperti Twitter dan Instagram, netizen pun bereaksi terhadap musibah banjir yang terjadi di DKI Jakarta.
Tak sedikit netizen yang langsung menyalahkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggap belum bisa mengatasi banjir di DKI Jakarta.
Kebanyakan netizen menyalahkan Anies Baswedan pada musibah banjir yang melanda DKI Jakarta tersebut.
Bahkan ada netizen juga yang malah kembali mengelu-elukan nama mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP.
Bahkan, tak mau ketinggalan, Permadi Arya alias Abu Janda juga ikut mengolok-ngolok Anies Baswedan soal banjir di DKI Jakarta.
"Allah itu bekerja dengan cara yang misterius.
@aagym
doa minta pemimpin DKI rendah hati, sama Allah dikasih pemimpin DKI rendah kinerja
@aniesbaswedan
#Banjir makin parah, terparah dalam sejarah DKI," tulis Permadi Arya alias Abu Janda di Twitter, Rabu (1/1/2020).
Menurut pengguna akun Instagram dengan nama @info_betawi, DKI Jakarta adalah kampung air.
"RIBUT SOAL BANJIR
Ni gua Orang Betawi..Shohibut bait nya Jakarta...
gua bilangin ame. Eluh. Yg baru engeh ama Jakarta...
Jakarta mah emang kampung Aer...Ada Rawa sari.rawa bunga..rawa bokor..ame rawa rawa laenya dah.... Yg
namanya Rawa mah emang tempat aer. Sekarang ditempatin orang...yaa kalo banjir. Jangan ngeluh.
Tempat aer di tempatin.... Dari Zaman..Kumpeni.
Jakarta udah langganan banjir.... Bukan soal aer banjir," tulis akun @info_betawi, Selasa (1/1/2020).
April 2019, Ahok pernah ikut bersuara soal banjir di DKI Jakarta
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok BTP ikut bicara soal banjir yang melanda Jakarta, Jumat (26/4/2019) lalu.
Adapun Ahok atau BTP mencuitkan soal banjir di Jakarta melalui akun Twitter terverifikasi, @basuki_btp.
Dalam cuitannya itu, akun Ahok atau BTP menuliskan, warga DKI Jakarta sebaiknya waspada terhadap banjir.
Selain itu, Ahok atau BTP pun ingin semua fokus untuk membantu para korban banjir.
Tak lupa, Ahok atau BTP pun mengingatkan warga agar jangan buang sampah sembarangan.
Berikut adalah cuitan lengkap Ahok atau BTP soal banjir di Jakarta.
"Kepada warga DKI, harap waspada terhadap banjir. Mari fokus untuk membantu para korban banjir. Dan jangan membuang sampah sembarangan," tulis @basuki_btp.
Cuitan itu sebenarnya adalah komentar Ahok saat me-retweet cuitan mantan Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, almarhum Sutopo Purwo Nugroho.
Saat itu, mendiang pernah Sutopo mengunggah video situasi di Sungai Ciliwung.
Terlihat, ada banyak sekali sampah yang hanyut di Sungai Ciliwung.
"Sampah banyak yang dihanyutkan Sungai Ciliwung dari bagian hulu dan tengah pagi ini. Kondisi tinggi muka air di Kalibata pagi ini," tulis @Sutopo_PN.
Cuitan itu pun di-reply dan di-retweet sebanyak ratusan kali.
Berikut adalah balasan warganet untuk cuitan Ahok atau BTP.
"Maaf ya Pak, berita banjir di kemang itu karena tanggul jebol. Banjir di istana karena gorong gorong tertutup gulungan kabel.
Lagian bukankah pihak 58 persen sepakat kalo Anies lebih baik dari Ahok ? Kalo masih banjir juga buat apa ganti gubernur ?" tulis @nic0satya.
"Oke pa ahok yg peduli . Kami warga siap waspada dan akan bantu bagi yg membutuhkan," tulis @CanduUjang.
"Normalisasi terhenti di Bukit Duri tahun 2016. Dan sekarang gubernur nunggu pemerintah rampungkan waduk di Bogor.." tulis @SahabatNina.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku telah dapat kabar soal banjir yang menggenangi sejumlah titik di Jakarta.
Banjir Jakarta pada Jumat (26/4/2019), kata Anies Baswedan, akibat kiriman dari Bogor.
Pasalnya, DKI Jakarta, kata dia, waktu itu seharian tak diguyur hujan.
"Di tempat (yang banjir) itu tidak ada hujan sebetulnya. Kita ini menerima air dari hulu, ketika di sana hujannya deras," ujar Anies Baswedan di Gedung Teknis Abdul Muis, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2019), dilansir dari Warta Kota.
"Ini contoh situasi banjir karena kiriman dari selatan," sambung Anies Baswedan.
Lebih lanjut Anies Baswedan pun menjelaskan, ketinggian air di Bendung Katulampa yang berada di Bogor naik hingga siaga 220 sentimeter, atau siaga 1 pada Kamis (25/4/2019) malam..
Pihaknya pun sudah melakukan berbagai upaya. Di antaranya adalah menyiagakan petugas dari Dinas SUmber Daya Air dan Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) di titik-titik rawan banjir.
Masih dilansir dari Warta Kota, berdasarkan data yang dihimpun BPBD DKI Jakarta melalui Pusat Data dan Informasi Kebencanaan, hingga pukul 07.00 WIB, terdapat 17 titik banjir yaitu di Jakarta Selatan, yakni:
- RW 07 Kelurahan Lenteng Agung;
- RW 01 Kelurahan Srengseng Sawah;
- RW 01 Kelurahan Pengadegan;
- RW 07 Kelurahan Rawajati; dan
- RW 05, 06, 07, 08 Kelurahan Pejaten Timur, dengan ketinggian banjir rata-rata 20-70 cm.
