PEMULANGAN WNI DARI WUHAN CHINA

Wali Kota Batam Sebut WNI dari Wuhan Tak Masuk ke Ruang Tunggu Bandara Hang Nadim, Tapi ke Sini

Editor: Dewi Haryati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Batam, HM Rudi

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah Indonesia mengevakuasi Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Wuhan, China pulang ke Indonesia dan rencana akan singgah di Kota Batam.

Wali Kota Batam sekaligus Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi pada Sabtu (1/2/2020) di ruang tunggu VIP Bandara Hang Nadim memberikan keterangan, usai melakukan rapat bersama instansi terkait seperti KKP dan TNI AU mengatakakan pihak menjalankan arahan dari pemerintah pusat.

Arahan dari pemerintah pusat ialah terkait pemulangan WNI yang berada di Wuhan karena sedang ramai wabah virus Corona.

"Kita masih menunggu lebih lanjut untuk proses evakuasi dari Wuhan ke Kota Batam dan ke Natuna," ujar Rudi saat dikonfirmasi terkait proses pemulangan WNI yang direncanakan akan singgah di Kota Batam.






Terkait penanganan kesehatan WNI yang dipulangkan dari Wuhan, China transit di Bandara Hang Nadim Batam, Rudi mengatakan untuk pengecekan kesehatan akan ditangani oleh pihak KKP dan instasi terkait.

"Untuk teknisnya nanti akan dijelaskan oleh KKP," ujar Rudi.

Saat dikonfirmasi kesiapan kota Batam sendiri, Rudi menatakan proses tersebut harus dilakukan karena ini terkait kemanusiaan.

Pulang ke Indonesia Lewat Batam, WNI dari Wuhan Bakal Diisolasi di Natuna

CUMA 5 Menit di Batam, Menhub Bertolak ke Karimun Bersama Aunur Rafiq, Ada Apa?

"Ini bukan masalah siap nggak siap, karena ini arahan pemerintah pusat," ujarnya.

Rudi juga mengatakan para WNI yang dievakuasi oleh pemerintah itu nanti sesampainya di Bandara Hang Nadim Batam tidak akan masuk ke ruang tunggu Bandara Hang Nadim Batam.

Ia mengatakan, nantinya para WNI tersebut akan langsung berpindah pesawat ke pesawat yang telah disediakan dan akan langsung dibawa ke tempat karantina di Natuna.

Terkait penolakan dari warga Kota Batam, dimana isu yang berkembang akan dijadikan tempat karantina ia membantah hal tersebut.

"Itu nggak ada hoax saja itu, karena tadi malam kita belum rapat tapi isunya sudah berkembang," bantah Rudi.

Saat dikonfirmasi lebih lanjut terkait rapat yang diadakan di kantor KKP pada Jumat (31/1/2020) yang dihadiri Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dan pihak terkait ia mengatakan dirinya tidak ikut dalam rapat tersebut.

"Kan bukan saya yang rapat, saya baru rapat hari ini," jelasnya.

Ia mengatakan, rapat yang dilakukan hari ini di ruang tunggu VIP bandara Hang Nadim Batam adalah terkait penanganan pemulangan WNI Wuhan.

Menkes dr Terawan Agus Putranto Tiba di Batam

Jelang pemulangan warga negara Indonesia dari Wuhan, China, Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Menkes RI), dr Terawan Agus Putranto datang ke Kepulauan Riau (Kepri).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana mengatakan Menkes sudah tiba di Kabupaten Natuna sejak Jumat (31/1/2020).

"Beliau datang masih dalam kaitannya dengan penjajakan daerah Natuna sebagai lokasi karantina," ungkap Tjetjep kepada TRIBUNBATAM.Id, Sabtu (1/2/2020) pagi.

Tjetjep juga menginformasikan kalau Menteri Perhubungan (Menhub) RI, Budi Karya Sumadi juga akan datang ke Batam, Sabtu (1/2/2020) siang.

Dia juga datang dalam kaitan dengan pemulangan WNI dari Wuhan itu.

"Makanya saya juga merapat ke Batam," kata Kepala Dinkes Provinsi Kepri itu.

Kemenkes dan Kemenhub Dijadwalkan ke Batam

Terkait rencana kepulangan WNI dari Wuhan ke Indonesia yang dikabarkan bakal melewati Batam, saat ini aktivitas di area kedatangan VIP Bandara Hang Nadim Batam Batam terlihat ramai dibanding biasanya.

Keramaian tersebut diduga berkaitan dengan rencana pemulangan WNI yang berada di Wuhan ke Indonesia lewat Batam.

Dari informasi yang dihimpun Menetri Perhubungan dan Menteri Kesehatan akan tiba melalui kedatangan VIP Bandara Hang Nadim.

