KARIMUN SIAGA VIRUS CORONA

Kadinkes Belum Bisa Pastikan Kondisi Pasien RSUD Muhammad Sani Karimun Positif Virus Corona

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kadis Kesehatan Karimun, Rachmadi belum bisa memastikan apakah pasien yang dirawat terpisah di RSUD Muhammad Sani Karimun positif terinfeksi virus Corona atau tidak.

KARIMUN,TRIBUNBATAM.id - Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun belum bisa memastikan apakah seorang pasien yang dirawat khusus di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani terpapar virus corona atau tidak.

Untuk menentukan seseorang terpapar virus yang telah menyebar ke beberapa negara itu harus melalui pengujian yang tepat.

Pasien wanita asal Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti yang diperlakukan secara khusus di RSUD Muhammad Sani karena memiliki riwayat perjalanan dari Malaysia. Beberapa hari datang dari Malaysia, ia mengalami demam, batuk dan sesak napas. Mirip dengan ciri-ciri orang yang terinfeksi virus Corona.

"Kami telah melakukan penanganan secara ketat. Diperlakukan agak berbeda dengan sesak napas yang lain. Kalau kondisinya Insya Allah baik-baik saja," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi, Minggu (9/2/2020).

Ia mengungkapkan, pasien wanita itu pernah menderita penyakit Tuberkulosis (TBC).

"Baru dicurigai. Kami belum dapat pastikan. Sekarang diobservasi," ujarnya.

Seorang wanita dewasa mendapatkan perawatan yang berbeda dari pasien lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani Karimun.

Wanita yang diketahui warga Kecamatan Rangsang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau tersebut harus ditangani secara terpisah dari pasien lain.

Penyebabnya karena pasien belum lama tiba dari Malaysia, tepatnya tanggal 30 Januari 2020.

Pasien memeriksakan diri ke RSUD Muhammad Sani, Jumat (7/2/2020) sore karena keluhan demam, batuk dan sesak napas.

Sewaktu turun di Pelabuhan Internasional Tanjungbalai Karimun, wanita ini belum menderita sakit, sehingga tidak terdeteksi oleh petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

"Tanggal 30 Januari sudah di Karimun. Pulang dari Malaysia tidak ada terdeteksi. Ia periksa ke RSUD hari Jumat," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun, Rachmadi, Minggu (9/2/2020).

Rachmadi mengatakan pihaknya belum dapat memastikan apakah pasien tersebut terpapar virus corona yang saat ini membuat heboh dunia.

Meski demikian, petugas RSUD Muhammad Sani menanganinya secara ketat. Pasien ditempatkan di ruang tersendiri, atau terpisah dengan pasien lainnya.

Tindakan ini dilakukan petugas medis karena pasien memiliki riwayat perjalanan dari Negara Malaysia. Diketahui di Negara Jiran itu ada ditemukan pasien terpapar virus corona.

Anak 8 Tahun Dirawat di RSUD Muhammad Sani Karimun

Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Muhammad Sani, Karimun memastikan anak umur 8 tahun yang mengalami demam tinggi tidak memiliki ciri-ciri terpapar Virus Corona.

Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Muhammad Sani, dr Zulkifli Dharma mengatakan, kalau kondisi anak yang diketahui sempat melakukan perjalanan ke Malaysia dan Singapura itu hanya mengalami batuk dan demam biasa.

Seorang anak laki-laki berusia delapan tahun tersebut sebelumnya dibawa oleh orang tuanya ke RSUD Muhammad Sani, Kamis (30/1/2020) malam sekira pukul 18.30 WIB.

Anak itu dilarikan ke rumah sakit karena mengalami panas tinggi. Suhu tubuhnya mencapai 38,8 derajat celcius.

"Orang tuanya khawatir karena demam tingginya. Tapi karena dia riwayat dari Malaysia kita tidak bisa rasa aman-aman saja," kata Kepala IGD RSUD Muhammad Sani, dr Zulkifli Dharma saat konferensi pers, Jumat (31/1/2020).

Petugas medis melakukan pemeriksaan fisik, terapi cairan dan memberikan obat penurun demam.

Setelah ditangani, pasien anak dinyatakan hanya mengalami demam biasa.

Bahkan kondisinya membaik dan telah diperbolehkan pulang pada Jumat (31/1/2020) pagi sekira pukul 07.30 WIB.

"Tidak sempat diisolasi. Karena dalam pemantauan. Kalau dalam pengawasan dan kecurigaan baru kami isolasi. Anak itu tidak ada radang paru-paru. Dia hanya batuk dan demam. Kalau radang paru-paru itu masuk pengawasan, akan langsung masuk isolasi karantina," sebut Zulkifli.