Wilayah Jakarta Timur:
- RW 02, 05, 08 Kelurahan Cawang;
- RW 05 Kelurahan Balekambang;
- RW 04, 05, 08 Kelurahan Kampung Melayu; dan
- RW 07, 11 Kelurahan Bidara Cina, dengan ketinggian banjir rata-rata 20-100 cm.
Apa penyebab banjir di DKI Jakarta?
Menurut Ahli Hidrologi dan Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada ( UGM) M. Pramono Hadi, penyebab utama dari banjir ini adalah hujan yang merata dan jumlahnya banyak.
"Itu penyebab utama karena hujan merata, dan jumlahnya banyak, dan kondisi ‘surface storage’ sudah jenuh dengan air. Karena telah terjadi hujan beberapa waktu sebelumnya," jelas Pramono saat dihubungi Kompas.com, Rabu (1/1/2020) sore.
Surface storage merupakan simpanan atau timbunan air yang terdapat dalam permukaan lahan.
Mengutip publikasi ilmiah Fakultas Geografi UMS, keberadaan surface storage dalam suatu wilayah menunjukkan bahwa sebagian air hujan jatuh di permukaan lahan akan tersimpan dalam lahan.
Oleh karena itu, hubungan antara surface storage dengan air permukaan mempunyai hubungan berbanding terbalik.
Menurut Pramono, risiko banjir untuk wilayah Jakarta memang lebih besar dibandingkan dengan wilayah lain.
"Ya banjirnya lebih besar, karena sesungguhnya Jakarta adalah flood plain, dan Jakarta/Batavia dibangun meniru kota-kota di Belanda," ungkap Pramono.
Secara geomorfologi, Jakarta tepat berada di bagian wilayah yang disebut sebagai dataran banjir.
Terkait faktor lain, Pramono mengungkapkan adanya sejumlah faktor yang turut mempengaruhi banjir ini.
Menurutnya, tata ruang yang belum mengacu pada risiko banjir turut berperan dalam banjir Jakarta ini.
"Tata ruang (terutama RDTR) belum mengacu pada risiko banjir," katanya lagi. Selain faktor hujan, infrastruktur wilayah, topografi, drainase juga dinilai mempengaruhi potensi banjir tidaknya suatu wilayah.
Cara tepat menangani banjir
Pramono menyebutkan bahwa untuk jangka menengah atau jangka panjang, ada sejumlah upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah atau meminimalisir risiko banjir di Jakarta.
"Jangka menengah/panjang, situ dibangun lagi (dulu pernah jumlahnya mencapai 1300-an) kini tinggal 250-an," kata Pramono. "Kalau mau bangun reservoir/bendung mungkin lebih efektif, sistem resapan perlu digalakkan, sistem polder di bag bawah/low land. Ya sebab utamanya cuaca," sambungnya.
Sedangkan menurut BMKG, banjir tidak hanya dipengaruhi oleh curah hujan dari wilayah DKI Jakarta saja, tetapi juga pengaruh hujan di wilayah sekitarnya.
Sementara, menurut BMKG, ada beberapa langkah antisipasi yang dapat dilakukan untuk menghindari dampak lebih buruk dari banjir yang terjadi, yaitu:
- Membersihkan drainase
- Mewaspadai pohon tua
- Menghindari jalan licin.
Banjir di DKI Jakarta
Banjir merendam sebagian wilayah Jakarta dan sekitarnya di awal tahun ini, Rabu (1/1/2020).
Dilansir dari akun BNPB_Indonesia, tampak puluhan taksi yang terparkir di Poll Bluebird Kramat Jati semuanya terendam banjir.
Ada beberapa taksi yang terendam sampai setengah ketinggian, namun banyak juga yang sudah trendam sampai ke atap.
Banjir itu terjadi di Pool Bluebird Kramat Jati, belakang Ps Hek, Jalan Pondok Gede.
"Taksi terendam banjir di Pool Bluebird Kramat Jati belakang Ps Hek, Jl. Pondok Gede, 1 Januari 2020, pukul 08.00 WIB. #banjir," tulis akun BNPB.
Tak hanya di Pool Bluebird Kramat Jati sejumlah wilayah di Jakarta juga terendam banjir.
Sejumlah jalan protokol DKI Jakarta tergenang banjir di awal tahun 2020 ini akibat hujan deras sejak Selasa (31/12/2019) malam.
Berdasarkan pantauan Kompas.com di akun twitter @TMCPoldaMetro, jalan pertama yang terendam banjir yakni Simpang Cempaka Mas, Jakarta Pusat.
Dilaporkan pada pukul 08.55 WIB, banjir yang terjadi cukup tinggi sehingga lalu lintas kendaraan dialihkan.
Selain itu, Jalan S Parman, tepatnya depan Kampus Universitas Trisakti juga direndam banjir setinggi 50-80 cm, sehingga tak ada kendaraan yang bisa melintas.
Pada pukul 08.19 WIB, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan juga terpantau tak bisa dilewati kendaraan bermotor.
Ketinggian banjir di lokasi ini mencapai 40-60 cm.
Adapun di Jalan Pemuda Rawamangun, Jakarta Timur, tepatnya persimpangan Arion, pada pukul 07.44 WIB juga digenangi banjir setinggi 30-40 cm.
Jalan Gatot Subroto pada pukul 07.18 WIB masih terendam oleh banjir setinggi 30-40 cm.
Namun, dari gambar yang ditampilkan TMC Polda Metro Jaya sejumlah kendaraan roda empat tetap melintasi jalur tersebut.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Jerinx SID Bicara Banjir Jakarta, Berani Mengucapkan Kata-kata Seperti Ini, Sindir Anies Baswedan?