Selain itu, perlu waktu cukup lama dalam mencari dan mencocokkan data karena biasanya tiket dan paket perjalanan sudah dibeli dari berbulan-bulan sebelumnya.
Jika dana sudah dikembalikan dan sudah sampai di travel agent, setelah itu akan diteruskan pada pelanggan.
Dana yang dikembalikan juga harus dipotong lagi untuk biaya servis travel agent di luar biaya penalti maskapai penerbangan atau hotel.
"Travel agent sudah jualan tiket, informasi harga tiket, informasi flight schedule, issue tiket, issue schedule, penagihan segala macam. Masa kami tidak dapat apa-apa juga," kata Pauline.
Badai refund
Pauline mengungkapkan travel agent tengah diterpa 'badai refund' sejak 24 Januari 2020 karena pembatasan penerbangan, khususnya perjalanan ke China.
Banyak konsumen melakukan pembatalan dan meminta refund untuk tiket dan tur perjalanan ke luar negeri yang sudah mereka pesan sebelumnya.
"Tapi seiring dengan menyebarnya virus ini ke negara lain, mulai juga ada pembatalan seperti Singapura, Thailand, Jepang, Korea karena destinasi itu favoritnya orang Indonesia," katanya.
Adapun saat ini baru tiket dan tur ke China yang bisa diberikan pengembalian secara penuh karena sudah ada travel warning khusus.
Pihak maskapai penerbangan rute ke China pun menghapus penalti pembatalan tiket.
Namun, untuk menghindari refund atau pengembalian seperti ini, Astindo menganjurkan pada travel agent anggotanya memberikan saran ke konsumennya melakukan pindah destinasi.
"Kami coba tawarkan alternatif lain. Salah satunya rute domestik. Dengan budget sama, bisa ke tempat yang lain yang relatif lebih aman, dan sejauh ini lumayan berhasil," tutup Pauline.
• Tiga DPO Pencurian Asal Lingga Diringkus Unit Reskrim Polsek Gunung Kijang, Amankan Dollar Singapura
• virus Corona Jangkiti Singapura, Warga Batam Diimbau Tak ke Luar Negeri Dulu
• virus Corona Serang Singapura, Dipastikan Lumpuhkan Ekonomi, Kok Indonesia Adem Ayem Saja?
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Refund Tiket dan Tur Singapura Tidak Penuh meski Status Oranye, Kenapa?".