Terlihat juga mobil para pejabat di kota Batam terparkir di area parkir bandara Udara Hang Nadim.

Seperti mobil Walikota Batam, mobil Kapolresta Barelang dan beberapa pejabat Batam lainnya.

Berdasarkan pantauan terlihat juga Bupati Karimun Ainur Rofiq datang menggunakan mobil Fortuner ke VIP Bandara Hang Nadim Batam.

Tampak di parkiran mobil Alphard putih bernomor polisi RI 35 yang biasa digunakan Mentri Perhubungan juga terparkir di Bandara Hang Nadim.

Hingga berita ini di tulis belum ada pihak terkait yang mengkonfirmasi kepada awak media yang menunggu di Bandara Hang Nadim.

Pulang Lewat Batam?

Sejak kemarin grup WhatsApp hingga media sosial diramaikan dengan pertanyaan benarkah Batam akan menjadi lokasi pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, China yang saat ini sedang diserang virus corona.

Meskipun masih belum diputuskan dan akan digelar rapat terakhir hari ini, Sabtu (1/2/2020) namun reaksi masyarakat yang beragam mulai terlihat.

Tak sedikit yang menyatakan penolakan bahkan ada yang menyatakannya dengan menggeluarkan rilis pernyataan sikap menolak dengan alasan tertentu.
Lantas, benarkah Batam menjadi pilihan tempat pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang akan di Evakuasi oleh TNI AU di Provinsi Wuhan, China?

Sejauh ini, pemerintah Provinsi Kepri sudah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan belum tahu apa alasan Pemerintah Indonesia memilih Batam sebagai tempat pemulangan WNI dari Wuhan tersebut.

Seperti yang dikatakan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri Tjetjep Yudiana saat dikonfirmasi TRIBUNBATAM.id, Jumat (31/1/2020) malam.

Menurut Tjetjep sejauh ini mereka sudah berkoordinasi juga dengan KKP.

Pemerintah rencananya akan memulangkan WNI di Wuhan China ke Indonesia melalui Batam.

Pemulangan WNI dari Wuhan terkait dengan wabah virus Corona.

Kadinkes Kepri Tjetjep Yudiana mengaku mendapatkan informasi mengenai pemulangan WNI dari Wuhan ke Indonesia melalui Batam.

Tjetjep mendapatkan informasi dari Kemenhub.

"Selaku petugas kesehatan kami sudah siap melakukan cegah tangkal. Kami sudah koordinasi dengan KKP," ujar Tjetjep ketika dihubungi.

Informasi terakhir yang Tjetjep terima kedatangan WNI dari Wuhan tanggal 2 Februari pukul 02.00 WIB.

Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) bersama Pemerintah Kota (Pemkot) Batam, Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Provinsi Kepri, dan tim kesehatan gabungan dan sejumlah pihak terkait melakukan pertemuan di Kantor KKP Batam.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, Didi Kusumarjadi mengatakan dalam rapat tersebut akan ditentukan sejumlah keputusan. Utamanya kesiapan Batam jika nantinya ditunjuk sebagai pintu masuk WNI asal China.

"Lagi kita bahas, apakah sebagai entry point saja atau menginap, masih belum final," ujar Didi, Jumat (31/1/2020).

Sebelumnya beredar informasi pemulangan WNI dari China menggunakan Batik Air.

Surat itu ditujukan ke Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.

Dalam isi surat tersebut disampaikan untuk kebutuhan evakuasi masyarakat Indonesia yang sampai saat ini masih berada di Wuhan, China.

Saat dikonfirmasi kepada Corporate Communications Strategic of Batik Air, Danang Mandala Prihantoro pada Jumat (31/1/2020) enggan berkomentar terkait hal tersebut.

"Maaf, saya belum bisa memberikan keterangan," ujarnya saat dihubungi.

Direktur Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) Hang Nadim Batam Suwarso mengaku belum mendapatkan Informasi terkait pemulangan WNI yang berada di Wuhan menuju Batam.

"Masih belum jelas informasi nya," ujarnya saat dihubungi pada Jumat (31/1/2020)

Saat di konfirmasi apakah sudah ada Kordinasi dari Dirjen Perhubungan Udara terkait hal itu ia masih mengungkapkan hal yang sama.

"Belum ada," ujarnya singkat

Terpisah dikonfirmasi kepada Kabid Humas Polda Kepri Kombes pol Harry Goldenhardt terkait belum ada kordinasi dari otoritas terkait atas kedatangan WNI dari Wuhan, China.

"Sampe saat ini saya belum dapat data yang valid terkait itu (surat)," ujarnya.

Tetapi untuk surat ia mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat terkait pemulangan WNI dari Wuhan, China.

