ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Camat Siantan Tengah membuat inovasi. Ia berinisiatif membuat Roro mini untuk memudahkan warganya menyeberang dari Desa Air Asuk, Kecamatan Siantan Tengah ke Kampung Baru, Pulau Matak.
Sejak kapal Roro MV Anambas 5 tujuan Kampung Baru-Air Asuk rusak, warga desanya mengandalkan kapal penghubung menggunakan kapal Inkamina.
Persoalan muncul setelah pelajar dan warga mengeluhkan tarif yang dirasa memberatkan mereka. Untuk sekali jalan, Roro Inkamina membebankan tarif Rp 10 ribu.
"Kalau tarifnya saya rasa cukup mahal, apalagi kita kan mengangkut anak sekolah, terlalu berat jika diberi tarif demikian, makanya saya dan warga inisiatif bikin Roro mini, " kata Camat Siantan Tengah, Wan Rhumady, Senin (3/2/2020).
Ia menyebutkan, tarif Roro mini ini dikenakan biaya Rp 4 ribu bagi pelajar dan itu sudah termasuk biaya Pulang Pergi (PP).
"Kami tidak mau membebani anak-anak yang bersekolah, ini juga untuk memudahkan mereka menuntut ilmu," jelasnya.
Sementara itu yang akan mengemudikan Roro mini sendiri ialah warga yang sudah terbiasa dengan mesin Speed Boat.
Pembuatan kapal Roro mini ini dikatakan Rhumady memakan waktu hampir 15 hari. Saat ini kapal Roro mini belum beroperasi dikarenakan Camat Siantan Tengah dan timnya sedang membuat pelabuhan apung untuk memudahkan naik turunnya penumpang.
"Belum jalan, kita masih buat pelabuhan apung dulu, nanti kalau ada penumpang yang bawa kendaraan biar lebih aman saat dinaikkan ke kapal," ucapnya.
Pelabuhan Roro Apung
Setelah pembuatan roro mini oleh Camat Siantan Tengah hampir rampung, kini pelabuhan apung, sebagai sarana untuk menaikkan dan menurunkan penumpang dikabarkan sudah dalam tahap penyelesaian.
Dalam proses pembuatan pelabuhan apung itu, Camat Siantan Tengah Wan Rhumady turun tangan langsung dalam membantu timnya membuat pelabuhan apung.
"Alhamdulillah sudah hampir selesai pembuatan pelabuhan apungnya. Insya Allah dalam waktu dekat akan segera kita uji coba dulu kelayakannya," kata Rhumady, Senin (3/2/2020).
Lebih lanjut Rhumady mengatakan, dari proses perencanaan hingga pembuatan roro mini dan pelabuhan apung itu merupakan ide dan rancangan ia bersama tim ahli.
"Untuk bahan pelabuhan apun yang kita gunakan itu kayu dan dirigen, kalau untuk kapal roro sendiri kita menggunakan bahan dasar kayu khusus untuk membuat kapal kayu, tidak memakan banyak biaya tapi bisa bermanfaat untuk masyarakat," jelasnya.
Saat kapal roro mini dan pelabuhan sudah siap dioperasikan, secepatnya akan diuji coba dan masyarakat bisa menikmati fasilitas roro mini tersebut.
Tarif Roro Pengganti Mahal
Mahalnya tarif angkutan penumpang karena rusaknya kapal Roro MV Anambas 5 tujuan Kampung Baru-Air Asuk, membuat Camat Siantan berinisiatif membuat roro mini.
Pasalnya beberapa penumpang seperti pelajar dan warga yang sering bolak balik Kampung Baru-Air Asuk mengeluhkan tarif yang dikenakan oleh roro Inkamina, yakni Rp 10 ribu dan itu hanya untuk tarif pergi saja. Jika PP (pulang-pergi) maka totalnya Rp 20 ribu.
"Kalau tarifnya saya rasa cukup mahal, apalagi kita kan mengangkut anak sekolah, terlalu berat jika diberi tarif demikian, makanya saya dan warga inisiatif bikin Roro mini, " kata Camat Siantan Tengah Rhumady, pada Senin (3/2/2020).
Lebih lanjut Rhumady menyebutkan Roro mini ini akan dikenakan biaya Rp 4 ribu bagi pelajar dan itu sudah PP.
"Kita tidak mau membebani anak-anak yang bersekolah, ini juga untuk memudahkan mereka menuntut ilmu," jelasnya.
Sementara itu yang akan mengemudikan Roro mini sendiri ialah warga yang sudah terbiasa dengan mesin Speed Boat.
Pembuatan kapal Roro mini ini dikatakan Rhumady memakan waktu hampir 15 hari. Saat ini kapal Roro mini belum beroperasi dikarenakan Camat Siantan Tengah dan timnya sedang membuat pelabuhan apung untuk memudahkan naik turunnya penumpang.
"Belum jalan, kita masih buat pelabuhan apung dulu, nanti kalau ada penumpang yang bawa kendaraan biar lebih aman saat dinaikkan ke kapal," katanya.(TribunBatam.id/RahmaTika)