"Saya juga memutuskan untuk pindahkan anak dari sekolah ini. Biar pindah dan mulai dari awal di sekolah lain saja," kata dia.
Martinus mengatakan, secara psikologis anak-anak yang mendapat perlakuan kotor dari pendamping pasti terganggu jika terus bertahan di sekolah itu.
Sementara itu, pihak Seminari Bunda Segala Bangsa menggelar rapat dengan orangtua siswa terkait hal ini. Namun, mereka enggan untuk berkomentar saat diwawancarai awak media. (Artikel ini telah tayang di Kompas.com)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Usai Makan Siang 77 Siswa di NTT Dipaksa Makan Kotoran Manusia, Terbongkar Lewat Group WhatApps