Pers rilis dilaksanakan di ruang tunggu RSUD Muhammad Sani. Turut hadir Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Rachmadi, Direktur RSUD Muhammad Sani Zulhadi, Kepala Bidang Pelayanan RSUD Muhammad Sani dr Ade Kristriawan, Kabid Penunjang RSUD Karimun Hermanto dan dokter spesialis anak RSUD Kabupaten Karimun, dr Ibnu Arif Candra Jaya, Sp.A.

Sejumlah apotek dan toko obat di Kabupaten Karimun kehabisan stok masker.

Hal ini diketahui dari penelusuran TribunBatam.id ke beberapa apotek dan toko obat di Pulau Karimun Besar.

Masker Langka di Kabupaten Karimun

"Stok di kami habis. Kawan-kawan yang lain juga habis. Mereka pada nanya barang (masker) sama saya," kata Riko, seorang pemilik toko obat di Kelurahan Sei Lakam, Kecamatan Karimun, Jumat (31/1/2020).

Riko menyebutkan agen tempatnya membeli masker juga sedang kehabisan stok.

"Agen pun saya tanya juga kehabisan stok," ujarnya.

Sulitnya mendapatkan masker juga disampaikan oleh seorang warga Karimun, Ferdi. Pria itu mengaku telah berkeliling ke sejumlah apotek di Pulau Karimun Besar.

"Sudah empat apotek yang saya tanya, tapi kosong semua," ujarnya.

Susahnya mendapatkan masker di Karimun diketahui sejak hebohnya kabar virus corona. Banyak warga yang membeli masker dengan jumlah yang banyak.

Apotek dan toko obat mendapat berkah dibalik kabar Corona yang membuat resah dunia Internasional, termasuk masyarakat Karimun, Provinsi.

Dalam beberapa hari ini penjualan masker serta sarung tangan di sejumlah apotekdan toko obat yang ada di Kabupaten Karimun meningkat.

Seorang pemilik toko obat di kawasan Sei Lakam, Kecamatan Karimun, Riko menurutkan, setiap harinya ia bisa menjual sebanyak 1.500 lembar atau 30 kotak masker.

Padahal sebelum menyebarnya kabar tentang virus corona, ia hanya mampu menjual sekitar belasan lembar saja setiap hari.

"Dalam dua tiga hari ini banyak yang beli masker. Ada yang beli per kotak. Yang beli satuan juga banyak. Sarung tangan juga banyak yang beli tapi lebih banyak masker," katanya saat diwawancarai TribunBatam.id, Selasa (28/1/2020).

Riko menduga banyak yang membeli masker untuk dibagi-bagikan kepada warga.

"Ada orang kantor ada juga orang biasa. Yang beli berkotak-kotak itu kayaknya untuk dibagi-bagikan," ujarnya.

Bahkan untuk saat ini, Riko tidak dapat membeli masker dari agen langganannya karena kehabisan stok.

"Stok di agen kosong. Saya tanya ke agen, lagi tidak ada barang," sebutnya.

Hal senada juga disampaikan seorang pegawai apotik di Tanjungbalai Karimun. Perempuan itu mengaku banyak warga yang membeli masker.

"Beberapa hari ini banyak yang beli (masker). Mungkin karena virus corona," ujar perempuan berhijab itu.

HOAKS Kabar virus Corona

Kabar soal masuknya virus Corona ke Kabupaten Karimun, Provinsi Kepri dibantah Kapolsek Kawasan Pelabuhan Polres Karimun, AKP Komarudin.
Ia membantah soal kabar yang berkembang di media sosial yang menyebutkan 2 penumpang dari Malaysia yang terpapar virus Corona dan sedang dalam pemeriksaan petugas karantina.

"Saya sudah koordinasikan dengan kantor pelayanan pelabuhan. Tidak ada yang terdeteksi virus corona sampai saat ini," kata Komar pada TribunBatam.id, Minggu (26/1/2020) sekira pukul 13.30 WIB.

Komar menyebutkan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Karimun terus melakukan pemantauan terhadap penumpang yang datang, terutama dari luar negeri.

"Mereka selalu memonitor penumpang yang datang dari Singapura dan Malaysia," sebut Komar.
Diketahui saat ini virus Corona cukup menghebohkan masyarakat.

Kabupaten Karimun sendiri merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Bahkan ada kapal-kapal ferry penumpang di Karimun yang memiliki rute pelayaran langsung ke Malaysia dan Singapura.(TribunBatam.id/ElhadifPutra)

Berita Terkini