China bantu pemulangan

Kementerian Luar Negeri telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri China terkait rencana pemulangan warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei ke Tanah Air.

Dari hasil koordinasi tersebut, Pemerintah China bersedia membantu proses pemulangan itu.

"Pemerintah RRT (China) siap memfasilitasi pemulangan WNI dari wilayah terdampak virus Novel Corona (nCov), Provinsi Hubei ke Indonesia," tulis keterangan resmi Kemenlu, Kamis (30/1/2020).

Dalam waktu dekat, para WNI akan dipulangkan. Saat ini, pemerintah tengah mematangkan kesiapan di dalam negeri dalam menyambut kedatangan mereka.

Tercatat, ada 243 WNI yang berada di Provinsi Hubei yang tersebar di tujuh lokasi.

Selain mematangkan kesiapan, KBRI juga tengah memastikan pengelolaan logistik pemindahan WNI ke tempat penjemputan, sebelum pesawat tiba di lokasi penjemputan.

"Hal ini diperlukan agar tidak ada hambatan saat proses pemulangan diaktifkan," demikian keterangan Kemenlu.

Kini, tim KBRI Beijing sudah berada di lokasi yang dekat dengan wilayah terdampak untuk memfasilitasi proses tersebut di lapangan.

KBRI juga telah meminta para WNI di Hubei untuk menyiapkan dokumen perjalanan dan administratif lainnya.

Dalam proses pemulangan ini, Kemenlu juga bekerjasama dengan berbagai instansi terkait di dalam negeri antara lain TNI, Kementerian Kesehatan, dan Imigrasi dalam proses ini.

"Tugas utama Kementerian Luar Negeri RI adalah untuk memudahkan penjemputan dan membawa para WNI ke Tanah Air. Di dalam negeri, instansi terkait lain yang akan memfasilitasi sesuai tugas pokok dan fungsi mereka," tulis keterangan itu.

Dikarantina Selama 14 Hari

Pemerintah Indonesia mempersiapkan secara matang pemulangan WNI yang berada di Wuhan, China.

Rencana pemulangan Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Provinsi Hubei, Cina letak kota Wuhan dan 15 kota lainnya siap dilakukan menunggu hasil koordinasi.

Kementerian Kesehatan pun siap memastikan kondisi kesehatan 249 WNI yang akan pulang mulai dari keberangkatan hingga tiba di Indonesia.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Pentakit Menular Langsung, dr. Wiendra Waworuntu, M. Kes menjelaskan pertama sebelum dipulangkan dilakukan screening terlebih dulu di Wuhan.

Itu seperti yang sudah dilakukan sebelumnya yaitu orang-orang yang dari Tiongkok, semuanya di observasi pemantauan di semua bandara,” ucap Wiendra di Kementerian Kesehatan, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2020).

Kemudian saat masuk ke dalam pesawat seluruh WNI akan mendapatkan health alert card atau kartu kewaspadaan kesehatan yang berisi identitas WNI, data negra yang dikunjungi, hingga riwayat penyakit.

“Kartu ini manfaatnya adalah untuk menyampaikan kepada semua orang yang datang dari Tiongkok, kalau dalam 14 hari merasa panas atau demam atau batuk atau sesak, itu harus ke fasilitas kesehatan,” ucap Wiendra.

Selama di perjalanan juga disiagakan dokter dan perawat untuk memantau kesehatan para WNI dan saat turun dari pesawat kembali lagi dipastikan kondisi para WNI.

“Turun dari pesawat, terus nanti diperiksa.

Jadi rencana pendeknya gitu, pas naik peswat udah ada petugas juga yang mengontrol apakah ada panas apakah ada demam. SOP jelas,” ungkap Wiendra.

Kemudian setelah turun dari pesawat, WNI akan langsung dikarantina selama 14 hari untuk menghindari proses penyebaran penyakit.

Untuk lokasi pasti bandara dan tempat karantina sampai saat ini masih dalam pembicaraan. Namun Kemenkes siap memberikan layanan dimanapun nanti WNI akan mendarat dan dikarantina.

“Kami siap di mana pun landing pesawat. Bahwa mau Di Jakarta atau Bandung, semua harus siap. Posisinya adalah karantina. Sudah jelas,” tutur Wiendra.

Pilihan pemulangan WNI ini karena wabah virus novel corona virus (2019-nCov) yang mewabah di Wuhan terus memakan korban hingga lebih dari 170 orang meninggal dunia dan lebih dari 7.000 orang terinfeksi virus ini yang menyebabkan pneumonia.

19 negara juga telah melaporkan kasus kni termasuk Amerika Serikat (AS), Prancis, Australia, Jepang, Korea Selatan, maupun Amerika Serikat. (Tribun Batam.id/Alamudin/*)

Berita Terkini